19. OSN

962 675 190
                                    

Dua hari kemudian...

*Sherly POV On

05.30

"Oke, semuanya udah siap."

"Neng Sherly, nih sarapannya sudah siap," panggil Bi Neni.

"Iya bi, aku turun sekarang."

Gue langsung keluar dari kamar dan menuju ruang makan untuk sarapan dulu. Menu sarapan yang disajikan Bi Neni adalah roti dengan selai blueberry. Yap, gue memang sangat menyukai selai blueberry. Walaupun kata orang lain selai ini sangat asam, tapi bagi gue ini selai terenak melebihi selai cokelat.

"Neng, nih diminum ya susu hangat nya," ucap Bi Neni sambil menaruh segelas susu cokelat hangat.

"Iya bi, terima kasih."

"Oh iya, bagaimana persiapan Neng Sherly? hari ini akan ada olimpiade kan?" Tanya Bi Neni.

"Alhamdulillah bi, aku sudah siap sembilan puluh persen, doakan aku ya bi supaya bisa lolos ke babak final."

"Bibi pasti doakan Neng Sherly, kan jika Neng Sherly menang, bibi, Tuan, Nyonya juga pasti akan bangga mendengarnya, jadi Neng Sherly harus teliti mengerjakannya dan yang pasti selalu semangat ya!"

Gue yang mendengar kalimat tersebut terharu. Karena Bi Neni selalu memberikan semangat pada gue untuk selalu semangat setiap hari menjalani hidup ini. Ya, mungkin kalian tidak tahu mengapa Bi Neni selalu memberikan semangat pada gua. Ketiga sahabat gue pun tidak mengetahui hal ini, kecuali Ahmad. Ya, Ahmad sudah mengetahuinya lebih dahulu. Tapi, gue akan memberitahu apa yang sedang terjadi pada diri gue.

🦄🦄🦄

*FLASHBACK ON*

Enam bulan yang lalu

"Bi, kok hidung aku berdarah terus sih?"

"Astagfirullah Neng Sherly! Ih ini kenapa kaya gini?" Bi Neni menanya kembali ke gua.

"Sejak kemarin seperti ini bi, aku takut kenapa-kenapa bi, hiks..hiks.."

"Eh jangan nangis dong Neng, kita ke rumah sakit saja ya untuk periksa keadaan Neng Sherly."'

"Ya sudah, ayo bi sekarang saja."

"Ya sudah kamu ganti baju nya dulu ya."

Gue mengangguk dan menuju kamar untuk mengganti baju. Sepuluh menit berlalu, gua sudah siap mendengar semua yang dikatakan dokter nantinya.

"Ayo bi, kita berangkat sekarang."

"Neng yakin mau nyetir mobil? Kan sekarang Neng Sherly lagi sakit, apa perlu bibi telepon Ahmad aja untuk mengendarai mobil?" Tanya Bi Neni.

"Eh ga usah bi, aku bisa kok."

"Ya sudah kalau gitu, jangan terlalu kencang ya Neng nyetirnya."

Gue hanya menangguk dan tersenyum. Mobil di garasi pun gua keluarkan. Bi mengunci pintu dan gerbang dulu, lalu kita langsung berangkat menuju rumah sakit.

RS. PERMATA

Akhirnya kami sampai di rumah sakit. Bi Neni langsung menuju meja repsesionis untuk menanyakan jadwal dokter yang hadir sekarang. Tidak butuh waktu lama bi kembali menghampiri gue yang sedang duduk di kursi tunggu.

Best Friend(zone) [SUDAH TERBIT:GENTE BOOKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang