Hai ketemu lagi
Budayakan vote sebelum baca:p
Enjoy!**************************
"Jadi sebenarnya apa yang mau diomongin sih? Dari tadi maaf lagi, maaf lagi, lo kata lebaran gitu? Plis gausah belit-belit bang." kataku kesal sambil berusaha menarik kerah bajunya. Tidak peduli dengan siapa aku sedang berhadapan. Tapi intinya, aku sudah penasaran dengan maksud Kak Ilham ini. Dia dari tadi minta maaf terus, tapi menjelaskan engga. Siapa yang ga emosi coba?
"Oke, baik. Gua akan ceritain semuanya. Lo tenang dulu. Tenang, ya?" jawab dia lalu mencoba menenangkan aku. Dia tidak melawan padahal aku menarik kerah bajunya tadi. Dia hanya merapikan kembali dan tersenyum. Aku mencoba tenang dan memasang telinga. Setelah aku mulai rileks, aku sadar bahwa tadi aku bertindak tidak sopan pada sobat Kak Fadly ini.
"Maaf, bang. Tadi saking penasarannya jadi emosi. Padahal gua juga tau kalo gua sedang berhadapan dengan siapa. Seorang atlet karate nasional. Maaf, hehe" aku mencoba tersenyum. Dia mengangguk perlahan. Kenapa dia jadi baik kayak gini?
"Iya gua ngerti. Kalemin aja," jawabnya sambil memukul kepalaku perlahan. Dia terkekeh dan akhirnya memasang muka seriusnya lagi.
"Oke, lo bisa cerita, Bang" kataku sambil mencoba duduk dengan tenang. Dia mulai termenung dan menatap kosong ke lantai. Seperti memikirkan sesuatu yang sulit untuk diucapkan. Aneh sekali sikapnya malam ini.
"BANG ILHAM HENKY RAMADHAN!" kataku teriak dan menggoyangkan tubuhnya. Dia kaget dan melotot ke arahku.
"KALEM AJA LUNTORO AGUNG SEBASTIAN!" jawabnya lagi tidak kalah teriak. Ngakak juga sih. Tapi kalau begini terus, kapan ceritanya? Bisa-bisa sampai subuh pun dia gabakal cerita.
"Jadi gini, Gung. Gua mau terima kasih sama lo atas bantuannya selama ini. Lo emang baik banget. Yawalaupun nyebelinnya selangit, tapi lo udah gua anggap kaya adik gua sendiri," ucapnya dengan wajah serius.
"Hmm, oke, next?"
"Lo dengan ikhlasnya nerima semua ocehan gua, jailnya gua, dan yang lainnya. Lo tetep bisa bantuin gua dan buang-buang waktu demi gua. Demi gua bisa jadian sama Arinda, lo terima semua suruhan gua. Sampai akhirnya, hari ini gua resmi pacaran sama dia. Makasih banget, Gung. Lo emang sahabat dan sekaligus adik angkat gua."
"Yap! Sama-sama. Jadi, cuman ini doang yang ingin lo omongin? Yakali woy kirain apa," jawabku kesal sambil mendelek ke arahnya.
"Bukan! Masih banyak! Ini baru pembukaan." katanya cuek. Apa katanya? Pembukaan? Lo kira UUD 1945 ada pembukaan segala?
"Yaampun. Mau pidato ya bang? Tapi, oke deh. Lanjutin," aku mulai serius lagi.
"Sekarang, gua mau nanya. Lo serius tentang perasaan lo kepada gadis itu? Gadis yang bernama Natasya?" dia menunduk seperti orang yang merasa bersalah.
APA? DIA TAU KALAU AKU PUNYA PERASAAN KEPADA NATASYA? LAH TAU DARIMANA? PADAHAL YANG TAU HAL INI KAN HANYA AKU, ALIEF, DAN TUHAN. TIDAK YANG LAINNYA TERMASUK NATASYA SENDIRI. KENAPA DIA BISA TAU? TIDAK MUNGKIN JIKA ALIEF YANG MEMBERI TAUNYA. ALIEF BUKAN ORANG YANG SUKA MENYEBARKAN RAHASIA. TERLEBIH DIA ADALAH SAHABATKU.
Benar dugaanku selama ini. Dia adalah seorang titisan dukun.
"A-apa? Lo tau darimana bang?" ucapku getir sambil melotot tidak percaya. Dia tersenyum lirih dan menundukkan kepala. Lagi.
"Oke, sekarang gua yang bicara. Lo jangan dulu komentar sampe gua selesai ngomong. Ya?"
Aku mengangguk pelan dan masih melotot tidak percaya. Ya Tuhan, benarkah dia titisan dukun?

KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS: The Same Girl
Teen Fiction-Story Completed- (prev tittle; Aku atau Kakakku?) Bagaimana rasanya ketika kita harus menerima kenyataan kalau cinta pertama kita, adalah cinta pertama kakak kandung kita juga? Miris sekali bukan? Kehidupan cinta masa abu-abu yang seharusnya meny...