Seperti biasa, aku menjalani hari hariku yang biasa biasa saja. Tak ada yang spesial untukku bersekolah di Hogwarts. Menjadi adik perempuan dari seorang Hermione Granger adalah hal berat yang harus selalu ku hadapi. Ya, karena aku bisa dibilang berbanding terbalik darinya yang cantik, tegas dan cerdas.Aku adalah Carrolline Granger. Aku berada di asrama Griffindor, tempat yang sama seperti kakakku dan aku satu angkatan bersama Ginny Weasley, aku sangat dekat dengannya.
Banyak yang bilang kalau aku adalah anak yang jutek, pendiam, dingin, dan mereka bilang aku sangat pintar. Meskipun terkadang aku harus menjadi bahan olokan karena aku adalah seorang Muggle-born. Tapi aku selalu mengabaikannya, tak seperti kakak perempuanku yang selalu marah dengan ejekan itu.
Sudah tahun ke tiga aku berada di Hogwarts, dan aku tetap tak punya banyak teman dan kalah tenar dari kakakku Hermione yang bersahabat dengan Harry Potter.
Pagi ini harus ku mulai dengan mengucapkan doa dan berkaca melihat diri sendiri, meyakinkan diriku semoga hariku akan menyenangkan. Dan tak lupa aku juga tersenyum melihat wajahku yang cantik. Bersih bersih dan mandi, memakai pakaian sekolah, sepatu dan jubah. Lagi lagi aku harus meminta bantuan Ginny, untuk memasangkan dasi merah asramaku. Aku tidak bisa memasangnya sendiri.
Menuju Great hall, bersama Ginny dan juga kakakku yang sedang menjelaskan materi pelajaran yang tak ku pahami. Ternyata, mengundang banyak pasang mata yang menatapku. Seakan terheran-heran dengan ke datangan ku disana.
Aku duduk di samping Harmione yang sedari tadi terus mengoceh menjelaskan semuanya padaku, mengajariku mantra mantra baru yang membuat seluruh orang di deretan meja Griffindor ikut tertawa.
"Aku selalu melihat wajah ceria kalian disetiap pagi, terlihat begitu cerah.. semoga kalian menjalani hari dengan semangat dan memulai pembelajaran seperti biasanya."
"Ginny, pelajaran apa setelah ini?"
"Kelas ramuan bersama Professor Snape, dan tugasmu belum kau kumpulkan Carroll!"
"Sial!"
Aku terkejut, melihat tatapan professor Snape yang tak henti hentinya menatapku. Ini bukanlah kali pertama, ia selalu menatapku begitu setiap hari dan setiap kali perjamuan makan.
Aku tak merasa takut kepada siapapun, bahkan professor yang terkenal paling garang dan mengerikan itu tak aku takuti sama sekali. Ku tatap balik matanya, dengan wajahku yang sengaja ku pasang dingin membuat pria itu tersadar bahwa atensiku hanyalah menatap dirinya.
========================
Aku dan Ginny Weasley berada di kelas ramuan sekarang. Melihat jam di pergelangan tangan kiriku sudah mengarah pada pukul 07.59 satu detik menuju 08.00
B r a k
"Tak boleh ada mantra bodoh dikelas ini"
Sudah tertebak, pasti hanya orang itu yang melakukannya melampiaskan pada pintu dan selalu mengeluarkan kalimat kalimat sarkas dari mulutnya.
"Turn page..." Pembelajaran dimulai, membuat ramuan yang tak pernah aku inginkan dan aku tak tau apa kegunaannya sama sekali. Ya, aku hanya menurutinya sebagai sekedar formalitas murid yang mengikuti kelas pembelajarannya saja.
Memotong bahan dan memasukkannya kedalam kuali, dan aku hanya mengaduknya. Sungguh aromanya sangat membuatku mual. Ketika yang lain sudah hampir jadi, ramuanku justru semakin berbuih. Padahal aku dan Ginny sudah memasukkannya sesuai perintah di buku ramuan.
B O O M
Ramuan ku dan Ginny meletup. Wajahku terkena cairan ramuan itu, dan seluruh siswa menatapku termasuk professor Snape disana.
"Ms. Granger!!" Aku tak mengeluarkan sepatah kata pun, aku lebih berusaha membersihkan wajah dan rambutku yang terkena cairan itu yang begitu menjijikan. Snape mendekatiku dan Ginny. Wajahnya memerah kesal, kerut diwajahnya begitu jelas ku tatap dengan hidung bengkok paruh elang miliknya yang tanpa sadar memabukkanku.
"Apa yang sudah kau masukkan kedalam ramuan itu tadi, Ms. Granger"
"Hanya apa yang tertera di buku, professo "
"Tidak mungkin! Kalau seperti di buku tak akan meledak seperti tadi. Ms. Weasley jelaskan!"
"Tapi yang Carrolline katakan memang benar professor"
"Ms. Granger detensi jam 7 malam sudah diruanganku!"
"Untuk apa professor Snape yang terhormat? Untuk menjelaskan kesalahan yang ku perbuat dan membersihkan ruanganmu lagi."
"Ms. Granger! Beraninya kau lancang padaku! 50 poin ku potong untuk Asrama Griffindor"
"Potong saja terus poin asramaku, jika itu bisa membuatmu senang. Professor Snape"
"Carrolline!"
"Kau fikir aku senang mengikuti pembelajaran kelasmu! aku hanya melakukan kesalahan kecil. Setiap pembelajaran di kelasmu aku selalu kena detensi, poin dikurangi.. apa kau punya beban pribadi padaku SNAPE!!"
Severus terkejut bukan main. Ia menarik lengan Carrolline membawanya keluar dari kelas ramuannya. Ia membuat tubuh gadis itu menabrak tepat ke dinding bangunan tua itu.
"Sekali lagi ku ingatkan Granger. Jangan panggil aku tanpa sandangan Professor.. kau sangat lancang!" Tangannya mengacung pada wajah gadis itu. Darahnya sudah mendidih dan siap meluap sekali lagi.
"Kau tak terima? Karena nyatanya kau memang tak layak untuk menjadi seorang Professor. Severus Snape!"
P L A K
"Wahh"
"Severus!!" Wanita pembimbing asrama Griffindor itu datang berlari melihat anak didikannya sudah tertampar oleh tangan pria itu.
"Apa yang kau lakukan kepada Ms. Granger?"
"Tolong ajarkan pada anak didikmu sopan santun, professor McGonagall." Wanita tua itu melindungi Carrolline, memeluk dan mengusap pipinya yang tampak memerah.
"Kau harus menemui Dumbledore! Untuk menjelaskan semua ini.. dan kau Carrolline! Kau juga harus ikut!"
"Shit!"
___________________________________
TBCANEH BANGET GA SI PAKE
AKU AKU AN😭😭HELLO AUTHOR BIKIN CERITA BARUUU
SEMOGA KALIAN SUKA YAKK
JANGAN LUPA
VOTE + COMMENT ✨
BANTU KOREKSI JUGA YA:)
TERIMAKASIH 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARK SIDE
Fantasía" Bukankah menua sendirian adalah hal yang menyedihkan professor? " " Itu adalah urusanku. " Start : 10 February 2021 End : 5 Mei 2021