BAB 8

263 154 62
                                    

Siapa yang keranjang shopee nya penuh? Disimpan aja dulu dikeranjang, tapi belum di checkout juga sampai sekarang. :)

Itu aku. :")

To The Bone - Pamungkas.

Melihat angka yang menunjukkan pukul sebelas saat membuka handphone nya. Hyema terkejut, dirinya langsung bangun seketika. Tetapi, kepalanya pusing sekali. Berputar, membuatnya memilih memejamkan kedua matanya terlebih dahulu dan memijat pelan kepalanya.

"Ah, ternyata akhir pekan. Pantas saja Songkang tidak menelpon ku." Hyema turun dari ranjangnya. Tunggu, ini bukan ranjang di penginapan neneknya. Apartemen Namjoon? Benarkah? Berarti semalam ia menginap disini.

"Pak Namjoon aku---Ahjussi?" Hyema terkejut sekaligus senang melihat Sejin tertidur di sofa dengan selimut yang sudah jatuh kebawah. Dibawanya selimut itu, menutupi sempurna tubuh Sejin.

"Kenapa Ahjussi tidur di sofa, hm? Sofa ini terlalu kecil untuk bahu mu yang lebar itu." Hyema mengusap pelan rambut tipis yang menghalangi keningnya, rambut coklat Sejin. Kedua mata yang tertutup sangat lucu, bahkan Hyema masih suka tidak menyangka jika Sejin sudah berumur 30 tahun itu, tetapi entah kenapa Hyema suka sekali. Suka sekali dengan pria tua didepannya ini.

"Karena kau tidur di kamarku, jadi aku tidur di sofa." Sejin membuyarkan kegiatan Hyema yang memandangi dirinya. Sejin membuka kedua matanya, menatap Hyema dengan tatapan kesal. Jika saja ia bukan pria sejati, sudah dipastikan ia tidur bersama Hyema atau memindahkan Hyema ke sofa.

"Jadi itu kamarmu? Bagus sekali, harum. Aku suka." Hyema membantu Sejin bangun dari tidurnya dan membawa selimut itu kemudian di lipatnya dengan rapi.

Sejin masih terdiam, masih mengumpulkan kesadarannya. Menatap Hyema yang sudah menaiki kursi untuk membawa alat kopinya yang berada diatas lemari. Biarkanlah, lakukan saja sesuai kemauan Hyema. Sejin masih lelah. Dan, anak itu banyak kelakukan, apartemen siapa tapi sudah seperti apartemen sendirinya saja.

Melihat Hyema yang menghancurkan biji kopi, lalu memasukannya perlahan dan memanaskannya. Menuangkan air dari atas ke dalam wadah berisi bubuk kopi itu. Sepertinya Hyema pandai membuat kopi, Sejin pernah di ajari oleh kakak laki-lakinya. Bahkan, alat itu dari kakaknya, tetapi Sejin tidak begitu pandai seperti kakaknya. Ketika ia mencoba malah rasanya menjadi aneh.

Hyema pun memberikan cangkir kopi itu, dan duduk meminum kopi yang menjadi miliknya. Sejin meminumnya, tidak berekspektasi tinggi pada awalnya. Tetapi, rasanya mirip dengan buatan kopi ibunya. Mengingatkan kepada Ibunya yang sudah bercerai. Sejin melamun, membuat Hyema berkali-kali bertanya apakah kopi nya tidak enak.

"Ini enak... Kau bisa membuat kopi seperti ini?" Sejin bukan tipe pria yang suka kopi, lebih menyukai teh. Tetapi, kopi buatan Ibunya sangat cocok untuknya. Dan sekarang, jika dicicipi lebih dalam. Rasa kopi buatan Hyema memang sama dengan kopi buatan Ibunya.

"Ahjussi menyukainya?" Sejin pun mengangguk-angguk kepalanya sambil memejamkan matanya. Bersamaan, tulus sekali.

"Yes! Satu langkah berhasil," ucap Hyema semangat membuat geleng-geleng kepala Sejin. Kenapa anak perempuan ini selalu menggodanya. Bukannya Sejin tidak percaya bagaimana Hyema menyukainya dengan terang-terangan. Hanya, mungkin itu perasaan kagum saja. Ingin memiliki, sebentar.

Mungkin karena dirinya terlalu sempurna, takut wanita hanya menginginkan apa yang ia miliki. Membuat Sejin hingga saat ini belum mempunyai satu pun wanita, mungkin teman wanita masih punya. Satu angkatan dengannya, membuat group chat untuk teman yang dikenalnya yang tahun lahirnya sama, baik wanita atau pria ada di dalam group itu. Dan selebihnya, hanya teman di kantornya saja.

SAGATARES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang