BAB 9

229 138 27
                                    

Biasanya aku selalu update jam 21.00 atau 22.00. Tetapi, hari ini spesial, jadi aku update jam segini.

Selamat membaca. :)

Btw, aku ulang tahun. :)

Ragu - Rizky Febian

Hyema yang berdecak kesal berkali-kali kenapa pria tua itu tidak mau mengakuinya, dari caranya menenangkan Hyema dan menggenggam tangannya itu sudah membuktikan jika Sejin mulai memiliki rasa kepadanya. Tetapi, pria tua itu tetap pada pendiriannya yang hanya menganggap Hyema seperti adik tirinya.

Hyema yang sekarang fokus memanjakan tubuhnya didalam rendaman air yang ia buat sendiri tanpa sepengetahuan Sejin pemilik apartemen itu sendiri. Hyema sengaja menguncinya, walau memang sudah keharusan nya mengunci pintu dari dalam. Tetapi, alasan utamanya adalah. Memanfaatkan bath up Sejin yang sangat bagus bagi Hyema, memberi semua cairan sabun milik Sejin yang botol sabun nya berjajar kedalam rendaman itu. Bahkan, ketika Sejin menyuruhnya mandi saat masih membersihkan pecahan yang dirinya buat. Hyema yang melihat bunga di buket dan ada lilin pewangi di dekat pintu kamarnya masuk, langsung membawa keduanya. Sudah menganggap seperti rumahnya sendiri.

Baiklah, memanfaatkan kesempatan seperti ini tidak apa-apa bukan?

Bernyanyi lagu kesukaannya, To The Bone. Lagu yang pas untuk memulai harinya yang kacau, walau sepenuhnya tidak kacau. Karena, Sejin menggenggam tangannya erat, bahkan salah satu jarinya yang masih terluka pun di kulum nya.

Hyema benar-benar bahagia. Tangannya yang memperlihatkan goresan itu pun tidak terasa perih sekali, mungkin Sejin adalah obat yang tepat untuknya.

"LEE HYEMA!" Hyema yang baru saja selesai memakai kaus kebesaran Sejin yang berwarna ungu itu hanya tertawa kecil. Mungkin pemilik kaus ini baru menyadari banyak sesuatu yang hilang.

"Sudah seperti pemilik apartemen ini hm?" tanya nya dengan cepat dengan tatapan yang mungkin dibuatnya menjadi tajam. Hyema hanya tersenyum menyipitkan kedua matanya dan mengeringkan rambutnya berjalan ke arah sofa. Dan sialnya, In Yeop berada disana.

"Kau? Tidak melakukan apapun dengan kakak ku bukan?" Kedua bola mata Hyema berputar malas, ia pun hanya melempari handuk kecil bekas mengeringkan rambutnya kepada In Yeop.

"Antar aku, kau mau?" In Yeop yang mendengar itu pun berubah dengan cepat bagaimana dari posisi duduknya yang malas menjadi sangat tegak, Sejin yang melihatnya dari belakang Hyema pun hanya menggelengkan kepalanya. Adik tirinya benar-benar belum bisa move on.

"Kemana?"

"Kuburan mu." In Yeop hanya diam bergeming kesal karena diberi harapan palsu, berbeda dengan Sejin yang menertawakan kebodohan In Yeop. Membuat Hyema membawa jaketnya yang semalam dan pakaian kotornya. Berpamitan kepada Sejin dan hampir saja dicegah oleh In Yeop yang memaksa untuk mengantarnya pulang. Hyema jelas menolak, In Yeop tidak boleh tahu jika dirinya tidur di penginapan, tidak ada yang boleh tahu. Hanya Moon Sejin saja cukup.

Setelah keluar apartemen pun Hyema memasuki elevator dan mengirim pesan kepada Sejin meminta tolong jika In Yeop bertanya-tanya tentang dirinya, jawab saja tidak tahu apapun. Dan, Sejin menyetujuinya. Ditambah Sejin pun tidak membicarakan semuanya kepada In Yeop, hanya berkata bahwa Hyema hilang kendali saja.

"Songkang, kau dimana? Belikan aku makan mau?" Tentu pria yang menjawab telepon itu tersenyum senang, bahkan Ibunya yang sedang menonton televisi pun kebingungan anak lelakinya sangat senang di akhir pekan ini.

"Apa ini kencan?" tanya Songkang yang telah datang dan siap menjemput Hyema di halte bus. Hyema menceritakan semuanya ketika Songkang bertanya mengapa motornya tidak ada, hanya bedanya ia tidak bilang jika dirinya menginap dirumah Sejin. Hanya menceritakan bagaimana motornya yang ditahan oleh kepolisian.

SAGATARES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang