PART 3 (i'm not believe it)

4.1K 265 17
                                    

Vote ya.

Thx

***


Aku sangat bergembira dia mengajakku mengerjakan PR bersama di rumahnya. Padahal hanya sebatas mengerjakan PR, tapi perasaanku sangat (teramat) deg-deg-an. Entah kenapa, aku sendiri bingung dibuatnya.

Nah, ini sudah pukul dua. Aku akan segera berangkat kesana bersama Alief.


Tok Tok Tok.

Ku ketok pintu rumahnya.

Semenit...

Dua menit...

Mana nih? Ga nongol juga?

Ku coba ketok lagi,

Dan.. Gaada respon.

Hah. Aku coba telpon dia, tapi gak diangkat hmm. Alief pun mencoba menghubungi dia, tapi hasilnya sama, tidak diangkat. Kami mencoba menunggu di halaman rumahnya. Berharap ada orang yang keluar soalnya kalau kelamaan nanti kita bisa dianggap maling. Disaat kami sedang menunggu...

"WOY kalian! Sini! Bantuin bawain kantong belanjaan gue!"

Sial! Itu seperti suara Khansa.

Kami menatap ke belakang. Di depan kami terdapat sebuah mobil yang lumayan bagus berwarna putih. Aku yakin ini pasti milik Natasya karena dialah yang menyupirnya.

"Kalian menunggu lama ya? Maaf tadi kami pergi dulu ke supermarket. Beli dulu makanan buat kita nanti. Tolong bawain ya hehe." ucap Natasya seraya keluar dari mobil dan membuka kunci pintu rumahnya.

Aku pun membawa beberapa kantong kresek besar dari bagasi mobilnya. Begitu juga dengan Alief. Khansa tertawa melihat kami membawa banyak kresek. Ish. Beli apa aja sih mereka? Banyak amat. Gak harus sampe 4 kresek besar juga kan?

Kami masuk ke rumahnya. Hmm, besar dan terkesan mewah. Mungkin sudah direnovasi. Tapi keadaannya sangat sepi. Ya maklum sih, ayahnya sedang berada di luar kota melaksanakan tugasnya sebagai TNI. Dan ibunya mungkin sedang pergi.

Kami menaruh kresek-kresek itu di atas meja makan.

"Kalian bertiga duluan aja pergi ke ruang tamu. Kita mengerjakannya disana." perintah Natasya.

Oh okay.

Kami duduk di karpet. Bukan di kursi. Karena untuk mengerjakan tugas bersama seperti ini, sangat menyenangkan jika dilakukan di lantai. Kebersamaannya semakin terasa.

Hmm apa ya.

Natasya datang sambil membawa buku dan makanan. Banyak sekali yang dia bawa. Ini mau mengerjakan tugas atau mau makan-makan?

"Ayo kita mulai!" teriak Alief bersemangat.

"Mulai apa? Makan?" balas Khansa.

"Ya bukan! Maksudnya mulai ngerjain tugasnya." balas Alief sambil sinis.

"Hmm... Masa sih.. Biasanya lo yang sering makan banyak. Tapi lo kok ga gendut-gendut ya?"

"Ahh sudahlah, ayo kita mulai. Mulai mengerjakan tugas sambil makan!!" ucapku meleraikan mereka. Karena mereka sering sekali berdebat dimanapun dan kapanpun.

Natasya tersenyum ke arahku setelah aku mengucapkan itu. Hihihi dia sangat manis.

Kami mulai mengerjakan tugasnya. Tugas dari Pak Nurwan ini memang kebangetan. Banyak dan panjang-panjang tentunya. Pengen sekali aku menuntutnya ke pengadilan karena tugas-tugas yang dia berikan kepada siswa itu banyak sekali. Tapi aku tidak yakin menang jika aku benar-benar menuntutnya. Konyol sekali hehe.

BROTHERS: The Same GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang