21. Aneisha Story

777 670 130
                                    

Hari ini mama nya Aneisha pulang kembali ke rumahnya. Ia bernama Laras. Laras telah menyelesaikan pekerjaan nya di Bali selama satu bulan. Laras adalah seorang designer terkenal di sana. Ia telah usai mengadakan pameran busana yang sangat fashionable dan unik-unik murni hasil rancangannya sendiri. Bagaimana kah sikap Laras kepada Aneisha nya sendiri? Apa kalian akan berpikir, mama nya itu sangat baik? Sangat perhatian? Kalian salah besar! Laras sangat acuh dan terkadang ia bermain fisik kepada Aneisha yang padahal ia tak salah apapun.

Saat ini Aneisha sedang berbaring di kasurnya sambil membuka lembaran buku diary nya. Itu adalah buku diary pemberian mama kandungnya nya saat ia ulang tahun yang ke-7. Saat itu semuanya tampak bahagia, tapi hingga suatu saat mama nya mengalami kecelakaan. Itu membuat hati nya Aneisha sangat sakit.

Tangan nya mulai tergerak dan menulis sesuatu di buku diary nya. Ia menulis: "Hari ini adalah hari sabtu. Sekolah libur, tapi seharusnya sih gue pergi ke tempat les piano. Namun kegiatan di luar semuanya gue cancel. Karena gue dengar dari bokap sih katanya hari ini mama pulang. Gue kangen banget sama mama. Udah sekitar enam bulan gue ga ketemu sama mama, gue kangen masakan nya mama, apalagi telur mata sapi yang sangat bagus hasil memasak mama. Semoga aja mama udah bersikap baik lagi ke gue"

Setelah selesai menulis diary, Aneisha turun dan menuju ke meja makan. Di sana sudah ada papa nya yang bernama Seno. Seno seorang Chef yang handal di kota ini. Ia sangat menyayangi Aneisha dengan sepenuh hatinya. Bila mengingat saat mereka masih berkumpul setiap hari di meja makan itu rasanya sangat bahagia sekali. Namun, sejak satu hari setelah ulang tahun Aneisha, semuanya seketika hilang.

"Ayo Sha, kita sarapan dulu!" ajak papanya.

"Wah kali ini papa masak apa nih?" tanya Aneisha sambil melihat makanan yang sedang disajikan ke piring.

"Papa masak omlete sama tumis kangkung kesukaan kamu," jawab papanya.

"Ih asik! Dari kemarin aku lagi mau omlete, Pah. Dan sekarang papa masakin buat aku, makasih banget ya pah!" ucapnya sangat gembira.

"Kenapa kamu gak bilang aja sama papa kalo kamu mau? Kan bisa langsung papa masakin."

"Hehe aku liat kemarin-kemarin papa berangkatnya pagi banget bahkan sebelum aku sarapan, jadi aku ga mau bikin papa ribet."

"Udah dong curhatnya nanti dilanjut lagi, sekarang kita makan dulu ya, Sha."

Aneisha hanya mengangguk dan tersenyum.

Sarapan telah selesai. Aneisha merapikan piring yang tadi ia gunakan dan kemudian langsung dicuci. Seno telah mendidik Aneisha menjadi anak yang lebih mandiri dari sebelumnya. Walaupun di rumahnya ada asisten rumah tangga, namun Seno tetap memerintahkan Aneisha untuk mengerjakan pekerjaan yang masih bisa ia lakukan sendiri.

"Pah, aku ke kamar ya."

"Jangan langsung tiduran ya, ga bagus untuk kesehatanmu," sahut Seno.

Aneisha kembali ke kamarnya dan duduk di kursi belajarnya sembari mengecek pesan dari teman-temannya.

"Waduh, rame banget grup gabut ini," Aneisha bergumam.

Ia langsung membuka pesan baru di ponselnya. Ternyata, Aneisha lupa kalau hari ini sahabat-sahabatnya ingin berkunjung ke rumahnya untuk mengerjakan tugas kelompok mata pelajaran Biologi. Mereka ditugaskan untuk menanam kacang hijau selama beberapa hari hingga tumbuh menjadi tumbuhan tauge.

"Aduh, hari ini ada kerja kelompok lagi. Tapi kan hari ini mama mau ke sini juga, huft gimana ya?" Aneisha berpikir keras.

Ia tahu bahwa mama nya kurang suka jika di rumah ini banyak anak-anak. Karena bagi mama nya terlalu banyak anak itu bikin ribet. Makanya Laras lebih memilih karirnya dan bercerai dari Seno. Agar anaknya itu tidak menganggu karirnya. Aneisha langsung turun ke ruang tv untuk menemui Seno dan membicarakan sesuatu.

Best Friend(zone) [SUDAH TERBIT:GENTE BOOKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang