[Action X Teenfiction]
Serial mata-mata remaja #1
Buku pertama dari Dwilogi Bawah Tanah
Ada sebuah surat aneh diatas meja belajarku. Surat berwarna pink bersimbol hati. Kupikir itu dari Djanuar. Akhirnya cowok brengsek itu sadar juga bahwa meninggal...
Ada yang masih ingat sama cerita ini??? Semoga ada //hikd 🤧
Jujur aku kangen banget sama pembaca-pembacaku. Aku suka bacain ulang komen-komen kalian yang lucu2, gregetan dan paling banyak, pada nyemangatin aku buat nulis lagi //hikd terharu 🤧 well, berkat komentar kalian yang pada uwu-uwu, semangat nulis aku jadi terbangkitkan lagi. Selama bulan November kemarin aku berusaha keras menulis lagi Bawah Tanah 2 setelah sebelumnya sempat macet karena kesibukan mahasiswa semester akhir 🙃 btw doain aku yakk semoga bisa cepat lulus wkwkw 😆
Sebelumnya, Aku pernah janji akan publish bawah tanah 2 tahun ini. Awalnya, aku gak yakin karena sedang banyak urusan di kuliah. But, here we are!!
Aku mau ngumumin kalau aku berhasil tepatin janji aku!! Meski di akhir tahun huehue 🤧 Setelah berbulan-bulan tamat, akhirnya aku bawa kabar baik!!! Bawah Tanah 2 sudah kupublish hari ini yeayyy 🥳🥳🥳 Semoga kalian pada masih ingat jalan ceritanya wkwkw. Yang lupa, ayo baca ulang dulu 🤣
Oh, ya, karena aku sempat baca komen beberapa di antara kalian yang kurang nangkep beberapa bagian, sebelum ke Bawah Tanah 2, kalau ada yang mau tanya-tanya soal Bawah Tanah 1 atau 2 boleh tanya di section ini yaa. ------->
Di Bawah Tanah The Rising Sun, kita akan mengulik lebih banyak tentang rahasia-rahasia yang belum terungkap. Tentang misi gabungan, mamanya Aurora Sancaka, Dandelion, Airlangga, hingga Djanuar. Are you ready? Let's jump to the story!!!
-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bawah Tanah: The Rising Sun
Teror Bali hanya menyisakan sengsara. Aurora mendapati dirinya menjadi buronan rahasia bagi negara, orang hilang bagi keluarganya, dan orang gagal bagi dirinya sendiri.
Airlangga menyembunyikannya di sebuah desa terpencil di Palembang, dan tidak pernah memberinya waktu untuk berduka. Terlebih ketika pihak-pihak musuh mulai memburu mereka.
Untuk mengakhiri segalanya, Airlangga pun memberikannya dua pilihan.
"Tetap hidup dan selesaikan segalanya, atau mati dan ikut dikubur bersama rahasia besar yang terlanjur kamu tahu."
