20

603 82 3
                                    

Gadis muda itu masih saja tidak bisa berhenti memikirkan perkataan pria yang menjadikannya terkasih. Terlebih lagi, siapa yang tak ingin menyandang nama belakang Snape sebagai nama ganti keluarganya. Mendapat sebuah perhatian khusus dari seorang Severus Snape saja sudah cukup menurutnya. Tapi Severus selalu memaksanya untuk menjadi istrinya dan memanggilnya dengan sebutan Carrolline-Snape membuat keamanan dirinya tergoncang.

Carrolline tidak bisa tidur semalaman. Ia masih serasa mendengar suara pria itu menyerukan namanya dengan imbuhan Snape. Ia sampai merasakan kembali usapan tangan pria itu mengusap pipinya, merasakan betul kecupan bibir pira itu di sisi pipinya. Ia tersenyum sendiri semalaman. Memikirkan pria itu membuatnya merasa lapar. Stok makanan di lacinya sudah habis, Carroll memutuskan untuk ke Common room Slytherin dengan harapan akan ada stok makanan ringan disana yang dapat mengganjal lapar di perutnya.

Berjalan naik menuju Common room, menggeledah lemari yang biasa berisikan banyak makanan ringan, Carrol terpaksa mengambil sebungkus keripik ringan dan juga roti dengan secangkir susu coklat disana. Ia memilih untuk makan disana saja karena tidak ingin mengganggu teman-teman nya yang lain sedang terlelap dalam mimpi mereka masing-masing.

Carroll tak menyangka melihat seorang pria yang paling menyebalkan di asrama Slytherin yang paling 'sok kaya dan paling suci' sedang berada duduk di sofa panjang hijau tua disana. Ia termenung entah apa yang ada di benaknya.

" Can I take a sit here? " Tanya Carroll pada lelaki itu. Dia hanya melihat dirinya dan kembali berpaling. Carroll mulai makan rotinya, bungkus  membuka keripik itu dan menawarkannya pada Draco. " Jangan ganggu aku!! Mud-blood! "

" Aku tau, aku Mud-blood Draco.. jika kau merasa puas karena mengatai ku seperti itu, aku tak akan menentangnya. "

K r a u k h

" Karena pada dasarnya aku memanglah seorang Mud-blood! "

Draco mulai menghadapkan diri dan pandangannya kepada gadis itu. Menatapnya selama ia makan. " Kenapa kau melihatku terus, tak ada hiburan? "

Pria muda itu justru memberikan tampangnya cemberut. " Ada apa Draco? Apa yang mengganggu pikiranmu, hingga kau tak bisa tidur.. Draco? " Suara gadis itu melemah. Membuat hati dan perasaan Draco tergetar, ia merasa seakan saat ini sedang bersama ibunya. Ia sangat merindukannya.

" Aku merindukan ibuku " Carroll dapat mendengar suara pria dihadapannya itu bergetar. Seakan memendam sebuah kerinduan yang mendalam. " Memang, seorang ibu adalah cinta pertama untuk putranya sendiri. "

Mata keduanya saling berhadapan. Saling bertemu dengan tatapan yang cukup lama, bersamaan dengan hening dan dinginnya udara malam di bangunan bawah tanah itu. Tak ada sapaan awal yang dimulai keduanya. Mereka saling terdiam tak bergeming. " Kau akan tetap menjadi putra kecilnya Draco, aku yakin ia bangga padamu. "

Kata kata gadis itu lagi lagi berhasil mengusik ketenangan di batinnya. Untuk pertamakali nya Carrolline melihat tubuh seorang pria begis yang tak pernah punya belas kasih pada anak lain menangis dihadapannya. Carrolline meletakkan semua makanannya di lantai. Membuat jarak untuknya dimudahkan jika memeluknya nanti. " Jika kau ingin menangis, menangislah Draco!! Tenangkan hatimu dengan itu, "

Pria itu justru menangis sejadinya. Ia memegang pangkal hidungnya, frustasi. Carrolline selalu merasa tidak tega jika melihat orang lain menangis. Ia mendekatkan dirinya pada pria itu, memeluk tubuhnya erat, menusap punggungnya dan menepuk nya perlahan. " Jangan menangis sendirian lagi, ya!! Aku akan menemanimu jika kau membutuhkanku! "

Pelukannya ternyata juga berbalik, Draco juga memeluknya. Ia bisa merasakan harum tubuh pria berambut platinum itu dalam dekapannya. Ia mulai melepaskan dekapannya pada gadis itu. " Maafkan aku, Carroll! "

" Untuk apa? "

" Selalu mengatai mu, "

" Terimakasih Carrolline, tolong rahasiakan semua ini!! "

" Beres, tenang saja.. tapi ada satu syarat "

" Menyebalkan, apa itu memangnya? "

" Jadikan aku temanmu mulai dari sekarang, ya!! " Senyumnya mengembang.

