BAB 19

141 93 24
                                    

Aku udah pernah rekomendasi lagu ini. Tapi, serius. Lagunya harus diputar di bab ini, sekarang kalau bisa. Serius, ost yang aku suka di drama tahun 2020, dari semua drama. Gummy memang terbaik. 

My Love - Gummy

Hyema masih fokus kepada bola basket yang berada didepannya. Dirinya tidak bisa bermain basket. Namun, hanya sekedar untuk melakukan dribbling ia masih bisa melakukannya, walau tidak mahir.

Handphonenya mati, masih menunggu pria yang selalu ditunggunya. Tidak ada kabar, ingin pulang takut pria itu datang. Serba salah. Tak lama, kemudian terdengar suara mobil datang, tersenyum senang. Sejin datang, dengan baju tidur yang dilapisi coat kotak-kotaknya. Masih saja tetap tampan. "Hyema!"

Hyema melempar bola basketnya asal. Segera berlari menuju Sejin yang sedang berjalan ke arahnya. Kemudian memeluk Sejin begitu saja, tidak peduli keduanya menjadi basah atau pakaian Sejin yang menjadi ikut basah karenanya. "Sebentar---sebentar saja---aku ingin memeluk Ahjussi."

Sejin mengelus rambut basah Hyema. Dirinya membalas pelukan Hyema, walau hujan masih turun deras. Mereka berdua tidak merasakan kedinginan sama sekali, keduanya hangat. Hati yang menghangat.

Hyema menangis, ia mengeratkan cengkramannya di punggung Sejin.

"Peluk saja, lama juga tidak apa-apa. Aku justru menyukainya." Hyema mendongak, melihat Sejin yang menunduk melihatnya. Air mata dipipinya yang bercampur dengan air hujan di usap oleh Sejin.

"Maukah berdansa denganku?" Sejin mengulurkan tangannya. Hyema tertawa kecil, kemudian membalas uluran tangan Sejin. Mereka mengaitkannya, menghubungkan telapak tangan mereka. Tangan kiri Sejin berada di pinggang Hyema dan tangan kanan Hyema berada di pundak Sejin. Mereka berdua bergerak hampir mengelilingi lapangan basket. Terkadang Hyema memutar tubuhnya kemudian ditangkap kembali oleh Sejin.

Mereka berdua bagaikan manusia yang kehilangan arah, sulit untuk terbuka. Tetapi, ketika berdua seperti ini, mereka tidak bisa memperdebatkan apapun. Mereka tetap ingin bertemu, mereka ingin bersama. Mereka tidak bisa kesal dan marah dalam jangka waktu yang panjang. Mereka memang saling membutuhkan, Hyema yang membutuhkan seseorang yang bisa melindunginya, menjadi penopang hidupnya. Dan, Sejin yang membutuhkan seseorang untuk mengerti dirinya, memahami hidupnya.

Lee Hyema membutuhkan Moon Sejin, dan begitu pula sebaliknya.

Moon Sejin membutuhkan Lee Hyema.

Mungkin dulu obat Hyema ketika mempunyai masalah adalah alkohol dan obat penenang. Namun, sekarang melihat Sejin saja hidupnya seperti tertata kembali. Moon Sejin obat terbaik, pria terbaik. Lee Hyema terlalu mencintainya, mencintai Moon Sejin.

Mereka masih berdansa dengan tatapan yang tidak dilepaskannya. Moon Sejin tidak sedetik pun melepaskan tatapannya dari Hyema. Dunianya sudah tidak abu-abu lagi. Lee Hyema mewarnainya. Anak kecil yang sangat cerewet dan terkadang menyebalkan yang membuatnya kesal. Ternyata, wanita yang mengubah hidupnya yang semula abu-abu menjadi memiliki warna.

Keduanya memang sudah saling mencintai. Dan, hujan menjadi saksinya. Bagaimana kedua pasangan yang masih berdansa dengan iringan lagu dihatinya, tidak perlu menyalakan musik atau seperti di acara mewah dimana berdansa diiringi oleh musik.

Lee Hyema dan Moon Sejin memiliki musiknya sendiri. Dia, dirinya dan air hujan.

Sejin pun menarik Hyema dan memeluknya. Mencium kening Hyema. Lama, sambil menutup kedua matanya.

"Aku mencintaimu."

Mungkin tanpa kesakitan tidak akan ada kebahagiaan. Itu mengapa, Hyema bersyukur dia merasa sakit dahulu, kemudian bahagianya sekarang. Dirinya sekarang bisa bersama pria yang dicintainya, dunianya, semestanya.

SAGATARES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang