PART 9

1.5K 137 18
                                    

Kangen sama ceritanya ngga?

Gamau tau harus kangen pokoknya;p

Oke, keep enjoy.
Budayakan vote sebelum baca:3

***


Pikiranku masih tidak lepas dari bayangan Kak Fadly. Entah mengapa aku sangat takut jikalau malam ini dia akan menyatakan perasaannya. YaTuhan jika memang iya hal itu akan terjadi, aku mohon batalkanlah. Membayangkan Kak Fadly dan Natasya jalan berdua sambil berpegangan tangan? Ohh no! That's too hurt.

Aku termenung di dalam kamar. Memikirkan sesuatu yang mungkin tidak tahu kapan ujungnya. Perasaan cinta kepada seseorang yang kian hari kian tumbuh. Semakin membuat hasratku ingin untuk memilikinya. Bukan sekedar untuk memiliki, tapi mengorbankan segala sesuatu untuknya. Aku sudah benar-benar dibutakan oleh cinta.

Kubuka jendela untuk menghirup udara malam. Disana, rembulan tampak jelas memperlihatkan tubuhnya. Seakan menemaniku menikmati pemandangan malam. Angin yang berhembus kencang membuat daun-daun melayang. Malam ini sangat sepi. Entahlah, perasaanku yang sedari tadi terus memikirkan apa yang sedang terjadi antara mereka berdua sekarang.

Kulihat ke depan. YaTuhan, di depanku aku melihat jendela kamar Natasya. Jendela yang dulu pernah di pakai Natasya untuk mengobrol denganku. Seakan berputar kembali di memoriku tentang perbincangan singkat dengannya. Aku tersenyum mengingat kejadian konyol itu. Ingin sekali kejadian itu bisa terulang. Namun sepertinya itu takkan terulang lagi.

Kulihat jam dinding, pukul 10 malam. Its satnight and im not doing something. Entah kenapa, hatiku benar-benar hampa hari ini. Padahal tadi sore perasaanku sangatlah ceria. Bersepeda dengan Natasya dan Alief benar-benar membuat hariku menyenangkan. Tapi semuanya hilang begitu saja. Kebahagiaan berganti ketidakpastian. Meratapi diri yang sedang terombang-ambing dalam gelombang cinta yang terpendam. Memecah karang seakan semuanya hancur berantakan. Brengsek! Apakah aku salah mencintai wanita itu? Apakah aku berdosa karena mencintai wanita yang dicintai kakakku juga? I'm too confused right now. Seharusnya dari awal aku tidak terlalu bawa perasaan.


Ponselku berbunyi tanda ada panggilan masuk. Kulihat layarnya, seseorang dengan nomor ponsel tak dikenal. Siapa ini? Kok telpon malam-malam? Ah. Akhirnya aku angkat juga.

"Halo.." ucapku.

"WOYYY LAMA AMAT DIANGKATNYAAAAAA!!!" jawabnya berteriak dan berhasil membuatku kaget dan melemparkan ponsel ke kasur. HAAHHH suara laki-laki itu membuat telingaku budeg sebelah. Eh tunggu, sepertinya aku tau dia siapa. Tak salah lagi, KAK ILHAM! HAHHH!! Selalu membuatku seperti ini. Aku ambil lagi ponselku.

"BIASA AJA KALI WOY GAPERLU TERIAK-TERIAK JUGA. INI UDAH MALEM. DASAR!" ucapku geram.

"AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH.."

Ya Tuhan. Sudah cukup cobaanku YaTuhan. Kepalaku sudah pening karena memikirkan Kak Fadly dan Natasya. Eh sekarang, hadir cobaan yang lebih berat. Hahh..

"Galucu."

"Ahahahaha. Sorry nelpon malem-malem. Oh iya, gua ganti nomer hp.."

"Bodo amat! Ada apa nelpon?"

"Sewot amat lo jadi orang! Kalem dikit napa!"

Issshhh...

"Iyeeee Tuan Raja.. Ada apa Sir Ilham playboy cap kapak?"

"Sekali lagi lo ngomong gitu. Awas aja!"

"Hehehe. Ada apa cepetan."

"Gini, bebeb gue Arinda lagi ada acara sama keluarganya. Jadi gabisa malmingan duh sedih. Temenin gua jajan yuk ah. Jagung bakar atau roti bakar kayanya enak nih malem-malem gini. Lo gaada acara kan?"

BROTHERS: The Same GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang