30. Berubah

584 590 177
                                    

Awan gelap menghiasi jalanan padat kendaraan. Dua hari ini matahari tidak bersahabat dengan penduduk ibukota. Terlihat beberapa pengendara motor sudah bersiap dengan pakaian bertempur saat hujan turun nanti. Udara yang sejuk dengan semilir angin ikut meramaikan jalanan ibukota. Dua orang pengendara sepeda motor terlihat sedang menepi dan memakai jas hujan.

"Nih ayo cepat pakai dulu!" suruh lelaki yang memakai jas hujan biru tua.

Gadis itu menerima jas hujan dari si lelaki. "Iya iya, sabar dong."

Saat menaikkan resleting jas hujannya, tiba-tiba saja resleting itu tidak bisa digerakkan.

"Duh kok ga bisa sih resletingnya?" ujar gadis cantik itu.

Si lelaki pun berinisiatif untuk membantunya. "Sini gue coba dulu."

"Tuh ini bisa. Bilang aja lo mau gue pasangin jas hujannya huh!" ujarnya yang meledek.

Gadis itu memasang muka kesalnya. "Ih mana ada! Ini tadi ga bisa tau!"

"Iya deh, ya udah ayo berangkat!" ajak lelaki itu yang menyalakan motornya.

Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Sebelum sampai sekolah, benar saja hujan deras mengguyur mereka. Namun, untungnya mereka telah menyiapkan pakaian tempur hujan terlebih dulu.

"Jangan kencang-kencang ya, jalanan licin soalnya!" ucap gadis itu agak kencang karena suara hujan yang mengganggu.

Lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya. ia berhati-hati dalam mengendarai motornya. Terlebih lagi karena sedang membonceng gadis cantik. Sepuluh menit berlalu, mereka sampai di sekolahnya.

"Kita lewat koridor kelas sebelas aja ya?" tanya lelaki itu.

"Oke oke!" balasnya.

Mereka berlari kecil untuk menghindari bajunya agar tidak terlalu basah karena hujan yang masih mengguyur daerah sekolah mereka. Sebelum ke kelas, mereka mampir ke loker untuk mengambil handuk kecil agar bisa mengelap bagian tubuhnya yang terkena hujan.

"Masih dingin ga?"

"Enggak terlalu. Ayo ke kelas aja, bentar lagi bel."

Mereka menuju kelasnya masing-masing. Gadis itu terduduk dan langsung meminum teh hangat yang ia bawa dari rumah. Lalu seseorang menghampirinya.

"Ekhem! Enak ya habis boncengan hujan-hujan gini," ucap gadis disebelahnya.

"Kan dari kemarin juga gue bareng dia."

"Oh begitu ya? Terus kenapa kemarin dia ke supermarket sama cewek lain?"

"Emangnya salah ya kalau dia main sama cewek lain? Gue belum jadi istrinya ga berhak melarang dan mengekang dia sampe segitunya, Cla."

Lelaki yang di kursi belakang mereka merasa rishi dengan perdebatan sepele itu. "Heh, kalian bisa ga sih ga usah ribut? Ini masih pagi!"

Kedua gadis itu terdiam. Gadis yang meminum teh hangat itu beranjak dari kursinya dan pindah ke baris keempat disamping Kayla.

"Kay, gue duduk sama lo ya sekarang?"

"Loh tiba-tiba gini?"

"Gak apa-apa bosen aja duduk di depan terus."

"Oh oke oke, silahkan aja free kok gue mah."

Gadis itu pun langsung duduk ditempat barunya. Sementara dua temannya yang didepan merasa ada yang beda dengannya.

"Lo ngapain sih pakai nanya hal sepele kaya gitu, Cla?"

"Ya gue mau tau aja, Mad."

"Tapi ga usah segitunya juga kalau nanya."

Best Friend(zone) [SUDAH TERBIT:GENTE BOOKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang