32. Berulah lagi

475 473 107
                                    

Minggu yang cerah dimanfaatkan oleh Sherly dan Aneisha untuk berolahraga. Kini mereka sudah berada di sekitar taman tulip untuk jogging bersama. Terlihat cukup ramai di tempat tersebut, terlebih lagi anak-anak kecil dan ibu nya. Lima belas menit pertama telah berlalu, kedua gadis itu memutuskan untuk beristirahat dahulu di bangku taman.

"Sher, gue beli minum dulu ya disana," papar Aneisha yang menunjuk warung penjual minuman.

"Eum oke deh. Gue nunggu disini aja," balas Sherly.

Aneisha meninggalkan Sherly yang terduduk sendirian di bangku taman. Warung penjual minuman itu lumayan ramai oleh bocah-bocah yang membeli susu kotak ataupun es krim. Ia hendak mendahului barisan bocah itu, tapi para ibunya menatap Aneisha dengan tatapan tajam.

"Ya dah mak, saya nunggu aja," ucapnya dalam hati.

Kembali ke Sherly. Ia menunggu Aneisha sembari bernyanyi kecil untuk mengisi waktu gabut nya saat ini. Saat sedang asyik bernyanyi, tiba-tiba saja ia dilempari oleh kertas yang dibentuk bulat mengenai punggungnya. Sontak ia langsung menoleh ke belakang. Namun ia tidak melihat seorang pun disana.

"Siapa sih? Iseng banget jadi orang," ucapnya dan langsung membuka kertas itu.

'Hai girl! Permainan baru saja dimulai. Gue harap lo nyerah aja, daripada gue berbuat yang lebih dari kemarin. Btw, gimana udah lihat isi kotaknya?'

"Kemarin? Gila! Ini surat ketiga yang gue terima. Eh wait, kotak? Kotak apa?" ucapnya dengan mimik wajah bingung.

Aneisha kembali membawa dua botol air mineral. Ia duduk dan langsung meminum air tersebut.

"Huh, haus banget! Eh iya nih Sher minum nya!" papar Aneisha yang menyodorkan botol air minum.

Sherly tidak menanggapi Aneisha. Ia masih terfokus dengan kata 'kotak' pada surat tersebut.

"Sher?"

Sherly tersadar dari lamunannya. "Eh lo udah datang aja, Sha."

"Udah semenit yang lalu gue duduk neng. Lo mikirin apaan sih? Sampai gue dikacangin gini."

"Hm, tadi ada yang lempar ini ke gue," ucapnya sambil memberikan kertas itu pada Aneisha.

Aneisha membuka lalu membacanya. "Jujur sama gue, ini udah keberapa kalinya lo dapat surat ini?

Sherly terdiam. Ia enggan menjawab jujur. Pasalnya ia tidak mau terlalu melibatkan Aneisha ataupun yang lainnya dalam masalah ini.

"Eum ga banyak kok."

"Serius? Gue ga mau lo nanggung masalah ini sendirian, Sher."

Sherly mengangguk. "Eh tapi itu ada tulisan 'isi kotak', kotak apa yang dia maksud?"

Aneisha membaca kembali surat tersebut. Benar, ada tulisan 'isi kotak'. Seketika ia teringat dengan kejadian semalam saat ia dan Dafa ingin berkunjung ke rumah Sherly.

"Oh kotak itu!"

"Lo tau?"

"Ya mana gue tau neng!"

"Yhee gue kira tau jubaedah!" ungkapnya yang kesal sambil menyipratkan air ke wajah sahabatnya.

Sherly langsung kabur meninggalkan Aneisha dengan wajah yang terkena cipratan air.

"Heh awas ya lo! Nanti gue cipratin balik pake selang!" teriak Aneisha mengejar Sherly.

Sherly berlari kecil hingga sebuah motor mengklakson karena ia melihat Sherly yang berlari sembarangan.

"Weh neng! Kalo lari lihat jalan dong!" decak seorang lelaki berjaket hitam.

Sherly berhenti seketika karena ia pun tak sadar dengan kehadiran motor itu. Ia mendekati si pengendara motor.

Best Friend(zone) [SUDAH TERBIT:GENTE BOOKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang