(FOLLOW DULU SEBELUM LANJUT BACA!)
-----------
Ini bagian 39 aku publish lagi ya. Karena ada beberapa yang bilang partnya kepotong cuma di kalimat pertama doang. Aku nggak tahu kenapa, padahal di aku udah bener. Mungkin karena pada belum follow aku, jadinya gitu deh. 😭Jadi, follow dulu yok. 😭👍
Buat yang belum bisa baca di sebelum ini. Happy readinggggg. 🤗
***
"Mang, bakso satu porsi," ucap Ara dengan nada lemas. Ia berada di bakso langganannya dan Adam. Ya, bakso mana lagi kalau bukan bakso depan gang.
"Siap, Neng. Neng Ara lemes aja. Baru pulang kuliah ya?"
Ara menggeleng lemas. "Libur, Mang. Mau masuk semester baru soalnya."
"Oh, libur yang berbulan-bulan gitu ya?!" tanyanya lagi sedikit dengan berseru senang.
"Enggak, cuma beberapa minggu. Soalnya semester ganjil ke genap."
"Yah... kirain yang berbulan-bulan itu. Emangnya Neng Ara semester berapa?"
"Mau semester 8, udah mulai tugas akhir. Mang Reza kenapa kok kelihatan sedih gitu?"
"Kangen anak, hehe. Udah beberapa bulan ini nggak pulang, katanya tugas kuliahnya numpuk. Oh iya, suaminya kemana? Kok beberapa hari ini nggak liat?"
"Lagi keluar kota, besok pagi baru pulang."
"Oh." Mamang bakso yang bernama Reza itu mangut-mangut sambil menyerahkan semangkuk bakso. "Minumnya apa?"
"Es Jeruk tanpa es, Mang." Yang dimaksud Ara adalah jeruk dingin. Diseduh menggunakan air dingin.
"Siappp, tanpa es ya?"
"Iya, Mang."
Ara melahap bakso dengan malas. Entah kenapa bawaannya sore itu memang malas sekali. Mengingat ucapan Mang Reza, ia jadi merindukan rumah keluarganya. Sejak menikah dengan Adam dan menetap di rumah baru, ia jadi jarang bertemu keluarganya.
Ia pun mengeluarkan ponselnya dan menelepon Adam. Namun, panggilannya tidak diangkat. Ara pun mengirimkan pesan untuk izin menjenguk keluarganya. Namun, hanya centang satu.
Ara mengernyit. "Kok tumben centang satu?" gumamnya heran.
***
Ara berjalan memasuki rumah dan bergegas mengambil tas. Ia akan pergi dan kembali sebelum larut.
Setelah siap dengan helm dan sepeda Mia-J dari Yamahal kesayangannya, ia pun membelah jalanan yang dihiasi bunga-bunga air keruh di sepanjang jalan.
"Assalamu'alaikum, Bang Ilham," teriak Ara saat baru saja memasuki halaman rumah dan melihat Abang satu-satunya itu sedang menyirami Janda Bolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertanda Dosenmu (Complete ✓)
RomanceSerangkaian kejadian tidak terduga membuat mereka harus melakukan sebuah pernikahan. Walaupun bagi yang lain, menikahi dosen dengan rambut hitam legam dan segala paket plus-plus itu merupakan suatu rezeki nomplok, tapi bagi Ara tidak. Bagi Ara, kel...