Hai ketemu lagi!
Enjoy!
Vomment-nya ditunggu✌***
Pagi ini, aku tidak merasa mood untuk melakukan sesuatu. Pernyataan dari kakakku seakan terus terngiang di kepalaku. Hal itu membuatku diam tanpa kata. Hah. Tapi aku harus sekolah. Hari ini hari sabtu. Berada di sekolah mungkin bisa membuatku lupa atas pembicaraan singkat antara Kak Fadly denganku hari senin lalu.
Aku berangkat ke sekolah, di jalan sangat macet. Aku pasti kesiangan. Ah biarlah aku tak peduli. Benar saja, gerbang sekolah sudah ditutup. Aku memohon kepada Mang Surya, satpam di sekolahku supaya aku bisa masuk. Aku berterus terang bahwa aku sedang tidak enak badan. Ya, wajahku memang sedikit pucat. Mang Surya membiarkanku masuk. Aku berterimakasih padanya. Suasana di sekolah sudah sepi. Semua siswa sudah masuk ke kelas masing-masing.
Aku naik ke lantai dua lalu masuk ke kelas.
"Assalamualaikum." salam ku ketika masuk. Mereka menjawab termasuk Bu Nina, guru matematika. Mereka bingung melihatku, mungkin merasa aneh karena aku datang terlambat. Aku duduk di bangku. Suasana dikelas terasa hening. Bu Nina tersenyum ke arahku.
"Wajahmu pucat, apa kamu sakit? Mungkin sebaiknya kau tidak perlu sekolah. Baiklah hari ini ibu sedang berbaik hati. Ibu tak akan menghukummu. Ayo kita lanjutkan pelajarannya."
Aku tersenyum mendengarkan perkataan Bu Nina. Guru matematika yang sangat baik dan mengerti pada siswa-siswanya. Aku mulai terbawa suasana belajar. Kali ini, aku mendengarkan apa yang diucapkan guru. Latihan yang diberikan pun aku kerjakan dengan cepat dan tepat. Entahlah, mungkin kali ini mood ku sangat baik untuk belajar.
"Oh iya, sudah lama ibu tidak memberi tugas kelompok. Nah, sekarang ibu akan memberikannya." Bu Nina berbicara itu sambil menghapus papan tulis.
"Kelompoknya ditentuin sama kita kan bu? Hehe..." Galih berbicara sambil nyengir. Aku baru sadar ternyata Galih sekolah. Tapi kok dia tidak berbuat yang aneh-aneh? Ah syukurlah.
"Tidak. Ibu yang akan menentukan. Kalian tidak boleh protes dengan keputusan ibu ya. Berhubung kelas ini ada 30 siswa, ibu akan memecahnya menjadi 6 kelompok. Jadi setiap kelompoknya ada 5 orang." jelas Bu Nina sambil mulai melihat absensi kelas 11c. Tidak butuh waktu lama akhirnya beliau sudah membuat kelompoknya. Aku tidak berharap sekelompok dengan Galih. Dia bukan orang yang tepat untuk diajak bekerja sama. Hehe.
"Baik, ibu akan umumkan ya. Kelompok pertama adalah Ramdan, Renaldi, Amelia, Rasya dan Fikri. Silahkan ke depan ibu akan menerangkan tugas apa yang harus kalian kerjakan."
Mereka pun ke depan. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku hanya berharap semoga aku sekelompok dengan Natasya. Itu saja haha. Tidak lama, mereka duduk kembali.
"Ya. Kelompok kedua adalah Alief, Khansa, Arinda, Natasya, dan..... Hmm.. Agung. Kalian ke depan. Sini"
Yeayyyyy.. Harapanku terkabul. Terimakasih bu.. Kau memang baik sekali. Apalagi ada Alief, sobatku yang selalu bisa diajak kompromi. Kami pun ke depan. Lucu. Kami bersatu kembali, hanya saja kali ini ada Arinda. Itu tidak masalah. Arinda kan murid ranking 1 dikelas. Soal matematika serumit apapun pasti dengan sekejap dia pecahkan. Hal itu akan sangat menguntungkan kelompok kami. Setelah kami mengerti tentang tugas kami, lalu kami duduk lagi.
Bu Nina terus menentukan kelompok sampai yang terakhir. Sampai akhirnya bel istirahat berbunyi. Bel istirahat seperti bel pembawa surga bagi kami. Sengantuk apapun kita di kelas, secape apapun kita di kelas, se-'mager' apapun kita di kelas, pasti akan berganti kebahagiaan jika mendengar bunyi bel istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS: The Same Girl
Ficção Adolescente-Story Completed- (prev tittle; Aku atau Kakakku?) Bagaimana rasanya ketika kita harus menerima kenyataan kalau cinta pertama kita, adalah cinta pertama kakak kandung kita juga? Miris sekali bukan? Kehidupan cinta masa abu-abu yang seharusnya meny...