Namanya bukan penyesalan jika berada di awal, bukan? Namanya rencana, perihal berhasil atau tidaknya, Tuhan yang menentukan.
***
Hawa dingin masih mendominasi sekitar, membuat Ara malas untuk beranjak dari kasur. Ara menggeliat singkat dan mengeratkan diri untuk memeluk gulingnya. Rasa lelah yang mendominasi membuatnya ingin lebih lama bermalas-malasan.
Tunggu?
Ia kemarin terlelap dengan dipeluk Adam dari belakang, bukan?
Ara langsung membuka matanya lebar. Dan tebak apa yang Ara lihat?
Bangun-bangun Ara kaget melihat wajah Adam berada di depannya dan lebih kagetnya lagi, Ara yang memeluk Adam.
Jadi bukan guling? Tapi Kak Adam?!!!! Kok bisa???
Padahal sebelumnya Ara ingat bahwa ia tidur dengan dipeluk dari belakang oleh Adam. Ara tersadar dan sontak melepaskan pelukannya. Namun hal itu ditahan oleh Adam.
"Ka-kak Adam?" tanya Ara bingung dan gugup.
Cup!
Adam mencium bibir Ara."Itu sebagai hukuman kesepakatan kemarin. Kan kamu hari ini manggil aku Bang Adam? Ini sebagai peringatan," ucap Adam kemudian tersenyum membuat Ara memompa jantungnya lebih cepat.
Apa tadi? Kenyal lembut yang hangat... batin Ara lambat merespon.
"Kak Adam," lirih Ara kaget.
Cup!
Dan Ara kembali melotot dibuatnya. Apaan sih orang ini? Pagi-pagi bikin jantungan aja.
"Yang kedua ini bonus, kan first kiss kamu buat suami kamu, dan aku kan suami kamu. Walaupun malam pertama ditunda, ciuman nggak apa-apakan?"
"Suami...." lirih Ara. "Maaf ya, Bang. Gara-gara aku bikin penyesalan kemarin-kemarin dengan permintaanku."
Saat itu juga entah mengapa ara merasa bersalah. Adam suaminya, tapi Ara malah tidak memberikan haknya pada Adam dan malah membuat Adam menuruti kesepakatan yang diinginkan Ara.
"Namanya bukan penyesalan jika berada di awal, bukan? Namanya rencana, perihal berhasil atau tidaknya, Tuhan yang menentukan."
Ara menggigit bibir bawahnya ragu. Namun Ara dengan perlahan mendekat dan...
Cup!
Ara membalas ciuman Adam. Wah, rasanya pipi Ara memanas.
Adam melihat ke arah Ara kaget. "Kalau untuk ciuman, nggak apa-apa, Kak-eh Bang," ucap Ara malu-malu yang tersenyum padanya.
Kemudian Ara mengangguk dan memejamkan mata memberi kode untuk Adam.
Dan sentuhan kenyal lembut dan hangat kembali menyapu bibir Ara. bibir mereka saling bertaut.
Kemudian semakin dalam dengan dipimpin Adam, tangan Adam berada di tengkuk Ara dan tangan Ara memeluk Adam. Hanyut dalam suasana, Ara ikut andil di dalamnya.
Mereka saling melepaskan tautannya dan saling pandang.
Duh, Bang Adam jangan liat aku sedeket ini. Aku malu...
"Wajah malu-malumu menggemaskan, Ra," puji Adam yang membuat Ara semakin tidak karuan.
Ara berhamburan memeluk Adam. "Bang, aku malu!"
***
Adam sedang serius memotong bawang bombai di depannya. Ia berencana akan memberikan kejutan untuk Ara.
Ketika beralih memotong bawang putih, Adam berhenti sebentar. Matanya menatap ke atas lalu tersenyum malu-malu.
Ia mencoba menahan senyumannya namun gagal. Ia kembali menunjukkan ekspresi aneh karena mencoba menahan senyum malu-malunya.
Ia sedang teringat kejadian kemarin. Saat ia ke kamar mandi, Adam tidak sengaja memergoki Ara yang sedang berlatih memanggil namanya, padahal ia bilang besok akan mulai memanggilnya 'Bang'.
"Ya ampun, dia sangat manis," gumamnya.
Lalu tiba-tiba teringat kejadian saat Ara memeluknya saat tidur. Dengan jelas ia bisa menatap wajah Ara yang terpejam damai dari sedekat itu.
Dan hal itu membuat Adam berakhir tidak bisa tidur semalaman. Wajah Ara terlihat begitu damai.
Beruntung saja Adam dapat menepati janjinya dan tidak menyerang Ara saat itu juga.
Kemudian tadi setelah ia kaget saat bangun. Itu terlihat lucu. Bibir Adam merekah lebar.
Adam tersadar dan mengusap wajahnya kasar. "Ah sial, kenapa dia terus yang ada di otakku. Bisa-bisa nggak mateng ini masakan."
Tunggu, perasaan pedas apa ini?
Adam melotot dan tersadar bahwa ia baru saja memotong bawang-bawangan.
Dengan refleks ia berteriak, "Waa, mataku pedesss!!!!"
Dasar sih emang Pak Dosen, gegara mikirin Ara jadi lupa segalanya.
***
Masih ada yang nungguin Pak Dosen sama Ara nggak?
Maaf ya jarang update.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertanda Dosenmu (Complete ✓)
RomanceSerangkaian kejadian tidak terduga membuat mereka harus melakukan sebuah pernikahan. Walaupun bagi yang lain, menikahi dosen dengan rambut hitam legam dan segala paket plus-plus itu merupakan suatu rezeki nomplok, tapi bagi Ara tidak. Bagi Ara, kel...