[1]3: Pertemuan Ketiga

993 134 4
                                    

"Di mana dua temenmu itu?"

"Di sini!"

Wonyoung terkejut mendapati orang yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Kini wanita yang tak dikenalinya lagi dan memakai baju olahraga?

"Sebentar, kamu kenapa pakai baju begitu?" Wonyoung melirik.

Wanita itu sedikit kecewa. "Kamu gak nanya namaku dulu?"

"Oh ya, maaf. Siapa namamu?"

"Minju! Aku dulu adalah seorang ratu! Sekarang aku hanya roh yang akan menuntunmu ke jalan kebenaran!"

"Dia hanya menanyakan nama," ujar Sakura.

Wajah Minju cemberut. "Kan aku cuma kasih tau aja."

Wonyoung terkekeh. "Terus kalo kamu ratu kenapa pake baju begitu?"

"Akhir-akhir ini aku tertarik sama yang namanya olahraga!" Minju bersemangat dengan polos.

Wonyoung hanya melongo.

"Ga bener ini."

"Jangan-jangan mereka jin nyamar."

Wonyoung keluar kamar tanpa mengucapkan sepatah kata. Minju dan Sakura hanya melihat dengan kebingungan.

"Kenapa dia pergi?" tanya Minju.

"Gara-gara kamu sih," tukas Sakura.

"Aku serius!"

"Aku sendiri juga serius."

Tidak peduli dengan sedikit keributan dari dalam, Wonyoung hanya terdiam di depan pintu.

"Cuci muka aja deh," batin Wonyoung.

Setelah selesai dengan kegiatannya itu, Wonyoung kembali berjalan ke arah kamarnya. Sampai di depan pintu ia berhenti sebentar. Dengan pelan, didorongnya pintu kamar. Ia deg-degan.

Pintu pun sudah terbuka lebar. Kamarnya kosong, tak ada orang.

Wonyoung memerhatikan seisi kamar, memastikan tak ada keanehan. Yap, semua terlihat biasa saja. Wonyoung menghembuskan napas lega. Kemudian dia mengambil hpnya untuk mendengarkan lagu dan berbaring.

"Besok minggu jadi aku bisa bangun siang," ucapnya monolog.

Wonyoung memejamkan mata sambil menikmati lagunya.

.
.

Drrrt... drrrt... drrrt

Drrrt... drrrt... drrrt

Wonyoung terbangun. Setengah sadar dia mengangkat teleponnya.

"Ya, halo?"

"Halo, aku di depan rumahmu sekarang, mau bagi titipan. Mau kan?"

Mata Wonyoung melebar. Diperhatikannya lagi nama yang menelepon itu. Naruto. Yang dimaksud Wonyoung adalah Haruto.

Cepat kilat Wonyoung merapikan rambut dan bajunya. Lalu berlari ke pagar. Dilihatnya Haruto sudah menunggunya di depan pagar.

Haruto tersenyum lebar. Sangat senang ketika bertemu doinya. Walaupun sadar, bahwa ia terkena friend zone.

Wonyoung tersenyum. Bukan karena Haruto melainkan oleh-olehnya. Cokelat yang terkenal asli pahitnya dan Wonyoung sangat menyukai cokelat.

"Nih aku kasih tiga," Haruto menyodorkannya. "Dua pahit satunya manis."

Wonyoung menerimanya. "Makasih!" ucapnya senang.

Haruto terhura melihatnya. Sebenarnya ia hanya membeli oleh-oleh untuk Wonyoung. Bucin memang.

"Aku balik dulu," ucap Haruto sambil melambaikan tangannya.

My Protector \\ IZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang