[2]13: Mimpi

516 76 1
                                    

"Darah langka... bagus, kau sudah menangkapnya."

Hyewon hanya diam. Setiap jarinya terhubung dengan benang-benang diatas.

"Uurrggh...." Sakura merunguh kesakitan. Dilihatnya pria itu samar-samar kemerahan akibat darah yang mengalir di matanya. Sakura memaksa matanya untuk melihat lebih jelas namun akhirnya kesadarannya lenyap duluan, bersamaan dengan Chaeyeon dan Yujin.

Sesaat sebelumnya, Sakura melihat seseorang yang mendobrak pintu dari luar.

.
.
.

Wonyoung membuka kelopak matanya perlahan. Di sampingnya ada ibunya yang duduk. Rupanya ia sedang berbaring di sofa. Di samping kakinya ada ayahnya juga. Lama-kelamaan muncul orang-orang yang Wonyoung kenal. Mereka semua mengelilingi Wonyoung, sambil membawa mangkok kecil yang berisi darah dan bunga.

"Wonyoung," panggil ibunya.

"I-ibu?"

"Buka mulutmu."

"...?"

"BUKA!!!" orang-orang yang ada disekelilingnya berteriak kencang sampai telinga Wonyoung berdenging keras. Dirasanya sesuatu mengalir di telinganya.

Tangan ayah dan ibunya memaksa buka mulutnya. Wonyoung yang ketakutan tidak bisa bangun karena ditahan yang lainnya. Ia berusaha menutup rapat mulutnya. Namun sesuatu menembus perutnya sehingga mulutnya terbuka dan memuntahkan darah.

Mereka semua menumpahkan isi mangkok ke mulut Wonyoung. Wonyoung yang tertahan hanya bisa terus menerus menelan darah yang sangat amis itu, tidak peduli banyaknya.

Sampai akhirnya ia tidak kuat.

Glek

Glek

Glek

.

"Hufhaahg!" Wonyoung terbangun tiba-tiba. Tanpa pikir panjang dia berlari ke toilet.

.
.

Wonyoung duduk lemas di pinggir kasurnya. Pikirannya kosong, sampai ibunya masuk dan menyadarkannya kembali.

"Kenapa tadi muntah-muntah?" tanya ibunya.

"Kayaknya cuma masuk angin," Wonyoung menjawab.

"Kalo masih lemes, nanti jangan pergi dulu."

Wonyoung teringat dengan janji Haruto.

"Gapapa kok. Jugaan udah gak terlalu mual," ucap Wonyoung menenangkan ibunya. Kemudian ia beranjak bangun dan pergi mandi.

.
.
.

Haruto menunggu di depan bioskop. Dia melambai ke arah Wonyoung yang baru datang. Wonyoung menghampirinya.

"Yang lain belum?" tanya Wonyoung.

"Cuma Chenle aja yang udah dateng. Dia lagi beli jajan," jawabnya sambil merangkul Wonyoung. Wonyoung terkejut dengan aksi Haruto ini.

"Kenapa?" yang lebih tinggi bertanya.

"Ehm kenapa dirangkul?"

"Kamu masih malu di depan orang?"

"Malu gimana-"

"Wony! Nartoh!" Yujin teriak dan berlari menghampiri mereka.

"Dibilangin Haruto aja!" tukas Haruto tidak terima.

"Iihh kan biar akrab."

"Sayang, tunggu dong masih pagi ini larinya sante aja," Jihoon berlari kecil mengikuti Yujin.

My Protector \\ IZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang