28. Terpisah

655 650 195
                                    

Terlihat seorang gadis sedang duduk di kursi sebuah kafe yang cukup ramai. Ia sedang menatap layar ponselnya. Jari jemarinya bergerak mengetik pesan untuk seseorang yang sedang ia tunggu saat ini.

Sampai minumannya sudah setengah habis, orang yang ia tunggu belum juga datang. Raut wajahnya berubah menjadi kesal. Ia menggerutu. "Ish! Lama banget sih nih orang!"

"Hai, sorry ya buat lo nunggu lama," ujar seorang gadis yang menghampirinya.

"Minuman gue hampir mau habis, kalian baru datang," balasnya dengan wajah kesal.

Gadis yang baru datang itu memanggil pelayan untuk memesan minuman. Pelayan itu datang. "Mau pesan yang mana kak?"

"Saya pesan choco milkshake, lo mau pesan lagi ga?" tanya kepada gadis yang kesal.

"Ah ga usah, nanti kembung gue nya," jawab gadis itu.

"Ya udah deh mas, choco milkshake nya satu aja."

"Baik, mohon ditunggu," ucap pelayan yang langsung pergi.

Sembari menunggu minuman yang dipesan, mereka berbincang tentang hal penting yang ingin disampaikan. "Lo udah tau belum bakal satu tim sama siapa, Cla?"

"Belum lah, lagipula teman-teman gue aja jauhin gue gara-gara masalah sepele tadi siang," jawab Clarissa.

"Gue ngajak lo ketemuan karena ada yang mau kita sampaikan ke lo. Tapi, gue mau nanya dulu, apa benar lo bisa membaca tulisan yang orang lain ga bisa lihat?"

Clarissa mengangguk. "Iya, so?"

"Nice! Gue mau nanya lagi, apa lengan lo sempat merasa nyeri?"

"Tadi pas gue di rumah sih gue merasa nyeri gitu, tapi sekarang sih udah hilang," jawabnya.

"Cool! Coba lihat ada tanda atau apa gitu di lengan lo? Ayo gue antar ke toilet," ajak gadis itu.

Mereka pun menuju toilet. Sesampai di toilet, Clarissa langsung memperlihatkan bagian lengan nya yang nyeri tadi.

"Hah apaan ini? satu garis warna hijau?" ujar Clarissa yang tak menyangka.

"That's right! Welcome to green team, girl!" sambut gadis itu sambil berjabat tangan.

"Tunggu, gue ga ngerti. Kenapa lo salaman sama gue dan bilang welcome?"

Gadis itu menampakkan senyum smirk nya. "Gini gue jelasin deh. Tadi sore pas nyiapin buku buat besok, tangan gue kerasa nyeri gitu. Gue langsung ngecek kan takut kenapa-napa. Terus gue lihat dua garis hijau ini di lengan."

Clarissa tak menyangka ia akan satu tim dengan gadis itu. Karena dulu, saat pertama masuk GIS, ia selalu dibully dengan gadis itu. Dan sekarang ia harus beradaptasi dengannya.

"Gimana bisa gue satu tim sama lo? Sedangkan dulu aja lo yang suka bully gue?"

"Hm, yang udah lewat tinggal lupain aja, sist. Oke, sekarang kita harus bekerja sama yang baik di green team ini," ujar gadis dengan cardigan putih.

"Oke, gue akan coba beradaptasi sama kalian. Tapi kalau gue merasa ga satu hati, gue akan minta ganti tim sama ketua," sahut Clarissa.

Gadis tersebut setuju dengan ucapan Clarissa. Setelah obrolan berakhir, mereka memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah, Clarissa langsung membuka laptopnya. Ia ingin mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi di kelas khusus ini.

Namun usahanya gagal, tak ada apapun artikel ataupun sedikit informasi yang ia dapatkan. Ia belum menyerah begitu saja, kini tangannya langsung meraih ponsel yang didekatnya.

Best Friend(zone) [SUDAH TERBIT:GENTE BOOKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang