Tiga hari telah berlalu. Atmosfir ujian akhir akan segera dimulai. Semua murid mempersiapkan perlengkapan dan strategi ujian dengan matang. Seperti Aneisha, Dafa, dan Reynold.
Mereka kini berada di perpustakaan sekolah untuk membaca beberapa buku dan petunjuk ujian yang telah diberikan oleh ketua tim jingga."Eh menurut kalian bakal susah ga sih ujian akhir ini?" tanya Rey sambil membaca buku di mejanya.
Aneisha menaruh buku yang sedang ia baca. "Hm, ga bisa diprediksikan sih menurut gue, Rey."
"Gue harap sih ga bikin ribet deh, biar santuy ngerjainnya," sahut Dafa yang bersandar ditembok.
"Ck, ah lo pada ga ngasih jawaban pasti," decak Rey.
"Yhee lo malah sewot, kan udah dibilang kita ga bisa prediksi gimana tuh ujiannya, Bambang!" Seru Dafa.
"Eits selow bro, elah bercanda doang bang," ujar Rey.
"Oh iya, nanti kelompoknya bakal dipisah lagi ga ya? Eh jangan deh udah enak sekelompok sama kalian," ucap Aneisha yang kini menaruh kembali beberapa buku ke rak.
"Iya lah enak sekelompok sama kita mah. Apalagi ada aa Dafa, ye ga?" Ucap Rey dengan wajah meledek.
Dafa beranjak lalu menghampiri Rey dengan membawa bantal sofa di ruang perpustakaan.
"Nih makan tuh bantal!" lontar Dafa yang langsung keluar dari ruangan.
Aneisha tertawa melihat kedua sahabatnya tersebut yang tiap hari ada aja tingkah konyol nya.
"Hahahaha nah kan kena lo sama si Dafa," ujar Aneisha yang menyusul Dafa keluar.
Rey terduduk dengan tatapan datarnya. "Terus aja bully gue kek tadi," Dapoy!
Setelah merapikan kursi yang ia pakai, Rey menyusul kedua sahabatnya itu menuju ruang kelas karena sebentar lagi jam pelajaran terakhir akan dimulai.
Sementara di kelas 10 IPA 2, terlihat semua murid sedang membaca buku bahasa Inggris. Karena sepuluh menit lagi akan kuis mingguan mata pelajaran bahasa Inggris.
"Sher, lo bantuin koreksi pronunciation gue ya?" pinta seorang lelaki kepada Sherly yang sedang fokus membaca.
Sherly tidak menanggapinya. Tapi lelaki itu terus saja meminta agar Sherly mau membantunya.
"Ck, sorry gue ga bisa. Mending lo minta tolong ke Cla aja," ucap Sherly yang sudah malas dengan semua drama ini.
"Huft, ya udah deh kalau lo ga mau," balasnya dengan nada yang tak bersemangat.
Lelaki itu pun menghampiri meja Clarissa. "Cla, tolong koreksi pronunciation gue ya?"
"Eh lo Mad, ayo boleh boleh!" seru Clarissa.
Clarissa pun mempersilahkan Ahmad untuk duduk di kursi sebelahnya.
Sepuluh menit berlalu, kuis bahasa Inggris pun dimulai.Tampak persaingan skor yang cukup sengit antara Clarissa dan Sherly. Yap, kedua gadis itu memang selalu bersaing dalam mata pelajaran ini.
"Okay last question.
Someone ... the door now. We are not in the living room.
a. are knocking
b. knock
c. is knocking
d. knocked
Choose the right answer!" pinta Pak Andrew.Sherly mengangkat tangan terlebih dahulu dibanding Clarissa. Tatapan tajam mengarah kepadanya.
"Yes Sherly, what's the answer?" tanya Pak Andrew.
"C. is knocking," jawabnya.
"That's right! Congrats! You're the winner this week!" seru Pak Andrew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend(zone) [SUDAH TERBIT:GENTE BOOKS]
Teen FictionHighest rank: #3 in highschoolstory [25-05-2021] #1 in Sherly [28-06-2020] #1 in Ahmad [28-06-2020] #20 in Friendzone [19-02-2020] #1 in wttys2019 [25-12-2019] #1 in Aldo [31-12-2019] BLURB: Jakarta. Tempat ditemukannya banyak sekolah mewah. Seperti...