[1]2: Pertemuan Kedua

1.1K 152 1
                                    

"Kakak, aku beli hamster!"

"Lah? Kapan??"

"Kemarin. Kok bisa ndak nyadar sih, kan kakak selalu lewatin ruang tamu."

"Kan aku sibuk nugas. Btw tadi udah telpon bapak belum?"

"Ndak ah, males. Emang dia peduli?"

"....Tapi dia kan orang tua kita Yur..."

.

"Memang dia orang tuaku, tapi mereka cuma mentingin diri sendiri. Aku ga ada minat."

Yujin merebahkan dirinya kasar di sofa. Tak peduli dengan kehadiran wanita di depannya yang merupakan kenalan kerja ayahnya.

Orang tua Yujin termasuk orang penting di salah satu partai. Tapi toh Yujin tak peduli. Katanya sih demi rakyat, tapi kenyataannya hanya untuk harga diri mereka.

"Kalau begitu aku paksa kamu dengan para sepupumu itu!" bentak wanita itu.

"Kamu kira aku bakalan takut kalo dibentak?"

.

"Hyewon, kamu membuatnya takut."

"Aku tak butuh komentar dari klan dewi sepertimu."

.
.
.

"Bangun."

"Hei bangunlah."

Wonyoung membuka matanya. Dirinya mencerna apa yang dilihatnya. Ruangan dengan lampu yang sedikit samar-samar. Dia melihat sekeliling, baru sadar kalau itu kamarnya sendiri. Kini matanya tertuju pada wanita yang tak dikenalnya.

"Sebentar lagi waktunya makan malam. Kamu harus mandi dulu," ucap wanita itu.

Wonyoung mengejap-ngejapkan mata. Wanita ini berbeda dari wanita yang mengantarnya tadi.

Wanita itu menarik lengan Wonyoung untuk bangun. Kaki Wonyoung otomatis pergi kekamar mandinya. Setelah itu ia melanjutkan kegiatan lainnya.

.
.

Cklek

Wonyoung terhentak. Pikirannya baru jalan ketika ia kembali masuk ke kamar.

"Cewek yang tadi ke mana?" gumam Wonyoung.

Wonyoung berpikir keras untuk mengingat kejadian tadi siang. Dia kembali mengingat kejadian mengerikan tadi. Wonyoung memegang kepala dengan dua tangannya sambil bergidik ngeri.

"Ini mimpi?"

"Beneran kan?"

"Aku gak inget gimana aku pulang."

"Oh iya, cewek yang sebelumnya mana?"

"Bentar, mereka siapa?"

"Aku masih normal, kan?!"

"Aku ngelihat orang dibunuh..."

"Gimana nih..."

...

"Sudah ada temanku yang mengurus."

Wonyoung sontak menghadap ke asal suara.

"Cewek yang barusan," pikir Wonyoung. "Kamu siapa?"

Wanita itu mendekati Wonyoung sebentar.

"Sakura, aku seorang dewi. Anggap saja teman manusiamu."

"Dewi?"

"Otakku masih sehat kan?"

"Terus yang tadi-"

"Itu temanku. Dia seorang iblis. Maaf tiba-tiba dia langsung seperti itu. Seharusnya dia bisa menahan dirinya," Sakura menjawab langsung. "Seharusnya ada satu lagi tapi sepertinya dia belum mau muncul..."

"Sebentar," Wonyoung memotong. "Kasih aku waktu buat mikir."

"Silahkan," Sakura mengangguk.

Wonyoung duduk di pinggir kasurnya. Dia menghirup napas lalu membuangnya. Kemudian wajahnya menghadap ke arah Sakura lagi.

"Ehm begini. Sebenarnya kalian siapa-maksudku kalian orang asing... kenapa kalian ada disini-"

Cklek

Pintu kamar terbuka. Ibu Wonyoung masuk ke kamar sambil membawa teh.

"Kalau capek istirahat aja," ucapnya lembut. Hati Wonyoung damai mendengarnya.

"Iya," Wonyoung mengambil tehnya lalu meletakkannya di atas meja.

Ibu Wonyoung kembali keluar kamar. Wonyoung dengan cepat menoleh ke arah Sakura.

"Ibukku nggak lihat kamu," ujarnya.

"Tentu saja karena aku seorang dewi," ucap Sakura lalu duduk di sebelah Wonyoung.

"Kenapa aku bisa?"

"Karena aku telah ditugaskan oleh 'Bos' untuk melindungimu, bersama dengan dua temanku."

"Kenapa aku?"

"Aku sendiri tidak tahu, sepertinya ini adalah takdirmu."

Setelah itu mereka berdua pun hanya diam saja. Beberapa menit kemudian Sakura memulai percakapan lagi.

"Pasti kamu merasa tak enak ada orang asing di kamarmu."

"Tentu saja. Apalagi kalau mendadak begini."

"Oh ya, omonganmu tidak perlu formal-baku begitu. Santai saja, lagipula aku akan terus bersamamu," ucap Sakura sambil duduk di kursi Wonyoung.

"Sampe kapan?" Wonyoung mengerutkan alisnya.

"Entahlah."

...

"Ehmm..."

"Ya?" Sakura langsung merespon begitu mendengar gumaman Wonyoung.

"Di mana dua temenmu itu?" tanya Wonyoung.

"Di sini!"

Wonyoung terkejut mendengar suara yang berbeda.

.
.
.

Bersambung

My Protector \\ IZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang