PART 27

1K 80 13
                                    


Hai. So long time no update yes. Maafin ya.

Jangan lupa vote sebelum baca:p



**



-Agung's POV-



Seminggu lagi hari ulang tahun sekolah. Kelasku sudah berusaha keras untuk latihan. Aku dan teman-teman sekelasku latihan futsal setiap hari. Khansa dan para pengikutnya pun sering latihan akustik. Dan yang para berotak jenius sudah belajar mati-matian agar bisa memenangkan lomba olimpiade. Pokoknya, kami sama-sama latihan keras untuk jadi yang terbaik.

Oh iya, Natasya sudah bisa sekolah lagi sejak empat hari yang lalu. Sejak saat itu sampai hari ini, setiap aku dengannya berpapasan, aku hanya tersenyum saja. Sempat dia mengajak berbicara, tapi aku menghiraukannya. Aku sudah berkomitmen, dan aku akan menjalankan komitmen ini sebagaimana mestinya. Awalnya memang sakit, tapi aku yakin aku bisa terbiasa.

Aku sedang berada di kelas. Ini sudah sore tapi kelasku belum pulang, karena kami sedang latihan drama. Tidak semua siswa sih. Cuman yang mau ikutan aja. Lumayanlah sekitar 12 orang. Karena Khansa yang mengurus semua tentang drama ini, maka dia juga yang memilihkan cerita. Khansa memilih cerita Snow White dan 7 Kurcaci untuk kami mainkan di lomba nanti. Aku tidak tau alasannya apa karena memilih cerita itu. Yang jelas Khansa sudah mempersiapkan semuanya. Dari mulai kostum, properti, dan teks setiap orang. Sial bagiku, aku kebagian menjadi pangeran alias pemeran utama dalam cerita ini. Arinda menjadi Snow White karena tentu saja dia yang paling bagus berbicara layaknya putri. Khansa sendiri menjadi ratu jahat alias penyihirnya.


"Jadi ntar Alief ngehunus pedang ke arah Arinda, tapi Arin langsung hajar pake sapu ya?" kata Khansa mengatur adegan Alief dan Arinda. Alief berperan menjadi anak buah ratu.

"Terus?"

"Iya terus lo kalah, Lief."

"Yagitu? Yaelah gua udah bawa pedang, masa kalah sama cewe yang bawa sapu?"

"Emang udah gitu ceritanya kali. Hayati peran aja kenapa sih? Btw lo lumayan banyak ngomongnya, jadi hafalin itu naskah sampe hafal di luar kepala. Awas aja lo!" Khansa memperingatkan Alief dengan tatapan seriusnya.

"Iyeee Sang Ratu Jahat!!" kata Alief sambil mendelik sebal. Aku hanya tersenyum melihatnya. Karena aku sedang menunggu bagianku main.

"Khansa? Gue boleh minta sesuatu?" Arinda tiba-tiba berbicara. Khansa memandang Arinda seketika. Arinda tampak gusar dan cenderung gelisah. "Maaf nih ya gue ngasih taunya ngedadak. Tapi boleh ngga gue ganti peran aja? Gue orangnya mudah lupa ihh. Gue jadi pemeran utama banget kan ya? Pasti banyak adegan dan ngomongnya juga. Gue takut drama ini hancur karena gue yang suka lupa. Jadi meningan dari sekarang deh gue minta tuker peran." Arinda menjelaskan sambil senyum nyengir.

"Ihh aslian lo gamau jadi Snow White? Lo bisa tambah populer sesekolah lho soalnya ntar lo bakal jadi yang paling cantik." tanya Khansa heran.

"Mau sih, tapi untuk kepentingan bersama. Mendingan jangan gue deh yang jadi Snow White nya. Gue takut drama ini gagal gara-gara gue."


"Hmmm, yaudah deh. Kan galucu juga tiba-tiba lo lupa naskah pas lagi pentas. Bisa kalah nih kita. Jadi siapa dong yang mau tukeran sama Arinda disini?" tanya Khansa sambil berkeliling memandang cewek-cewek yang sedang berduduk ria.

BROTHERS: The Same GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang