"Huammh..." Yena menguap lebar, memaksakan dirinya untuk bangun. Dilihatnya Yuri yang sudah tidak ada di sebelahnya. Suasana rumahnya pun sepi.
"Pergi ke mana pagi-pagi?"
Yena beranjak bangun, cuci muka, gosok gigi, minum air hangat, lalu memakan dua buah pisang. Setelah selesai ia pun keluar rumah hendak mencari Yuri, masih dengan baju tidurnya. Kepalanya menoleh kanan kiri. Namun nihil, penampakan Yuri tidak ada terlihat.
Terlintas di kepala Yena tentang keyboard yang diberi Nako kemarin. Diambilnya keyboard tersebut dan memasang ke komputernya. Dia mengamati keyboard lama dengan keyboard barunya. Benar-benar sama persis. Tak lama kemudian keyboard lamanya perlahan hancur menjadi debu dan menghilang. Yena yang melihat hanya mematung. Sesaat kemudian dirinya baru histeris(dalam diam).
"Lo kok ilang?!" tanya Yena keheranan.
"Kok debunya juga ilang?!"
Tak jauh dari rental Yena, ada Hyeongseop yang sedang berjalan-jalan dengan anjingnya. Tiba-tiba saja perasaannya menjadi tidak enak. Otomatis matanya tertuju pada Yena yang sedang berjalan seram ke arahnya. Hyeongseop jadi merinding.
"Woi Ucup, bisa ndak jangan ngudud sembarangan?! Udah tau adekku paling benci ma asep rokok?!" tangan Yena melesat ke kepala Hyeongseop namun berhasil dihindari lelaki itu. Lain lagi dengan tabokan kedua.
"Ampun ampun!" ucap Hyeongseop memohon pada Yena.
"Janji ndak ngulang?"
"Iya janji."
"Inget ya!" Yena kembali ke rentalnya. Badannya berbalik sebentar.
"Ada lihat Yuri ndak?"
"Tadi di Indomei kayaknya."
"Oh oke," Yena melambaikan tangannya kepada Hyeongseop dan berlari tempat Yuri berada.
"Yuri!" panggil Yena. Yuri pun berlari ke arahnya.
"Kenapa?" Yuri tertegun melihat penampilan Yena yang masih acak-acakan. "Astagaaa, kenapa ndak pake jaket dulu?"
"Ah...itu...aku khawatir."
"Tumben?" Yuri sedikit tersipu.
"Bukan gitu maksudnya-"
"Aku cuma belanja, sengaja pagi biar masih sepi," jelas Yuri. Dia mendorong badan Yena cepat-cepat. "Mending pulang aja dah, malu dilihat orang!"
.
."Oh ya, tadi aku ketemu Nako, dia bilang mau cari temennya," ucap Yuri.
"Hm," Yena hanya mengangguk-ngangguk. "Kemarin malem dia tidur di mana?"
"Ndak tau. Ndak mungkin di luar sih."
"Keyboard yang rusak kemarin hilang lo, jadi debu," cerita Yena.
"Hah? Masa? Kapan?"
"Tadi pagi."
"Kok bisa?"
"Aku nuker keyboardnya tadi, habis itu yang lama hancur terus ilang."
"Itu keyboard yang baru bisa dipakek?" tanya Yuri.
"Oh ya! Lupa ngetes!"
.
.
."Sakura, kenapa?" Hitomi menyentuh pundak Sakura.
"Aku ngerasain sesuatu. Mirip kayak sihirku..."
"Beneran?" Hitomi menggenggam telapak tangan Sakura. Selang beberapa menit Sakura merasakannya semakin dekat.
"Makin deket?" tanya Hitomi. "Dia temenmu?"
"Gak mungkin..." ucap Sakura tak percaya.
"Aku liat sekilas, dia mirip kamu. Badannya pendek, kamu kenal?" sambung Hitomi.
Mata Sakura melebar. Ia masih tidak percaya. Diajaknya Hitomi untuk mengikutinya.
Tidak hanya Sakura dan Hitomi saja yang merasakan, Nako juga. Dia tahu bahwa Sakura mulai mendekatinya, dengan satu hawa keberadaan manusia. Tapi dia merasakan sesuatu yang berbeda terhadap roh manusia ini.
Dan mereka bertiga pun bertemu.
....
"Sakura?! Ini Sakura yang kukenal bukan?" tanya Nako terengah-engah.
"Iya Nako! Tentu saja!" jawab Sakura semangat. Mereka berdua seperti dipertemukan takdir.
"Ehhm... maaf tapi masih ada aku di sini," selang Hitomi.
"Eh maaf-maaf," Sakura dan Nako berusaha memperbaiki situasinya.
"Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Sakura pada Nako.
"Aku terjatuh- Ah! Aku ingat semuanya!" Nako menyadari sesuatu ketika ia menyentuh Sakura. Ingatannya pulih. Jika ia berada di dekat Sakura, sihirnya pun lama-kelamaan akan terkumpul.
Tanpa basa-basi, Nako mulai menceritakan apa yang ia ingat.
.
.
."Ngg..."
"..."
"Hye-won?" Minju mengejap-ngejapkan matanya. Hyewon membantunya untuk duduk.
"Kita di mana?" tanya Minju. Dia tidak mengingat apa-apa.
"Di kediaman ratu," jawab Hyewon.
"Hah? Bukannya bahaya? Aku yang diincar, kan?" Minju mulai panik.
"Justru ini tempat sembunyi yang aman. Mana ada orang yang mau sembunyi di kamar penjahatnya sendiri."
"Bagaimana kalau ternyata ratu juga berpikiran seperti itu?" latah Minju.
"Nasib," jawab Hyewon.
"BENAR SEKALI!" tiba-tiba saja si Ratu berdiri tepat di hadapan mereka! Wajahnya sangat seram.
Dan membuat Minju ketakutan.
"AAAAAKHH!!!" Minju menjerit kencang. Hyewon yang tercengang menjadi lebih kaget mendengar suara menceng itu. Dengan segera Minju berlari diikuti Hyewon.
"Mau pergi ke mana pun kalian tidak akan bisa kabur," ucap Ratu lantang. Ia hendak mengejar buruannya namun tertahan. Telinganya mendenging kencang dan mulai mengeluarkan darah.
Sepertinya akibat teriakan tadi.
.
.
.Bersambung
Dua bulan berhenti... Maaf ya
Mumpung libur jadi bisa publish lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector \\ IZONE
Fanfiction/tamat - end/ Dimulai dari pertemuan Wonyoung dengan ketiga pelindungnya, sampai akhirnya mereka berdua belas saling bertemu satu sama lain. !!Alurnya maju mundur, jangan lewatkan satu chapter!! . -Fanfiction- -IZ*ONE- Tokoh utama: Wonyoung, Sakura...