"Dia di dalam!" teriak Hyewon sambil berlari. Chungha dan para kawanannya mulai bergerak. Mereka berlari ke dalam. Minhyun mengikuti Hyewon dan Minju.
"Di depan, kita sudah ada bala bantuan dari klan dewi!" ucapnya.
Mereka terus berlari sampai akhirnya mendekati gerbang keluar, namun sayangnya masih ada satu pengganggu yang benar-benar merepotkan. Ialah Somi, bisa dibilang ia adalah perwakilan dari ratu tersebut.
Dengan gesit ia mendekati Minju dan mencakarnya. Namun tidak terkena karena Hyewon menarik Minju dengan cepat. Dengan tangkas Minhyun menarik Somi kebawah. Eunbi dan Daniel yang berada di atas turun dan menancapkan pedangnya ke tubuh Somi.
"Brengsek!" umpat Somi kesal. Ia sangat membenci cahaya itu. Kakinya digerakkan hendak menendang kedua dewi yang ada di atasnya. Tapi usahanya gagal karena kedua kakinya pun tertembak panah.
Seketika ia sadar bahwa di dekatnya tidak ada siapa-siapa. Ia terhempas ke tanah dengan sangat keras.
Chaewon mulai menyegelnya agar ia tidak bisa bergerak lagi. Somi hanya menggeram kesal.
"Terima kasih!" seru Hyewon.
"Larilah!" teriak Suzy.
Rupanya Somi belum terkalahkan. Secepat kilat ia mendekati Minju. Hyewon mengeluarkan teknik benangnya dan mengiris wajah Somi. Nako yang berada di dekatnya memperbarui segel itu dan untuk kedua kalinya Somi tertahan lagi. Namun hempasan tangannya masih belum bisa dihentikan. Mereka bertiga tidak bisa menghindarinya lagi.
"Lempar aku!" ucap Eunbi kepada Daniel. Dengan sekuat tenaga Daniel menghempaskan Eunbi ke tempat mereka bertiga.
Chaewon pun membuka paksa 'gerbang' tak terlihat itu. Eunbi mendorong mereka bertiga dengan keras sehingga mereka terjatuh ke 'bawah'.
.
.
."Mmm enak sekali makanannya!" ucap Nako menikmati bakpao hangat dari Hitomi. Yang pasti tidak gratis- dibayar oleh Sakura.
"Darimana kamu dapat uang?" tanya Hitomi.
"Sejujurnya ini aset bayangan milik keluarga Wonyoung," jawaban Sakura masih membuat Hitomi bingung.
"Dia bisa menggunakannya karena dia punya hak," jelas Nako.
"Sepertinya kamu juga punya. Aku bisa melihat sedikit ikatanmu dengan orang lain," ucap Sakura.
"Kamu pernah pergi kesana. Yang ada rental-keyboard begitulah," balas Nako.
"Yena?! Kenapa kamu bisa ada di sana?"
"Aku merasakan hawa kehadiranmu. Makanya aku datang ke tempat itu," jelas Nako. "Kamu juga pergi dengan kedua temanmu ke sana, kan? Sepertinya ketika kembali ke bumi, mereka berdua terdampar jauh dari sini."
"Aku jadi khawatir. Tapi aku yakin mereka selamat"
"Bagaimana dengan Wonyoung itu?" tanya Nako.
"Dia membaik. Sudah ada teman yang menemaninya. Dia juga sudah 'kulindungi'," jawab Sakura. Sebenarnya ia ingin sekali mencari Hyewon dan Minju, tetapi dia juga khawatir pada Wonyoung. Memang sudah tugasnya.
"Sepertinya aku akan sibuk. Sudah jamnya pulang sekolah. Aku pergi dulu ya," pamit Hitomi, dibalas oleh Sakura dan Nako. Nako terus memerhatikan Hitomi.
"Nako, aku minta maaf," ucap Sakura tiba-tiba.
"Ada apa?"
"Aku meninggalkan kalian begitu saja demi keegoisanku."
"Tidak masalah, kami gak masalah buat hal itu."
"Makasih. Aku senang Eunbi mau berubah," ucap Sakura tersenyum. "Tapi aku yakin kalau bertemu dengan dia pasti aku dimarahi."
"Sudah pasti," Nako menepuk punggung Sakura. "Kan kalau marah artinya dia sayang."
"Sejak kapan kamu bisa ngomong kayak gitu?"
"Kemarin! Begini-begini aku perlu menyesuaikan diriku dengan dunia ini" Nako teringat dengan Yena dan Yuri.
"Sepertinya aku perlu pulang dulu. Kapan-kapan aku datang lagi kalau ada informasi," Nako beranjak dan pergi meninggalkan Sakura yang tengah diam itu.
.
.
."Huft..." Wonyoung menghembuskan napasnya. Besok sudah mulai presentasi.
Rasanya malas sekali.
Terpikirnya tentang para roh pelindungnya itu. Ia sendiri kurang tahu apa maksud pelindung itu. Selama ini kehidupannya aman-aman saja.
Apa yang perlu dilindungi lagi? Apa mungkin dia selama ini baik-baik saja karena kehadiran mereka...
Wonyoung mengingat kejadian yang mungkin membuatnya tersiksa. Dan dia selalu selamat. Sekarang dia sudah mulai berani berbicara dengan teman-temannya.
"Lagi mikirin apa?" tanya Yujin yang duduk di depannya. Tangannya sibuk mencorat-coret halaman terakhir di bukunya dan mulai beralih ke meja Wonyoung.
"Nggak..." Wonyoung menggeleng. Diikutinya kegiatan Yujin itu. Namun dia tidak suka di meja. Wonyoung mengambil buku tulis Yujin dan membuka halaman terakhirnya. Di dalamnya terdapat tulisan 'Jihoon'.
"Kamu suka Jihoon?" tanya Wonyoung dengan tenang. Dia sedang tidak mood untuk heboh.
"Iya," Yujin mengangguk. Dia sendiri juga tenang.
"Udah pernah bilang?" tanya Wonyoung.
"Sudah. Ditolak."
.
.
.Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector \\ IZONE
Fanfiction/tamat - end/ Dimulai dari pertemuan Wonyoung dengan ketiga pelindungnya, sampai akhirnya mereka berdua belas saling bertemu satu sama lain. !!Alurnya maju mundur, jangan lewatkan satu chapter!! . -Fanfiction- -IZ*ONE- Tokoh utama: Wonyoung, Sakura...