" Baiklah, tapi kau harus mengikuti perintah ku!! "

" Siap komandan!! "

====================

Carrolline kali ini membuat ratusan pasang mata terbelalak karena nya. Ya, Carrolline sudah berada di perkumpulan anak Slytherin bersama Draco Malfoy.

Hermione hingga menyempatkan diri untuk menasehati adiknya untuk tidak mengikuti jejak berandalan nakal yang haus akan darah murni tersebut. Carrolline memahaminya betul. Ia bahkan seakan berjanji keapda sang kakak untuk tidak mengikuti kenakalan Draco meskipun ia berada diperkumpulan mereka. Ia akan banyak diam disana.

Nama Carrolline semakin melambung, se isi asrama Slytherin kini sudah mengenalinya. Bukan karena parasanya saja yang ayu, tapi ia adalah gadis pertama yang paling ramah dan memiliki pembawaan hangat dan pintar di asrama bawah tanah tersebut.

Carrolline memang senang begadang. Ia lebih suka tidur gasik setelah berlakunya jam malam dan ia akan terbangun disetiap tengah malam ia akan selalu terjaga untuk ia melanjutkan belajarnya dan memakan cemilan di Common room seperti malam malam sebelumnya.

Malam ini, ia menemui seorang gadis Slytherin dengan piyamanya tengah menangis di salah satu sofa di sana. Ia mendekati gadis itu dan menepuk perlahan pundaknya. " Kau kenapa? "

" Aku gagal menjalani ulangan pelajaran Arithmancy sebanyak 2 kali, aku sudah mengujinya ulang tapi aku gagal lagi!! Jika aku terus gagal aku akan diskors dari pelajaran itu selama 3 Minggu pertemuan!! " Carroll memeluk tubuh gadis itu, mengusap punggungnya. Ia benar benar tak tega karena derita gadis itu. " Pelajaran itu memang sulit ya, mungkin kau gagal di pelajaran ini tapi kau pasti berhasil di berbagai bidang lainnya Daphne!! "

" Tapi aku tetap gagal Carrolline!! Aku diberi kesempatan satu kali lagi untuk mengujinya tapi aku tak sanggup "

" Tenanglah, sekarang kau belajar bersamaku ya, akan aku bantu! " Terangnya bersama senyum yang mulai mengembang diwajahnya.

" Bagaimana bisa!! Kau adik kelasku, "

" Bisa!! Aku pernah membantu Hermione menyelesaikan tugasnya.. ayo kita belajar!! "

Keesokan harinya, Daphne menjalani penilaiannya di mata pelajaran tersebut. Ia mendapatkan nilai sempurna berkat bantuan gadis baru tersebut. Ia menyampaikan kabar baiknya kepada siswa di asramanya yang lain.

Semakin hari Carrolline menyadari bahwa hampir seluruh gadis di asrama Slytherin selalu menemui nya hampir di setiap malamnya. Mereka menceritakan banyak hal yang ada dan menjadi bebannya selama ini dan meminta saran darinya.

Carrolline tetap merasa senang dapat membatu orang lain. Kali ini ia bisa memiliki banyak teman dan terlebih lagi mereka selalu memberikannya banyak makanan setiap mereka membutuhkan bantuannya.

Isu beredar hingga sampai ke telinga professor Snape sendiri. Ia justru merasa tidak senang, ia merasa gadis itu justru seakan akan sedang di manfaatkan oleh orang lain.

" Carrolline Granger!! Detensi di ruanganku jam 8 malam!! "

" Untuk apa, professor Snape!! Aku tak melakukan kesalahan apapun

















































_____________________________
TBC

THE DARK SIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang