Pagi itu, hari nampak cerah sekali. Suasana di sekitarnya serasa baru dan segar untuk dipandang. Apalagi waktu itu adalah hari Sabtu, hari favorit kebanyakan orang. Wonyoung yang sudah stay di gerbang depan sekolah meluangkan waktu untuk meregangkan badannya sedikit. Ia sengaja menunggu di sana untuk menyambut Yujin alias Minju yang masih amatir tentang sekolah itu.
"Huahmm....-kkkepagian kamu nelponnya!" Minju marah-marah sebentar. Dia ditelpon berkali-kali oleh Wonyoung jam empat pagi tadi.
"Ya gapapa kan bagus," Wonyoung menggandeng tangan orang di depannya.
Saat itu mood Wonyoung sedang terbang-terbangnya ke langit. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Ia pun berjalan-jalan riang dengan Minju yang mengekorinya dari belakang. Namun perasaan itu langsung lenyap ketika ia berjalan di tangga menuju lantai dua.
Brug!!
Wonyoung yang ada di depan sontak menengok ke belakang. Minju terjatuh di tangga. Suara debumannya mengundang perhatian siswa-siswa lainnya.
"Aduh hati-hati dong..." Wonyoung membantu Minju berdiri. Ada beberapa siswa lain yang ikut membantunya.
"Uukh..." Minju merintih. Kakinya berdarah karena mengenai pinggiran anak tangga.
"Gapapa tuh?" tanya salah satu anak pada Wonyoung.
"Ya gapapa kok, biar aku anter ke uks. Makasih ya." Wonyoung buru-buru mengantar Minju.
Sesampainya di sana Wonyoung meminta izin pada guru UKS dan menuntun Minju ke salah satu kasur.
"Kok kamu pake jatuh sih?" tukas Wonyoung sambil mengobati luka Minju.
"Habis, kakinya Yujin kepanjangan. Aku nggak biasa di tangga," curah Minju sambil cemberut.
Wonyoung hanya membiarkan alasan yang agak aneh itu. Ia masih sibuk mengobati luka itu. Ketika ia membersihkan lukanya tiba-tiba ada orang yang masuk ke sana. Rupanya Ningning. Ia datang karena mendengar berita dari orang-orang yang di dekat tangga tadi.
"Wow banyak juga darahnya," komentarnya kemudian ikut duduk di kasur. Ia hanya diam saja sambil memerhatikan kedua temannya.
...
"Yujin...?" panggil Ningning sekonyong-konyong. Minju merasa tidak enak ditatap olehnya.
Entah kenapa ia jadi deg-degan.
"Kamu ganti parfum ya? Tumben."
"Kukira ada apa," Minju menghembus napas lega. "Memangnya kenapa?"
"Ga ada apa-apa. Penasaran aja baunya kayak parfum cowok."
Minju diam sebentar. Seingatnya tadi ada dua parfum di meja, jadi Minju asal pakai saja yang mana.
"Udah nih. Yuk ke kelas," ujar Wonyoung.
Wonyoung meletakkan kembali obatnya. Ningning membantu Yujin berdiri. Namun sampai di pintu ia melepaskan Minju.
"Aku maunya tadi ke kantin. Duluan ya," ucapnya dan meninggalkan mereka berdua. Saat itu di lorong tidak ada orang. Masih termasuk jam yang sangat pagi jadi di sekolah masih sedikit ada orang.
"Huft untung aja aku masih bisa nanggepin dia," ucap Minju.
"Kalo Ningning sih sante aja. Si Yuna nih yang serem," timpal Wonyoung. Mereka berdua pun lanjut jalan ke kelas.
Bangku Yujin ada di pojok kiri paling depan dekat jendela. Di belakangnya bangku Ningning. Bangku Wonyoung sendiri di belakang bangku Ningning. Sedangkan bangku Yuna paling belakang pojok kanan. Bangku Jeongwoo ada di sebelah Yujin. Bangku Haruto di sebelahnya lagi dan di belakangnya bangku Jihoon. Pintu kelas ada di sebelah kanan. Yang duduk dekat sana adalah Sungchan dan Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector \\ IZONE
Fanfiction/tamat - end/ Dimulai dari pertemuan Wonyoung dengan ketiga pelindungnya, sampai akhirnya mereka berdua belas saling bertemu satu sama lain. !!Alurnya maju mundur, jangan lewatkan satu chapter!! . -Fanfiction- -IZ*ONE- Tokoh utama: Wonyoung, Sakura...