Bagian 41 : Terpesona

33K 2.6K 106
                                    

Beberapa hari yang lalu, Adam mendapatkan undangan pernikahan temannya kuliah S1 dulu.

Hari ini adalah hari H-nya.

Terlihat Adam sedang bersiap-siap untuk pergi ke kondangan tersebut. Sedangkan Ara menunggu dengan diam di atas kasurnya, melihat Adam yang mondar-mandir.

"Bang, kan aku udah siapin pakaiannya, udah disetrika juga, udah rapi, mau cari apa lagi sih?" tanya Ara.

"Cari pomade. Dimana ya?"

Ara menunjuk ke arah laci meja rias. Adam bergegas menuju ke sana dan memakai pomade di rambutnya.

"Udah?" tanya Ara yang digelengi Adam. "Kayaknya dasi aku ganti warna lain aja deh."

"Bang," panggil Ara.

"Iya sayangku?" jawab Adam lembut.

"Kenapa sih dari tadi mondar-mandir cari ini-itu, kan udah selesai siap-siapnya. Riasan Ara udah mau luntur nih," keluh Ara tapi Adam masih memunggunginya, mencari dasi di lemari.

"Ra, ini pertama kalinya kita kondangan bareng," ucap Adam.

"Terus?"

"Pas aku baca undangannya untuk Adam Sekeluarga rasanya seneng, hati aku menghangat," ucapnya dengan pandangan menerawang, tangannya ia masukkan ke saku celana dan tersenyum.

"Pas aku baca undangannya untuk Adam Sekeluarga rasanya seneng, hati aku menghangat," ucapnya dengan pandangan menerawang, tangannya ia masukkan ke saku celana dan tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kayaknya aku terlalu excited deh ya," lanjutnya kemudian terkekeh dan menoleh ke arah Ara. Adam terkejut melihat penampilan Ara.

"Saking semangatnya sampai aku nggak sadar kalau istriku cantikkkk banget pakek baju itu."

Ara tersenyum kemudian berdiri dan berputar-putar. "Gimana? Bagus kan baju aku? Sengaja aku pilih buat ke kondangan ini."

"Apa kamu mau ke kondangan pakai baju seperti itu?" tanya Adam melihat pakaian Ara.

"Iyalah, memangnya kenapa? Toh nggak ada yang sal—"

"Ganti," ucap Adam singkat dan jelas.

"Ha?"

"Baju itu terlalu terbuka dan terlalu cocok buat kamu. Abang nggak mau ada yang seterpesona seperti Abang saat melihatmu memakai baju itu," lanjutnya dengan nada tajam membuat Ara gelagapan sendiri.

"Aa-aanu, Bang Adam terlalu frontal."

"Kamu pikir, sebagai suamimu, Abang rela melihat kamu jadi pemandangan orang lain seperti aku mandang kamu tadi? Ganti sekarang atau aku yang akan mengganti secara paksa?" suruhnya dengan nada tidak terbantahkan. Entah kenapa saat seperti ini aura killernya keluar.

"Bang, lucu banget sih, kayak drama deh, 'nggak boleh pakek baju itu karena terlalu cocok' terus disuruh ganti. Abang nggak serius nyuruh Ara ganti kan...." ucap Ara mencoba bergurau.

Tertanda Dosenmu (Complete ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang