Bagian 25 : Kebimbangan

42.4K 3.8K 18
                                    

"Dek, bangun, Dek. Di luar ada Adam sama keluarganya," heboh Ilham di dalam kamar Ara.

Ara menggeliat dan tersenyum miring. "Ara gak akan masuk perangkap Bang Ilham dua kali. Waktu awal-awal ketemu Kak Adam, Abang udah pernah prank Ara model begini. Dahlah, Ara capek banyak pikiran, mau tidur," ucapnya lalu tidur kembali.

"Abang serius!"

"Ara juga serius."

Ilham berdecak dan pergi meninggalkan kamar Ara, sedangkan Ara menggeliat singkat dan melanjutkan tidurnya.

Suara pintu diketuk terdengar di telinga Ara. "Masuk," suruh Ara tanpa membuka mata.

"Ra." Sebuah panggilan yang langsung membuat buku kuduk Ara merinding. Ara langsung duduk dari posisinya dan melihat ke sumber suara.

"Kak Adam?!" seru Ara terkejut.

"Surprise!" ucap Adam membuat Ara menatap Adam dengan tatapan 'apaan sih?'

Melihat tatapan Ara yang seperti itu, Adam terkekeh dan berjalan mendekat.

Ara menarik selimutnya sampai ke dada. "Kak Adam mau ngapain?!"

"Ya ampun, Ra. Aku nggak bakal apa-apain kamu. Tapi nggak tahu lagi kalau kebablasan," gurau Adam yang langsung mendapat sambutan lemparan bantal oleh Ara. "Wetsss. Nggak kena."

"Kak Adam ngapain sih ke kamar aku?"

"Kan kamar kamu bakalan jadi kamar aku juga."

Ara langsung teringat lamaran Adam kemarin. "Nggak usah aneh-aneh ya. Seingetku, aku belum terima lamaran Kak Adam."

"Jadi kamu belum mutusin?"

Ara menggeleng. "Aku udah tahu, aku nggak hamil dan aku cuman masuk angin. Kemarin aku dikerokin Bunda, dan sekarang aku udah nggak mual lagi! Jadi nggak usah drama kayak kemarin."

Adam tertawa mendengarnya.

Ini orang kenapa sih? Bentar-bentar aneh, bentar-bentar baik, terus lanjut serius, terus... intinya labil.

"Ra, maksud aku datang ke sini, aku mau lamar kamu dan ingin segera melakukan pernikahan sama kamu."

Ara dibuat menganga karena ucapan Adam barusan. "Kak, jadi yang kemarin Kak Adam serius? Tapi aku belum bilang terima atau nggaknya lamaran Kak Adam. Lagian Bang Ilham juga belum nikah, dan aku juga masih kuliah."

"Apa mukaku ini menunjukkan aku cuma bergurau?" Ara menunduk dan menggeleng.

Adam menggigit bibir bawahnya gemas melihat tingkah Ara, sedetik kemudian Adam merengkuhnya ke dalam pelukan. "Niat baik kenapa harus ditunda-tunda dengan berbagai alasan? Kamu yang bilang sendiri kalau aku udah siap dan matang untuk menikah. Sekarang aku sudah menemukan calon, dan itu kamu. Just you, and nothing else. Aku cinta sama kamu, Ra. Apa kamu nggak bisa ngrasain itu?" Adam melepaskan pelukannya dan menatap manik mata Ara lekat. "Will you marry me, Inggrid Iswara?"

"Aku...."

"Aku tunggu jawaban kamu di depan. Kamu mandi dan ganti baju dulu. Di depan sudah ada orang tuaku."

###

A

ra PoV

Gila! Gila! Gila! Ternyata Kak Adam serius mau nikahin aku!

Sembari mandi, hanya itu yang bisa aku pikirkan. Perihal jawabannya aku juga tidak tahu.

Aku tidak tahu perasaanku pada Kak Adam bagaimana.

Aku tidak tahu harus menerima atau tidak.

Setelah drama Kak Adam kemarin yang membuatku beropini yang tidak-tidak, tidak boleh beli testpacklah, bilang maafin aku maafin aku sambil peluk-peluk lagi.

Tertanda Dosenmu (Complete ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang