Wajah Adam murung sepanjang jalan. Cara berjalannya pun aneh seperti mayat hidup. Raga sama jiwanya seakan sudah terpisah sejak kabar buruk tutupnya warung bakso yang diidam-idamkan.
Hal itu membuat Ara satu sisi merasa bersalah, satu sisi lain ingin tertawa ngakak karena belum pernah melihat Adam seaneh ini.
"Bang? Udahan ngapa," ucap Ara mencoba menenangkan Adam yang sedang merajuk.
Adam hanya diam. Bahkan sesampainya di rumah, dia hanya diam dan langsung masuk ke kamarnya.
Ara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Salahnya juga sih, dari tadi diajak tidak segera beranjak. Ia melangkah menuju dapur yang cukup lenggang karena masih belum banyak perabotan.
"Tenang, Ra. Yang pertama urusin perutnya dulu baru bujuk orangnya," ucap Ara bermonolog kemudian berjalan menuju rice cooker dan mengambil beras. "Oke, Chef Rematta KW! Yang pertama kamu harus sulap beras jadi nasi dulu."
"Masak apa ya yang simple gitu? Bang Adam pengen apa ya?"
Setelah ia mencolokkan kabel untuk bakal nasinya. Ia beranjak menuju kamar mereka yang dalam kondisi tertutup.
"Bang? Bang Adam? Ara masuk ya?" tanya Ara dari balik pintu.
Adam hanya berdehem.
Ara membuka pintu dan melihat Adam yang mengerubuti badannya dengan selimut.
Ya ampun dosen killer satu ini bisa manja begini ya? Duh, gemesss.
"Bang Adam mau makan apa?"
"Makan bakso depan gang."
"Kam udah tutup, Bang. Besok aja ya makan baksonya. Sekarang Bang Adam mau makan apa?"
"Makan hati," ucap Adam sarkas.
"Makan hati?" Ara berpikir sejenak. "Oh, hati ayam? Sekalian rempelonya nggak?" tanya Ara polos yang membuat Adam semakin jengkel.
Dia ini nggak paham atau pura-pura nggak paham sih?
"Mana saya tahu, saya kan ikan."
"Jadi mau ayam nih?" tanya Ara.
"Ayam kampus," jawab Adam singkat.
Ara yang mendengarnya langsung melotot. "APA?!"
Mendengar kekagetannya Ara, Adam langsung teekejut juga. Sepertinya ia salah bicara. "Maksud aku ayam yang biasa kamu makan di kampus itu."
"Bang Adam nguntit aku di kampus?!" kaget Ara lagi.
"Duh, nggak gitu. Cuma kebetulan lihat. Maksud aku ayam yang merah itu loh. Maaf, Ra, jangan marah," ucap Adam menjelaskan lalu tersadar satu hal. "Eh, kan aku ceritanya yang lagi marah, ngapain aku minta maaf? Duh, nggak tahu ah, laper jadi nggak bisa mikir," keluh Adam lalu mengerubuti badannya kembali dengan selimut sampi ujung kepalanya.
Ara menggigit bibir bawahnya menahan tawa.
Gemes banget nggak sihhhh? Pengen uyel-uyel rasanya.
Ara berdehem. "Ara mau belanja dulu ya, Bang."
"Dianter nggak?"
Hahaha, niat ngambek nggak sih? Sempet-sempetnya nanyain begitu?
"Nggak usah. Mau sekalian olahraga."
Kemudian Ara keluar dan menutup pintu kamar.
Setelah suara gerbang ditutup terdengar, Adam berlari menuju jendela dan melihat Ara yang berjalan menjauh secara diam-diam, dan duduk di dekat jendela, memastikan Ara nanti sampai di rumah dengan selamat.
***
Setelah hampir 15 menit berlalu, terdengar suara langkah kaki mendekat. Adam melihat Ara yang membuka gerbang.
Sontak ia melesat menuju kamarnya dan mengubur dirinya di dalam selimut.
Dengan jelas perutnya berbunyi lagi. Sok-sokan lari-lari sih. Udah tahu lagi kelaparan.
Suara Ara sibuk memasak di dapur membuat hatinya menghangat. "Baunya Ara lagi masak nih. Wangi banget, jadi nggak sabar pengen makan Ara. Hehe," gumamnya lalu tersenyum nakal.
Sedangkan di dapur, Ara menepuk dahinya frustrasi. Bisa-bisanya ia lupa tidak menekan tombol cook di rice cooker. Alhasil, berasnya tetaplah menjadi beras.
"Oala, Ra... Ada aja...." keluhnya.
Namun tanpa memikirkan itu, ia langsung menekan tombol dan mulai memasak.
"Yuhuu... Korean Spicy Fried Chicken spesial untuk Babang Adam tersayang, harus berhasil," ucapnya.
Ia meletakkan ponselnya di sampingnya yang menampilkan video tutorial memasak, dan ia mempraktikkannya.
Setelah setengah jam berkutat di dapur, akhirnya masakan Ara pun jadi. Sentuhan terakhir, ia menaburkan biji wijen di atasnya.
Ara tersenyum puas melihat hasil masakkannya. Berbekal tutorial youtube dan hasil keuletannya belajar, jadilah Korean Spicy Fried Chicken.
Sebelum memanggil Adam, ia menyempatkan diri untuk memotret hasil masakkannya dan mengunggahnya di story.
Korean Spicy Fried Chicken spesial untuk suami tersayang.
Ara terkekeh geli melihat caption yang ia ketikkan.
"Hmm, but it's okay. Kapan lagi kan bikin story gini. Kayaknya cocok deh aku jadi kembarannya Chef Renatta, sepertinya aku punya bakat terpendam!"
***
Sambil nulis sambil nyengir sendiri bayangin Adam.
🤧🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertanda Dosenmu (Complete ✓)
RomanceSerangkaian kejadian tidak terduga membuat mereka harus melakukan sebuah pernikahan. Walaupun bagi yang lain, menikahi dosen dengan rambut hitam legam dan segala paket plus-plus itu merupakan suatu rezeki nomplok, tapi bagi Ara tidak. Bagi Ara, kel...