HAIIIII!!!!!!
MAU NANYA, APA MASIH ADA ORANG YANG MENUNGGU CERITA ABSURD INI??
Oke, udah lama si gue ga ngetik di dunia oranye ini. Sungguh mengkhawatirkan kalau masuk jurusan analisis kimia itu sibuk dan cape tingkat dewa
Entahlah, tapi untuk sekedar ngetik pun gaada waktu.
Akhirnya author gila ini muncul lagi horeee
Yang masih baca dan cerita ini, makasih ya.
Yang udah lupa (TERMASUK AUTHORNYA SENDIRI), yuk inget2 lagi walaupun mungkin feelnya kurang dapet saking lamanya gak apdet.
Entah bakal ada yang baca atau engga, tapi apdet dulu aja okeh.
Happy reading!
Vote sebelum baca:p
**
Kepalaku pening.
Seperti ada sesuatu yang berat di atas kepalaku.
Wajahku terasa panas.
Tubuhku sakit terutama dibagian dada dan perut.
Ada apa dengan diriku?
Kubuka mata perlahan, walaupun sulit tapi aku ingin mengetahui sedang dimana aku berada. Aku berusaha bangun dan duduk sambil bersender ke kasur. Cukup tau ini sangat sakit. Aku memegang perutku perlahan. Aku menunduk dan akhirnya melihat bercak lebam merah. Tanganku meraba-raba wajah. Aku meringis ketika tanganku mencoba menekan bagian pipi.
Apa yang terjadi sebelumnya?
Aku mencoba mengingat dengan keras. Tapi apa daya, semakin keras aku mengingat, rasa pusing di kepalaku semakin tak tertahankan. Argh!
Hampir lupa! Sedang dimana aku sekarang? Oke, jawabannya di kamar. Tapi kamar siapa? Sudah jelas ini bukan kamarku. Kasurku bukan berwarna biru. Dan disini tidak ada poster spongebob. Kamar siapa ya? Entah.
Kepalaku mulai berkeliling dan menemukan sebuah jam digital bertuliskan 03:09 AM. Waduh! Ini sebenarnya ada apa?
Krek!
Suara pintu terbuka tiba-tiba terdengar. Sontak aku memalingkan kepalaku ke arah pintu. Pintu itu terbuka perlahan dan akhirnya menampakkan satu sosok laki-laki. Laki-laki yang sudah sangat aku kenal. Ya, Kak Ilham. Kuperhatikan wajahnya, terlihat sangat lesu dan muram. Seluruh wajahnya terdapat bercak lebam merah, bahkan biru. Dia seperti sudah dikeroyok warga satu kampung. Apa yang terjadi dengannya?
Dia mencoba tersenyum ketika sorot mata sayunya bertemu dengan mataku. Senyuman tipis seperti itu sangat terkesan dipaksakan. Lihatlah bola matanya, seperti menyimpan seribu problema dan penyesalan yang dalam. Cukup! Tuhan cepat kembalikan ingatanku! Aku sungguh tidak ingat apa yang sebelumnya terjadi!
Dia berjalan perlahan ke arahku. Aku hanya bisa duduk sambil bersender ke kasur dengan selimut yang menutupi kaki. Aku benar-benar tidak berniat untuk berdiri. Tubuhku sangat ngilu.
Akhirnya dia berdiri tepat di samping kasur. "Sorry, brother," itu kalimat yang pertama kali keluar dari mulutnya. Sorry? Sorry for what?
"Gua udah bertindak kelewatan. Amarah gua udah gabisa dikontrol lagi. Maaf, gua bener-bener minta maaf." Lanjutnya lalu menunduk dan menutup mata. Terbesit selintas di otakku. Aku mengingat sesuatu! Aku ingat, kalau sebelumnya aku menghadiri pesta ulang tahun Zul. Ya, aku ingat itu. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS: The Same Girl
Fiksi Remaja-Story Completed- (prev tittle; Aku atau Kakakku?) Bagaimana rasanya ketika kita harus menerima kenyataan kalau cinta pertama kita, adalah cinta pertama kakak kandung kita juga? Miris sekali bukan? Kehidupan cinta masa abu-abu yang seharusnya meny...