25

608 79 20
                                    

" Aku tak menyangka, dapat terbangun dari tidurku kali ini masih dalam keadaan hidup dan baik baik saja, aku pikir aku akan mati atau mungkin lebih mengerikan dari pada itu. " Batin Carrolline membuka matanya, melihat wajah Severus yang terlihat sangat tampan dengan hidung tingginya seperti paruh elang.

Pria itu memerangkul pinggangnya dan menggenggam salah satu tangan gadis itu dan meletakkan di atas dadanya. Genggaman itu terasa kuat, meskipun pria itu masih terlelap dalam alam mimpinya. " Aku tak akan menerkammu "

Matanya terbelalak, Carroline terkejut pria itu bisa membaca pikiran nya, oh iya.. Carrolline melupakan occlumens untuk pikirannya sendiri. Severus mengusap tangannya, wajah Carrolline memerah menahan hal itu. Perutnya serasa dipenuhi kupu kupu yang memaksakan diri untuk keluar dari sana. Kecupan melesat di dahi Carrolline, ia mengecupnya dengan penuh cinta kepada gadis terkasihnya itu. " Wajahmu memerah, dan ini masih pagi " Severus menatap manik gadis itu, Seketika pandangan mereka bertabrakan. Carrolline tanpa sengaja membuat lengkungan pada bibirnya.
" Kau sangat cantik, untungnya kau menjadi milikku. " Severus mencubit hidung gadisnya, membuat tawa kali ini tercipta dari wajah gadis itu yang semulanya sangat datar seperti dirinya. Mereka saling tertawa bersamaan.

" Apakah ini jadinya jika kau menjadi istriku? "

" Maksudmu? "

" Aku dapat bersamamu, dan memelukmu sepanjang hari. " Severus membuat gadis itu kini berada di atas tubuhnya. Kedua hadap depan tubuh mereka saling berhimpitan, tanpa sekat. Carrolline mengangkat kepalanya, wajah mereka sangatlah dekat. Hingga sesekali hidung keduanya bersentuhan. Mereka saling diam, lebih tepatnya Carrolline yang membeku. Sensasi itu muncul lagi dari perutnya, membuat tanpa sengaja Carrol menggigit bibir bawahnya sendiri.

" Kau tau, sebenarnya aku ingin melumat bibir ini sekarang " terang Severus mengusap bibir ramun Carrolline dengan ibu jari tangan kanannya. " Tapi aku tak bisa melakukannya tanpa seizin sang pemilik! " Carrolline menggigit nya semakin kencang, ia tak tahu lagi harus berbuat apa. " Aku akan menghukum mu jika kau masih melakukan itu!! "

Carrolline menggelengkan kepalanya dan merendahkan kepalanya ke dada Severus. Severus mengusap surai kecoklatan gadis tersebut dengan lembut. Ia merasa sangat tenang bersamanya, kini ia berhasil menemukan ketenangan di dalam hidupnya setelah sekian lamanya ia tidak pernah merasakan hal ini.
" Thank you, Carroll "

" For what, sir? "

" Untuk segalanya bagiku, kau selalu membuatku merasa tenang " kecupannya melesat di pucuk kepala Carrolline. Hari semakin siang, keduanya saling beranjak. Severus mengajaknya pergi ke Diagon Alley tapi tentu saja,. Carrolline selalu menolak. Ia khawatir jantungnya semakin tidak sehat, karena harus terus berdetak kencang karena perlakuan Severus padanya hari ini.

Severus memaksa, ia mengancam Carrolline bahwasanya ia akan melaporkan gadis itu kepada kakak perempuannya. Dengan terpaksa Carrolline setuju. Keduanya pergi berapparate menuju Diagon Alley.

Severus mengajaknya berkeliling, mereka benar-benar terlihat seperti ayah dan anak. Masuk ke sebuah toko pembelanjaan, dengan cepat Severus mengambil keranjang dan memasukkan jajanan dan makanan yang pasti itu adalah kesukaan Carrolline. " Jozzeth?? "

Carroll mengerutkan dahinya, terlihat sangat binggung sekaligus kesal dari balik wajah manisnya seakan menanyakan 'ada apa'. " I want to always call your name like that "

" Don't be like my sister sir!! I hated it"

" You looked so charismatic if I call you like that, panggilan yang sangat cocok untuk menjadi istriku "

" Jozzeth " wajahnya menyeringai melihat Carrolline sedang berpikir maksud apa yang pria itu katakan.

" Lalu aku harus memanggil mu apa, sir? Kau dingin dan menyebalkan seperti Snowman.. tapi itu lucu untuk julukanmu sebagai suamiku nanti " celetuk Carrolline secara langsung tanpa memikirkan perkataannya. Ia melihat senyuman bangga Severus selagi menyeringai dan mengangkat salah satu alisnya membuat Carrolline tersadar dengan ucapannya sendiri. Ia sempat berkata 'Julukanmu sebagai suamiku nanti'.

THE DARK SIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang