Budayakan vote sebelum baca~
**
I will leave my heart at the door
I won't say a word
They've all been said before, you know
So why don't we just play pretend
Like we're not scared of what is coming next
Or scared of having nothing left
Look, don't get me wrong
I know there is no tomorrow
All I ask is
If this is my last night with you
Hold me like I'm more than just a friend
Give me a memory I can use
Take me by the hand while we do what lovers do
It matters how this ends
'Cause what if I never love, again?
Klik!
"Lho, kok radionya dimatiin?" ucap mama sambil melihatku.
"Gapapa." Jawabku singkat dan tetap fokus menyetir.
Hatiku masih tidak menentu. Pikiranku masih tidak karuan. Jantungku masih berdansa dengan hebatnya. Bimbang dan sakit hati bercampur jadi satu. Aku melakukan hal yang benar, kan? Aku menyuruh Natasya supaya tidak mendekatiku lagi. Jadi aku bisa cepat melupakan dia. Dan merubah rasa cintaku, menjadi rasa biasa. Meskipun aku masih tidak percaya karena meninggalkan dia di lapang sekolah dengan suasana yang tak nyaman, tapi aku bersyukur karena aku berani melakukannya. Ini yang terbaik untuk kita semua.
Lagu berjudul All I Ask dari Adele itu membuat perasaanku semakin terombang-ambing. Dari pada aku semakin depresi, lebih baik aku matikan saja radionya. Lirik dari reff lagu itu memang menyayat hati. Bisa-bisa aku menangis disini kalau lagu itu diputar sampai akhir. Lebih-lebih di sampingku ada mama. Masa iya aku nangis depan mama?
"Kamu lagi galau ya?"
TIDIDDD!!!!!
Ucapan mama membuatku tidak sengaja memencet tombol klakson. Hampir saja jantungku keluar dari tempatnya ketika mama bertanya tentang itu. "Ihh galau apaan sih? Biasa aja." Jawabku dengan semakin fokus melihat ke depan. Separah itukah wajahku sampai mama pun bisa mengetahuinya?
"Ahaha. Mama juga tau kok itu tadi lagu galau. Baru sampai reff udah maen matiin aja. Keliatan kali kamu lagi galau sekarang," Mama semakin lincah menggodaku. Sabar Gung, sabar. Untung aja mama yang ngomong, kalau temanku, sudah aku acak-acak rambutnya karena berani menggodaku yang sedang depresi ini. Ditambah aku sedang menyetir. Hm. "Itu tuh butiknya." Lanjut mama sambil menunjuk. Spontan aku memutar setir dan mendekati bangunan berwarna ungu muda itu. Besar juga ini butik.
Aku memarkirkan dan mematikan mobil. "Kamu mau ikut atau tunggu disini?" tanya mama sambil mengambil tas nya di jok belakang.
"Ikut aja. Belum pernah Agung masuk ke tempat kayak gitu." Jawabku spontan. Memang benar, walaupun itu tempat 'Kaum Hawa' tapi aku ingin ikut masuk. Dan jika aku tetap di mobil, pikiran-pikiran itu akan menguasai kepalaku lagi. Jadi lebih baik aku ikut mama. Yakali bisa lihat-lihat baju kan setidaknya menghibur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS: The Same Girl
Teen Fiction-Story Completed- (prev tittle; Aku atau Kakakku?) Bagaimana rasanya ketika kita harus menerima kenyataan kalau cinta pertama kita, adalah cinta pertama kakak kandung kita juga? Miris sekali bukan? Kehidupan cinta masa abu-abu yang seharusnya meny...