Bagian 2 : Nomor Adam

98.8K 7.8K 251
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW DULU AGAR BISA BACA KESELURUHAN! 🥳


UDAH SIAP? SIAP-SIAP JATUH CINTA SAMA ADAM, SIAP-SIAP JUGA BUAT KESEL SAMA KELAKUAN ARA YANG MACEM BOCAH! 🥳

---

Aku berada di dalam kamar, memandang langit-langit dengan tersenyum. Setelah listrik menyala tadi, tak lama aku langsung menuju ke dalam kamar dengan dalih akan mengerjakan revisian. Sebenarnya, aku merasa sangat malu, bisa-bisanya mukaku tidak bisa dikontrol seperti tadi, dan reaksiku terlalu berlebihan.

Sepertinya aku kebawa heboh nonton drama, kalau ada yang bening gitu aku langsung girang heboh. Nanti, kalau Kak Adam kepedean gimana? Nggak tahu ah.

Gini banget sih rasanya, rasa kayak habis ketemu sama Taehyung aja. Eh tapi Taehyung mukanya imut-imut manis gitu, kalau dia tadi gimana ya... garang-garang imut alala bad boy, kayak Dilan! Eh bukan ding, Dilan kan masih SMA, dia udah S2.

"Aduh, tadi liat senyumnya dari deket gitu amat efeknya. Udah gitu ngobrolnya nyambung lagi. Arggg!" Aku mencak-mencak di atas kasur.

"Kenapa sih, Bang Ilham nggak pernah curhat punya temen Cogan."

Cklekk.

Aku mendengar pintu kamarku di buka. Saat kutoleh, ternyata Bang Ilham.

"Katanya mau revisian, eh malah senyam-senyum sendiri," ucap Bang Ilham berkacak pinggang di mulut pintu.

"Apa sih? Lagian ngapain abang masuk ke kamar Ara? Udah gitu nggak ketuk pintu lagi. Kak Adam emang udah pulang?"

"Nggak ketuk pintu matamu? Abang udah ketuk pintu dan manggil kamu, kamunya diem aja. Kebanyakan ngayal sih. udah gitu tadi reaksinya waktu ketemu temen Abang malu-maluin lagi. Udah, dia udah pulang."

"Ya habisnya! Siapa suruh nggak pernah cerita punya temen ganteng gitu. Dengan wajah Abang yang jelek dan ngeselin, kan nggak nyangka, kaget gitu Abang punya temen ganteng."

"Halah, alasan! Bilang aja mau ngomong 'Yaampun, oppa! Ganteng banget! makan aku dong, halalin aku!' gitu kan?" ucap Abang menirukan suara hebohku dengan nada mengejek.

"Terserah deh terserah, terus Abang dalam rangka apa ke sini?"

"Boleh pinjam HP nggak ?"

"Buat apa?"

"Buat ganjel pintu."

"Yeee! Ganjel pintu kok pakai HP aku, HP Abang aja sana!"

Abang mengembuskan napas. "Yaelah, malah diseriusin. Aku mau pinjam HP kamu buat WhatsApp si Adam, barangnya ada yang ketinggalan. HP Abang lagi error jaringannya."

Aku menekuk bibirku ke dalam menahan senyum. Khayalanku meronta.

WhatsApp Kak Adam? Jadi, ada nomornya Kak Adam di HP aku? Jadi, bisa ada kemungkinan Kak Adam bakal simpan nomorku. Ya ampun! Wkwk.

"Woy, Dek! Boleh nggak?" tanya Abang setengah berteriak membuatku tersadar dari lamunan.

"Oh, hehe. Boleh, Bang. Nih." Aku menyerahkan ponselku. "Kalau udah balikin ke kamar loh.”

"Iya!" Abang mengambil ponselku dan berlalu keluar kamar. Sedangkan aku memutuskan untuk melanjutkan revisianku.

"Oh iya! Revisianku! Kesimpen nggak ya?!" hebohku kemudian bergegas menyalakan laptop.

Dan tepat seperti dugaanku. Tidak t3rsHelam4tkAn!

"Haduu, revisi lagi dari awal!" ucapku frustrasi dengan memegangi kepala.

"Dek, makasih ya." Abang memasuki kamar dengan memberikan ponselku. "Kenapa lagi deh kamu?"

"Revisianku nggak kesimpen, Bang," ucapku sedih.

Kulihat dia mengembuskan napas panjang dan merebut laptopku. "Sini laptopnya. Apa nama filenya?"

"Metodologi Penelitian Kualitatif Fix revisi lagi."

"Udah ada kata fixnya tapi masih ada kata revisi lagi," omelnya. Setelah kusebutkan nama fileku, dia mengotak-atik laptopku.

"Nih!" Abang mengembalikan laptop dengan file yang aku sebutkan di sana.

Setelah kulihat. "Loh! Kok bisa sih ajaib gini? Bisa balik revisianku!"

Abang menepuk kelapaku pelan. "Makanya, belajar yang bener. Ada internet itu buat belajar, bukan buat streaming mulu."

"Makasih, Bang—" ucapanku terpotong saat ponselku bergetar. Saat aku cek, ternyata nomor tak dikenal.

Oke, Ham.

"Bang ada chat masuk.” Aku menunjukkan layar ponselku.

"Oh, dari Adam itu."

"Dibales nggak?"

"Nggak usah. Yaudah, kamu buruan tidur, Abang mau ke kamar dulu," pamitnya yang kujawab dengan anggukan.

Setelah Abang keluar dari kamar. Langsung saja aku buka WhatsApp-ku, penasaran dengan foto profil Kak Adam wkwk.

"Sudah kudugong, dia ganteng bat njir! Ini fotonya Kak Adam pas umur berapa ya? Save ah nomernya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah kudugong, dia ganteng bat njir! Ini fotonya Kak Adam pas umur berapa ya? Save ah nomernya!"

Aku melupakan revisianku dan merebahkan diri di atas kasur.

Indahnya hari ini. Kejadian-kejadian tak terduga datang. Aku menutup mataku dan tertidur dengan tersenyum, juga layar ponsel yang menyajikan foto Kak Adam.

Siapa tahu, kan? Tidur terus mimpi Kak Adam hehe.

---

Yuhuu, cocok nggak castnya? Hehe. Lagi kepincut sama dia.

Next secepatnya!
W

ait yash!

Tertanda Dosenmu (Complete ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang