Bawah Tanah:
The Rumor Comes TrueA novel by Zivia Zee
Apa yang terjadi di atas arena?
Kurasa ... semua hanya konflik spontan lainnya di antara kami. Kukatakan semuanya hari itu pada Pak Sukma. Bahwa, sejak awal Velidsa tidak pernah benar-benar menjelaskan padaku inti dari semua permasalahan kami. Ia hanya berdiri di sana kemudian menyalurkan kebenciannya seolah-olah akulah yang menciptakan sel kanker yang membunuh banyak orang.
"Dia melihat saya seperti saya adalah parasit. Saya tidak tahu apa alasannya karena kami baru saja bertemu saat semua ini terjadi dengan begitu saja," aku menjelaskan, "seolah-olah ... dia mengenalku sebelumnya?" tambahku, lebih pada diriku sendiri.
"Apa kamu pernah bertanya? Tentang mengapa dia menghakimimu? Memperlakukanmu secara berbeda?"
"Ya," kataku, "di arena, hari ini. Dia hanya bilang saya nggak pantas di sini. Saya kira mungkin dia iri dengan rumor tentang saya yang beredar waktu itu. But, actually ... i don't know what is happening between us."
Pak Sukma mengangguk-angguk seolah ia paham, "Mungkin kalian hanya tidak cocok satu sama lain."
"Ya ... jelas kami memang tidak cocok satu sama lain," kataku, "tapi ... saya rasa itu lebih dari itu."
"Apa maksudmu?"
Aku menatap pria itu di mata, "maksudnya ... dia selalu mencoba membunuhku dan aku tidak tahu kenapa."
...
"Aurora!"
Aku menoleh ke arah Ririn yang berjalan dari ambang pintu. Ruang ganti sudah sepi. Sepertinya aku yang terakhir memakainya. Ririn sendiri sudah memakai seragam Bawah Tanah lengkap dan aku tidak tahu mengapa anak ini ada di sini.
Kumohon, jangan bilang dia ke sini untuk mengajakku main lompat kodok.
"Aku merasa kau jadi lebih tua beberapa tahun hanya dalam beberapa jam," katanya, "apa orang-orang sepertimu selalu memiliki banyak hal untuk dipikirkan?"
Dia banyak bicara. Aku tidak begitu suka, sebenarnya. Tapi, siapa lagi di sini yang mengajakku bicara selain Anya, tiga kakak kelas merepotkan dan dia? Ya, perlu kuakui lingkaran pertemananku sangat-sangat payah. Hanya saja sangat sulit untuk bergaul di sini.
"Gue? Gue orang seperti apa?" tanyaku.
Gadi itu bergumam, "Yaa ... orang sepertimu. Yang berada di atas panggung dan disorot banyak lampu. Kau tahu 'kan? Kau terkenal sejak hari pertama."
"Yang sama sekali bukan keinginan gue," ujarku.
Aku terkenal sejak hari pertama. Entah apa yang terjadi sebenarnya pada hari sebelum aku resmi menjadi bagian dari mereka, tapi semua berawal dari rumor aneh itu. Dan kalau dipikir-pikir, semua tentang Bawah Tanah memang berawal dari sebuah rumor. Aku tidak tahu kenapa mereka suka sekali memulai sesuatu dengan rumor.
"Rin, apa lo tahu?" Kupikir-pikir, mungkin bertanya pada Ririn tidak ada salahnya. Bisa dibilang, Ririn ini mirip dengan Aren. Mereka adalah pusat dari segala informasi. Bedanya, Aren mencari informasi yang memang fakta, sedangkan Ririn memburu semua rumor yang berada di lingkungan sekolah kami. Atau dalam bahasa sederhananya, Ririn ini tukang gosip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawah Tanah: The Rumor Comes True
Action[Action X Teenfiction] Serial mata-mata remaja #1 Buku pertama dari Dwilogi Bawah Tanah Ada sebuah surat aneh diatas meja belajarku. Surat berwarna pink bersimbol hati. Kupikir itu dari Djanuar. Akhirnya cowok brengsek itu sadar juga bahwa meninggal...