15

594 93 20
                                    

" Mengapa tidak ada yang pernah memberitahukan kepada ku, bahwa menjadi dewasa harus melewati banyak bajingan. Dan berakhir menjadi bajingan? "
Carrolline menuliskan kalimat itu dalam selarik kertas kecil yang tertanam di buku catatannya. Tak lama berselang ia melihat seekor burung hantu berwarna coklat kehitaman datang menghampiri.

Terdapat sebuah surat dari genggamannya, ia heran bagaimana burung hantu dari dunia sihir bisa sampai ke jendela loteng di kamarnya.  Ia menyingkirkan rasa penasarannya itu dan mulai membacanya.

" Temui aku nanti malam, atau aku yang akan menemuimu nanti "

Tak ada identitas si penulis. Namun, Carrolline tetap berusaha membalasnya. " Aku tidak tau siapa dirimu. Sebaiknya jangan buang waktumu untuk berjumpa denganku "

Akhir pekan pertamanya terasa begitu letih dan membosankan. Ia dikurung oleh ayahnya untuk tetap berada di loteng, saat siang akan terasa sangatlah panas. Jika malam akan terasa sangat dingin hingga tubuhnya serasa hampir beku, terlebih lagi selalu hujan belakangan hari ini. Yang ia lalukan hanyalah mendengarkan lagu, bersenandung, membaca buku dan menulis beberapa kalimat yang mencerminkan perasaannya.

Perutnya mulai bergemuruh, ia tidak bisa diajak kompromi dalam situasi ini. Ia terpaksa harus menelusuri tangga dan menuju ke dapur. Melihat ibunya yang ternyata sedang memasak. Ia hanya melontarkan kalimat sapaan kepada sang ibu. Wanita itu tersenyum sekaligus memeluk dan mengecup keningnya.

Carrolline tak main main, ia langsung mengambil banyak makanan dan juga jajanan instan dari dapur rumahnya. Ia langsung membawanya menuju loteng kamarnya. Untuk persediaannya nanti dikala lapar menderanya. Hujan menerjang dengan begitu derasnya. Ruangan itu terasa sangat dingin baginya.

Hujan itu melanda tiada henti, Carrolline memutuskan membaca buku, Namun mendadak cahaya lampu dikamar nya mendadak mati. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tidur. Ia merangkul bantalnya hingga ia tak memakai bantalan di kepalanya. Ia harus memakai dua lapis selimut tebal untuk menghangatkan tubuhnya.

" Huhh.. masih dingin " ucap gadis itu selagi menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal itu. Severus mendadak merasa khawatir. Jantungnya berdegup kencang, tanpa alasan yang pasti. Burung hantu miliknya datang, membawakan selembar kertas berisikan tulisan baru dari seseorang yang sudah menerima suratnya.

" Aku tidak tau siapa dirimu. Sebaiknya jangan buang waktumu untuk berjumpa denganku "

Dirinya merasa semakin menghawatirkan gadis itu. Akhirnya Severus memutuskan untuk berapparate menuju tempat dimana gadis itu berada. Ia melihat Carrolline tengah meringkuk didalam selimut tebalnya. Ia juga merasakan suasana disana cukup dingin, karena tidak ada menetral suhu ruangan disana.

" Huhh.. masih dingin " Severus mendengar gadis itu berbicara lirih seperti berbicara dengan dirinya sendiri. Ia merasa kasihan dengannya, terlebih Carrolline rentan sakit disaat saat seperti ini. Severus mendekati gadis itu, ia menaiki kasurnya dan masuk kedalam selimutnya itu. Salah satu tangannya ia jadikan tumpuan untuk tumpuan kepala gadis cantik itu. Ia memeluknya.

Disisi lain Carrolline merasa ada seseorang lain di kamarnya, awalnya ia menyangka bahwa itu adalah ibunya. Namun, ia tidak mendengar suara pintu terbuka sedikitpun. Tanpa suara derap langkah mendekatinya mendadak ia merasakan bahwa seseorang berusaha masuk kedalam selimutnya. Firasatnya salah kali ini, ia mencium aroma tubuh dari seseorang yang ia rindukan. Aroma lime dan mint oil yang terasa menyegarkan.

*Asumsi author soal wanginya Snape ehey:v

Carrolline merasa tangan pria itu berusaha masuk kedalam celah kepala dan lehernya sebagai bantalannya. Sungguh, jantungnya berdebar hebat. Pertanda bahwa semua ini sudah tidak baik lagi. Terasa tubuh itu semakin maju mendekatinya, dan tangan kirinya memeluk pinggangnya. Hangat tubuh pria itu membuatnya tak lagi merasa takut dan khawatir akan dingin ruangan itu disana.

THE DARK SIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang