1. Tragedi

6.7K 234 20
                                    

Kematian dan kehidupan.

🍓🍓🍓

Benar kata orang, bahwasannya kematian selalu dekat bersama setiap makhluk yang bernyawa. Ketika takdir sudah menyiratkan waktu itu tiba, maka kematian tak akan kenal yang namanya menunda tugasnya dan tidak ada yang bisa mencegahnya.

Ambang kematian, antara hidup dan mati adalah sesuatu hal yang amat mendebarkan sekaligus momen ketika seorang hamba berserah pada ketentuan-Nya. Momen itu kini terjadi pada seorang gadis dengan segala niat baiknya saat ini, niat itu membawanya pada ambang kematian.

Sebuah ujung pistol yang dingin masih tertodong pada leher gadis itu. Semua orang yang ada di ruangan tak bisa melakukan perlawanan, suasana menjadi mencekam. Acara seminar yang seharusnya sudah berjalan sempurna, kini dalam waktu singkat menjadi kacau karena ulah seorang pria misterius yang melepaskan tembakan. Semua dibuat berteriak histeris ketika pria itu menyandra seorang gadis yang menjadi pemateri dalam seminar tersebut, gadis itu bernama lengkap Ania Asyahla Hanum.

Nasib Ania sekarang sangat tidak beruntung, niat datang ke gedung hotel untuk mengisi acara seminar kini malah harus menjadi sandraan. Apa ini adalah akhir dari kehidupannya? Jika itu benar, Ania akan ikhlas dia tak bisa melawan ketentuan Allah.

"Tidak boleh ada yang menghubungi polisi!" Pria dengan masker hitam di mulutnya itu kembali mewanti-wanti. "Atau gadis ini yang akan menjadi korban pertama, setelah itu kalian semua."

Semakin mencekam lah suasana di sana. Ania sendiri sudah keringat dingin, nafasnya pun tersengal-sengal. Tapi pria misterius di sampingnya malah menyeringai penuh kemenangan. "Sekarang turuti saya. Letakan barang berharga kalian di samping saya, CEPAT!"

Suara begitu arogan. Mau tak mau para tamu seminar pun menuruti pria tersebut. Satu persatu mereka menyerahkan tas serta perhiasan yang mereka kenakan, termasuk Jennifer, sahabat Ania yang ikut mengantar Ania menghadiri seminar ini. Saat giliran Jennifer menyerahkan tas kecilnya, dia menatap Ania dengan penuh berkaca-kaca dan cemas. Andai saja Ania menuruti Jennifer untuk tidak menerima pekerjaan ini, sudah pasti keduanya tak akan terlibat pada situasi yang terjadi sekarang.

"Tunggu!" Pria misterius itu menghentikan seorang ibu yang usai menyerahkan barang berharganya. Ibu dengan seorang bayi digendongannya itu terlihat gemetar, ia membalikan badannya ke arah pria biadab tersebut.

"Letakan bayimu di sana. Sepertinya dia sangat berharga," ujar pria itu. Sontak saja hal tersebut membuat sang ibu berteriak menolak. "Tidak! Kau sangat gila! Saya tidak akan menyerahkan anak saya padamu. Dasar pria gila!" teriak sang ibu.

"Hey! Berani sekali kau!" Pria misterius meninggikan suaranya tak mau kalah. Ia merasa dipermalukan oleh penolakan sang ibu. "Jika kau tidak menyerahkan bayi itu, maka gadis ini akan mati bersamaan denganmu!"

Lagi-lagi Ania menjadi bahan ancaman dia. Benar kata ibu tadi, bahwa pria ini sudah gila. Mana ada manusia waras yang berani melakukan hal tidak terpuji ini.

Sang ibu menatap Ania, lalu bayinya secara bergantian. "Saya tidak peduli. Saya tetap tak akan menyerahkan anak saya!"

"Oke. Keputusan yang sangat saya sukai." Dia berucap lalu melirik Ania dengan tatapan beringas. "Ruangan ini akan penuh dengan genangan darah. Dan hal itu akan dimulai dari dirimu, Sayang."

Ania bergidik ngeri, dia terus merapalkan doa, dan jantungnya berdetak kencang. Mungkin rasa takut yang dirasakan Ania saat ini, sangat dirasakan pula oleh para tamu undangan, begitupun jennifer.

Komandan, Ndra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang