BAB 5

378 224 71
                                    

Halo! Selamat malam, aku mau kayak ngasih rekomendasi lagu... Nah mungkin, siapa tau cocok sama kamu tipe lagunya. Bukan buat cerita kok, ya saling berbagi hal yang disuka aja.
Kalau kalian mau request balik, boleh kok. Ketik aja di kolom komentar, cuma aku jarang dengar lagu Indonesia.

Rekomendasi dong yang bikin baper ya. :)

Mungkin hari kemarin adalah hari termanis sekaligus terburuk Hyema. Namun, sekarang adalah hari yang baru. Mungkin sekarang hari yang baik atau mungkin buruk. Entahlah, apapun yang akan terjadi tetap saja Hyema harus bersekolah. Sudah terlalu lama ia meminta izin kepada wali kelasnya.

Untung saja wali kelasnya baik, menganggap murid sebagai manusia yang mempunyai kelemahan. Tidak menuntut untuk selalu sempurna dalam semua mata pelajaran.

Percayalah, Hyema membenci sekolah lebih dari siapapun. Mengapa? Sekolah itu rumah kedua, dan tempat untuk mendapatkan ilmu. Bukan tempat yang selalu dipaksa untuk sempurna dalam hal apapun. Pernah Hyema di bentak dengan perkataan kasar oleh salah satu gurunya, hanya karena ia tertidur. Baiklah, Hyema menerima jika dirinya dimarahi tetapi tidak dengan dibentak oleh perkataan kasar. Sejak, itu ia dipindahkan kelas, berpisah dengan Songkang yang satu kelas dengannya.

Namun, sepertinya kejadian itu membawa kebaikan. Sebab, wali kelas nya sekarang lah sangat berbeda dengan guru lainnya.

“Selamat pagi Pak Namjoon,” Sapa Hyema hangat setelah memarkirkan motornya dihadapan parkiran mobil untuk guru.

“Selamat pagi juga Hyema. Bagaimana hari mu?” Tersenyum manis kepada Hyema menampilkan lesung pipinya. Sangat manis.

“Buruk sekali. Tadi pagi saja aku sudah terjatuh dari tempat tidur ku, dan membuatku harus bangun, ingat sekolah soalnya.” Namjoon hanya tertawa dan berjalan di sebelah Hyema yang akan masuk ke kelasnya. Namjoon tahu kedua orang tuanya sudah bercerai, tetapi memilih bungkam tidak menanyakannya.

“Ah! Aku lupa, hari ini Moon In Yeop masuk lagi.  Bila ada sesuatu laporkan saja,” ucap Namjoon khawatir. Ini mengapa Hyema menyukai Namjoon sekali. Selain karena ia tidak suka menuntut, ia pun selalu membantu muridnya.

“Baiklah. Sepertinya dia sudah terlalu lama liburan juga.” Hyema meninggalkan Namjoon dan berjalan menuju kelasnya. Mejanya dibelakang, tidak terlalu belakang, kedua dari belakang.

Memilih menidurkan kepalanya yang diberi bantalan oleh lengannya. Tidak lupa dengan satu kabel yang sudah terpasang ditelinga dari handphone nya. Hyema selalu membawanya untuk mendengarkan musik dimanapun dan kapanpun.

Hey baby.”

Suaranya tidak asing. Merindukan suara itu lagi.

“Apa kamu tertidur? Padahal aku sudah semangat untuk bertemu dengan mu.” Mengusap perlahan rambut pendek Hyema. Dulu rambutnya agak panjang, ternyata sekarang lebih pendek. Elegan sekali.

“Baiklah, aku menyerah. Aku duduk dibelakang mu seperti biasa.”

“Kenapa kau tidak duduk di meja yang lain? Masih banyak meja yang kosong Moon In Yeop!” Protes Hyema tidak terima.

“Bangun juga dirimu. Apa kau tidak rindu dengan ku? Padahal aku sangat rindu padamu.” Dengan santainya In Yeop mengedipkan sebelah matanya.
“Aku rindu kepadamu? Yang benar saj——” ucapan Hyema terpotong. Songkang yang masuk ke dalam kelas lalu menarik kerah In Yeop dengan kasar.

“Berengsek kenapa kau kembali?!”

“Ternyata anak pemilik sekolah ini menyapaku. Selamat pagi Han Songkang.” Songkang semakin keras menarik bahkan melilit kerah In Yeop. Matanya memerah kesal. Deru napas nya semakin cepat, kenapa musuhnya harus datang lagi.

SAGATARES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang