24. Pertemuan

704 694 112
                                    

Malam hari yang sunyi dan banyaknya bintang bertaburan menghiasi langit yang cantik di rumah seorang gadis perempuan blasteran Inggris-Indonesia. Yang tak lain, dia adalah Careen. Di sofa, ia sedang duduk santai bersama temannya. Mereka sedang asyik menyaksikan film yang sedang booming di dunia remaja. Terpajang banyak snack dan beberapa minuman dingin di meja tersebut.

Saat asyik menonton film, terlihat ada notifikasi pesan dari salah satu ponsel gadis itu. Di layar ponsel nya terlihat jelas nama pengirimnya, "Dad".

"Sha, kamu kapan pulang ke rumah?"

Ya, itu ponsel milih Aneisha. Ia segera membalas pesan tersebut. Sebenarnya, ia belum ingin kembali ke rumahnya. Tapi, ia tidak tega melihat papa nya yang setiap hari mencemaskan keadaan nya.

Mau akan pulang kalau mama dan anaknya itu sudah mengintropeksi dirinya, pah.

Tapi papa sangat mengkhawatirkan mu, nak. Papa selalu menunggumu untuk kembali ke rumah

Pesan itu hanya dibaca olehnya. Ia kembali menyaksikan film yang baru dua puluh menit dimulai.

"Bokap lo, Sha?"

"Hm, iya kak. Nanyain kapan gue pulang ke rumahnya."

"Lo akan kek gini sampe kapan, Sha? Gue kasihan sama bokap lo, yang selalu khawatir sama lo."

"Gue kan baik-baik aja. Jadi, ga ada yang perlu dikhawatirkan. Lagian gue masih males buat ketemu nyokap gue yang ga bisa nerima prestasi gue."

"Sebenci apapun lo ke orangtua lo, mereka akan tetap sayang sama lo, Sha."

"Tapi lo ga ngerasain gimana rasanya dibeda-bedain sama nyokap sendiri, kak. Pasti sakit hati, marah, kecewa sama diri sendiri kalo lo diposisi itu."

"Sorry Sha, gue ga ada maksud buat lo marah. Disini gue cuma ungkapin aja apa yang lagi dirasakan sama bokap lo sekarang. Iya, gue emang ga pernah mengalami dibeda-bedain sama orangtua gue. Dari SD gue dirawat sama bi . Jadi, sorry banget kalo gue bikin lo jadi emosi, Sha."

Aneisha terdiam mendengar ucapan Careen. Ia berpikir, apakah perkataan nya tadi terlalu jahat untuk diucapkan.

"Kak, gue minta maaf juga soal tadi. Gue ga tau kisah lo pas kecil. Maaf banget, Kak."

"It's ok, Sha. Gue ga pernah dibawa ke hati tentang hal itu. Menurut gue saat ini, lo coba bikin nyokap lo berpikir kalo lo berhak berprestasi di bidang yang lo kuasai. Bukan cuma masalah menghitung doang yang dibanggakan, semua orang berhak berprestasi dengan caranya sendiri! So, please bikin nyokap lo yakin kalau lo bisa sukses dengan cara lo seperti ini!"

Mata Aneisha berbinar. Belum pernah ia mendengar kalimat motivasi sedalam itu secara langsung. Ia refleks memeluk Careen dan mengucapkan terima kasih nya.

🌹🌹🌹

Udara pagi yang sejuk menghiasi suasana taman sekolah GIS. Di sana sudah ada empat orang anak yang sedang berbincang.

"Seriusan lo bakal balik ke rumah lo lagi?"

"Gue dukung apapun yang terbaik bagi lo pokoknya!"

"Inget ya, kalau lo ada masalah atau ada hal yang bikin kepikiran terus, Lo harus cerita ke kita, Sha. Jangan dipendam sendiri, nanti yang ada lo malah sakit."

Best Friend(zone) [SUDAH TERBIT:GENTE BOOKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang