29. Dimulai

605 627 145
                                    

Udara sejuk menyapa dari jendela kamar gadis cantik yang sedang merapikan buku-buku yang akan dibawanya hari ini. Jam di kamarnya sudah menunjukkan pukul 5:45 AM, yang menandakan ia harus segera sarapan. Di ruang makan sudah tersedia beberapa lauk yang menggugah selera makannya. Saat ia masih menyantap sarapannya, tiba-tiba saja bel rumah berbunyi.

Ting tong...

"Siapa deh pagi-pagi gini?" ujarnya sambil menuju pintu.

Gadis itu membukakan pintu dan terlihat seorang lelaki memakai jaket kulit hitam khas dengan aroma parfumnya yang sudah ia kenali.

"Good Morning adek manis!" sapa lelaki itu.

"Gue bukan adek lo tau! Masuk dulu yuk, bunda gue bikin menu sarapan agak banyak tuh," ajaknya.

Lalu, lelaki itu mengikuti langkah kaki gadis tersebut sampai ke meja makan. Bunda dan ayah gadis itu sedang menyantap sarapan bersama.

"Bun, yah, ini ada tamu nih pagi-pagi gini," ucap si gadis.

"Eh kamu Rey! Sini-sini ikut sarapan bareng sama kita!" ajak bunda.

Benar, lelaki itu bernama Reynold. Sahabat kecil gadis itu sejak di sekolah dasar. Ia pun tersenyum ramah dan sarapan bersama keluarga gadis itu.

"Rey, kamu kesini ada perlu apa dengan anak kami?" tanya sang ayah.

"Eum, saya mau ajak berangkat bareng aja, Om. Lagi pula ini gerimis, takut dia ga focus mengendarai motor, jadi lebih baik saya aja yang bonceng," jawabnya.

Sarapan selesai. Mereka bergegas untuk berangkat menuju sekolah jam enam ini, karena khawatir jalanan akan macet karena jika hujan sudah turun. Saat di pertigaan Jalan Kenangan, mereka bertemu dengan dua sahabatnya.

Klakson motor Rey dibunyikan. Dua sahabatnya pun menoleh kepadanya dan membunyikan klakson juga.

"Hei berduaan aja lo!" ujar Rey dengan suaranya yang kencang.

Wajar saja jika ia memanggil dengan suara kencang, karena hujan kali ini cukup deras. Kedua sahabatnya pun mulai menghampiri motor Rey. "Dih, lo juga berduaan aja ya!"

"Enggak kok, kita berempat sekarang hahaha!" balas Rey.

Dua puluh menit kemudian, mereka sampai di sekolah tercinta. Sebelum ke kelas, mereka memilih untuk menuju loker dahulu untuk megelap seragam mereka yang cukup basah dengan handuk kecil yang tersedia di sana.

"Sha, lo tetap duduk sebelah si Nabila apa gimana?" tanya sahabatnya, Sherly.

"Kayanya gue akan coba buat duduk sebelahan dulu sama Nabila. Kalau gue merasa ada yang aneh dari sikapnya, baru gue pindah," jawab Aneisha sambil menyisir rambutnya.

Sherly paham. Setelah selesai mengeringkan seragam, keempat sahabat itu langsung menuju kelas. Aneisha melihat Nabila yang sudah datang. "Eh udah dari tadi, Bil?"

"Hm kayanya baru tiga menit yang lalu gue duduk disini," jawabnya.

Aneisha merasa tidak ada yang berbeda dari sikap Nabila. Maka, ia akan tetap duduk bersebalahan dengannya. Jam pelajaran hari ini dimulai dengan praktik bercerita dalam bahasa inggris. Tentu saja ini mata pelajaran yang sangat disukai Aneisha. Ia cukup berlatih tiga kali untuk memperlancar pronuncation nya.

Ia maju dan mulai bercerita layaknya gadis yang bersekolah di luar negeri. Pronuncation nya nyaris sempurna. Mr.Andrew pun takjub dengan tampilan Aneisha hari ini. Lalu dilanjut dengan Reynold, ia bercerita tentang pengalamannya berbisnis diusia muda.

Bel berbunyi, namun ada enam orang lagi yang belum menyelesaikan tugas dari Mr.Andrew.

"Yang belum praktik, nanti temui saya saat pulang sekolah!"

Best Friend(zone) [SUDAH TERBIT:GENTE BOOKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang