"Jadi rumah Wonyoung dulu itu rumah temenmu?"
"Iya."
"Hm..." Chaewon memangut dagunya. "Kemudian Minju yang ada di Yujin dateng ke gedungmu karena ajakan sepupunya, terus kalian ketemu lagi. Kebetulan sekali..."
Mereka berdua sampai kembali di luar. Chaewon menandai tangannya dengan sihir yang ditandai Eunbi.
"Tunggu aja mereka jemput," ujar Chaewon. Chaeyeon mengangguk dan ikut menunggu bersama Chaewon.
.
.
."Jadi aku pingin hidup di jalanku sendiri. Yuna, Jiheon sama sepupu yang lain juga mau begitu," ujar Yujin pada kedua orang tuanya. "Aku pingin kalian jangan sampai berbuat hal buruk yang bisa membahayakan nyawa kalian."
Yujin berbalik badan, menghadap ke wanita yang mengejarnya dari belakang.
"Ga usah ikut campur," ucap Yujin ketus. "Partai kalian aja memang mentingin diri sendiri gimana gak diprotes?"
"Menjelekkan partai berarti menjelekkan orang tuamu juga."
"Memang."
Wanita beserta orang lainnya yang ada di dalam terkejut mendengar jawaban Yujin.
"Jujur aja memang iya. Justru gara-gara itu aku ada di sini sekarang," Yujin melanjutkannya. "Ayah sama ibu hanya menganggapku alat keturunan, tapi kalian tetep orang tuaku. Minimal aku pingin disayang juga kayak anak-anak di sekolah. Buat urusan partai aku gak bakalan ikut campur, jugaan aku masih bocah. Aku cuma pingin ada suasana kekeluargaan di rumah, bukan malah dijadiin tempat orang-orang partai asal masuk."
Yujin kembali menghadap ke orang tuanya. "Itu aja yang mau aku bilang. Temenku udah nunggu di luar, jadi aku pamit."
Yujin berjalan menuju luar, namun badannya berbalik sebentar.
"Soal Jihoon bukan karena aku kepaksa, aku memang ada rasa ke dia."
Ibu Yujin keluar dari ruangan.
"Di luar hujan!" ujarnya.
"Gapapa! Anak ibu ini gak gampang sakit kok, jugaan cuma air," balas Yujin.
Yujin keluar dari rumahnya. Perhatiannya tadi sempat teralihkan ke salah satu orang yang terkapar di sofanya.
Ketika Yujin sudah di teras, dia menyadari suasana di sana berubah. Tidak ramai seperti sebelumnya.
"Yuk pulang dulu," ujar Sakura lembut pada Wonyoung. "Dingin di sini."
Wonyoung mengangguk pelan."Rumahmu masih dipakai?" tanya Eunbi di samping Yujin yang tengah bengong melihat Wonyoung.
"Masih," jawab Yujin.
Eunbi mendatangi Sakura dengan Nako.
"Aku pergi ke tempat Wonyoung. Kalian beri tanda," ujarnya dan melesat pergi.
Sakura dan Nako saling bertatapan kemudian mereka mengajak yang ada di sana untuk mendekatkan diri.
"Bawa tujuh orang, bisa gak ya?" mereka berdua ragu.
"Kalo gitu aku sama Minju gak perlu," ujar Hyewon.
Kedua dewi itu mengangguk. Mereka berdua pun membuat tandanya.
"Btw pulang ke mana maksudnya?" tanya Yuri.
"Ke rumahku sementara. Hujan soalnya," jawab Wonyoung.
"Aku denger ini idemu sama Chaewon," ujar Yena. "Sama Hitomi lagi satu."
"Eng- i-iya," Hitomi mengiyakan saja. Ia sudah membahas tentang pertemuan ini kemarin di kampus bersama Yuri dan Chaewon.
"Oh ya, jadi orang-orang kampus yang nahan Yuri itu yang protes ke partainya itu?" tanya Yena pada Yujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector \\ IZONE
Fanfiction/tamat - end/ Dimulai dari pertemuan Wonyoung dengan ketiga pelindungnya, sampai akhirnya mereka berdua belas saling bertemu satu sama lain. !!Alurnya maju mundur, jangan lewatkan satu chapter!! . -Fanfiction- -IZ*ONE- Tokoh utama: Wonyoung, Sakura...