Enjoy!
Budayakan vote sebelum baca:p
***
"Yes, thank you.."
Aku, Kak Fadly, dan mama turun dari taksi. Kami berjalan kaki menuju suatu universitas yang sudah Kak Fadly pilih. Bangunan yang super modern, dengan kaca-kaca besar yang terlihat angkuh, pohon-pohon rindang penyejuk mata, dan orang-orang berkulit putih, semuanya seakan menyambut kedatangan kami.
Besar sekali tempat ini. Sangat tepat Kak Fadly menerima undangan dari universitas terkemuka ini. Diriku seakan terobsesi ingin menjadi seperti dia. Aku tidak bisa berhenti menatap sekeliling. Karena memang pemandangan kampus modern ini sangat menggoda untuk dilihat. Siapa yah yang mendesign bangunan ini? Sungguh orang yang hebat. Cita-citaku saat kecil untuk menjadi arsitektur seakan muncul lagi.
Kami masuk ke salah satu ruangan yang besar. Di depannya terdapat bacaan "Headmaster Room". Ohhh ternyata ini ruang kepala sekolah. Aku melihat kursi-kursi yang tertata rapi. Di tempat ini terdapat tiga pintu. Lalu kami masuk ke salah satunya. Terlihat tiga laki-laki separuh baya yang sedang mengobrol. Salah satu dari mereka melihat ke arah kami. Seketika orang itu tersenyum.
"Hello, Sir" sapa Kak Fadly kepada mereka.
"Ohh wow, hellooo Fadly. Finally, you arrived here. Welcome." laki-laki yang terlihat sudah tua tersenyum dan mempersilahkan kami duduk di salah satu sofa besar berwarna kuning. Setelah berlama-lama mereka menyapa dan sekedar basa-basi, akhirnya Kak Fadly disuruh duduk di tempat yang berbeda.
"So, You accepted our invitation. Tell us the reasons, why you choose this university?"
"So many reasons, Sir. I dont know but my feelings say this university is amazing. And, my grandpa noticed me that I must accept your invitation and continue my education here."
"Oh, really? Okay if you're available. Your friend, Amanda came here yesterday with her parents."
"Yeah I already know because she told me about that."
"Fadly, congratulations for your amazing education. So proud of you. You have the talents to be a doctor. We will make your dreams come true."
"Woww, really? I hope, yes."
"Okay, fadly. Please fill out this form.."
"Sure."
Sementara Kak Fadly mengisi formulir yang ku taksir kira-kira 5 lembar itu, aku dan mama hanya diam menatap sekeliling. Sesekali tiga orang itu menatapku dengan tersenyum. Aku membalas senyuman mereka. Sangat gugup.
"Hey, are you Fadly's brother?" seseorang yang tadi sempat mewawancarai Kak Fadly akhirnya duduk di sebelahku. Sorot matanya menunjukan bahwa dia orang yang friendly. Nama apapun itu, sungguh aku gugup dibuatnya.
"Hmm, yes.." jawabku sekenanya.
"What's your name?"
"Agung.."
"Hmm?"
"Luntoro Agung."
"Okay, hello Agung! Nice to meet you.."
"Yea thank you. Too.."
Pria itu akhirnya bangkit kembali. Entahlah, pembicaraan singkat yang barusan kami lakukan sangat canggung. Mungkin dia mengerti aku yang sedang gugup, jadi dia tidak mengajak aku ngobrol lebih jauh. Baguslah!
![](https://img.wattpad.com/cover/32195458-288-k302583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS: The Same Girl
Fiksi Remaja-Story Completed- (prev tittle; Aku atau Kakakku?) Bagaimana rasanya ketika kita harus menerima kenyataan kalau cinta pertama kita, adalah cinta pertama kakak kandung kita juga? Miris sekali bukan? Kehidupan cinta masa abu-abu yang seharusnya meny...