[6]44: Datang

191 46 2
                                    

Sakura menengok ke atas. Hujannya lama-lama semakin deras.

"Neduh dulu yuk," ajak Sakura namun Wonyoung menggeleng.

"Tadi aku mau ke rumah Yujin. Aku ke sana aja, mumpung lebih deket," Wonyoung pun berlari diikuti Sakura.

"Sekalian jelasin lagi," ujar Wonyoung lantang agar suaranya terdengar. "Kenapa kalian hilang mendadak, terus Yujin kenapa?"

"Yujin bilang dia mau urus sendiri masalah keluarganya!" jawab Sakura.

Wonyoung berhenti di salah satu tempat di mana ia bisa berteduh.

"Kapan Yujin bilang?"

"Dia bilang ke Minju," jelas Sakura.

"Hei..."

"Ya?"

"Ekh...bahkan Yujin juga punya hal yang harus dirahasiain, termasuk kalian..." Wonyoung menunduk dan menggigit bibir. "Padahal aku pingin bantu juga tapi akunya gak bisa apa-apa..."

"Tidak membantu itu juga salah satu pilihan yang tepat," Sakura membalas.

Sakura menghadap Wonyoung di depannya. Terlihat wajah Wonyoung yang lesu.

"Dari sisiku, kamu itu patokan," ucap Sakura.

"Patokan maksudnya?"

"Misalkan 'Bos' tidak memberi tugas ini, pasti aku hanya akan menjadi dewi buangan dan berkeliaran tidak jelas di sini. Kamu ingat pertemuan dengan kami yang pertama kali?"

Wonyoung menatap mata Sakura. Gaya bicara seperti itu, berarti Sakura sedang serius.

"Inget..." jawab Wonyoung pelan.

"Biasanya dari awal perkenalan kita bisa melihat seperti apa orang yang baru kita kenal itu. Kamu kaget melihat perbuatan Hyewon yang memang identik dengan hal sadis begitu, lalu agak risih dengan Minju yang tertarik dengan kehidupan manusia sekarang karena dia pernah mengalaminya dulu. Walaupun begitu kami bertiga..."

"...Kehadiranmu membuat kami bertiga terselamatkan."
Pernyataan itu membuat mata Wonyoung melebar.

"Waktu itu," Sakura melanjutkannya. "Waktu kamu diantar pulang oleh Hyewon, aku dengan Minju pergi ke sekolahmu. Minju yang mengajak karena tempat itu dulunya milik kerajaannya. Sampai di kelasmu, si 'anak' muncul di sana. Dia menunjuk ke arah orang-orang yang membullymu di kelas. Dia tanya "Kalau kalian diperlakukan seperti itu, kalian akan bagaimana?". Lalu aku dengan Minju menjawab "Membalasnya saja,"..."

.

"Membalasnya mungkin mudah dengan wujud kalian yang seperti itu. Tapi kalau kalian itu manusia?"

Yang mendengar hanya terdiam.

"Orang-orang jahat ada di sini. Mereka membully anak perempuan yang kutugaskan kepada kalian. Namun dia tidak melawan, melainkan tetap melaluinya karena itu memang rintangan yang harus dilewati. Kamu seorang dewi tidak pernah merasakan sebelumnya. Sedangkan kamu, roh pendendam, mungkin dengan ini bisa membuatmu tertolong."

.

"Di malamnya sehabis Minju menelpon hape Hyewon yang ada di tasmu, dia muncul lagi. Dia bertanya mengenai keputusan akhir dari kami bertiga tentang tugas itu. Kami bertiga memutuskan untuk setuju, karena penasaran denganmu. Awalnya aku pikir mungkin ini menjadi tujuanku sementara di dunia ini, namun tak kusangka kalau semuanya akan menjadi seperti ini."

....

Hujannya turun sangat deras. Namun hal itu tidak membuat Sakura dan Wonyoung terganggu.

"Kamu udah banyak ngebantu lewat sifatmu itu. Yujin pasti juga mikir hal yang sama. Kamu jangan kepikiran tentang dia," pinta Sakura untuk menyudahi.

My Protector \\ IZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang