BAB 20

148 92 12
                                    

Ada yang suka lagu ini gak waktu dulu? Atau kenangan sama mantan gitu hahaha. Coba-coba mantan kalian tambah cakep apa enggak? Rindu gak tuh? Aku sih rindunya duit di dompet aja udah pengen checkout shopee dari kemarin susah amat.

Best Part (feat. H.E.R.) - Daniel Caesar

Keduanya sudah menyelesaikan masalahnya, Hyema sedang menunggu Sejin yang masih memasak. Menunggu di meja makan dengan kedua kaki menggantung yang diayunkan. Déjàvu, Hyema pernah bermimpi seperti ini, ketika sudah menjadi sepasang kekasih ingin dibuat makanan oleh Sejin. Seperti pertama kali ke apartemen Sejin dan mereka makan bersama. Hyema jadi tersenyum, usahanya ternyata tidak sia-sia.

Memang, hasil tidak akan mengkhianati usaha. Jika hasilnya bagus, maka usahanya pun seperti itu. Hanya saja, butuh tenaga ekstra untuk melakukannya.

Pria berumur 30 tahun itu bukan om-om yang selalu genit kepada wanita. Sejin terlalu sempurna baginya, Hyema sadar. Hyema sadar sekali.

"Kau memikirkan apa?" tanya Sejin yang sudah didepannya. Makanan sudah tertata didepannya. Mie dingin buatan Sejin, katanya makanan kesukaannya. Hyema menurut saja, dia bukan anak pilih-pilih makanan. Yang terpenting tidak ada sayurannya, terutama bawang.

"Aku---masih terkejut dengan semuanya." Hyema kemudian menyeruput mienya. Lalu, menggelung rambutnya dan mengikat menggunakan jepitan yang selalu digunakannya. Sejin memperhatikannya, rambut Hyema tumbuh dengan baik, "Cantik," ucap Sejin tiba-tiba.

Membuat Hyema menunduk sebentar meredakan kupu-kupu berterbangan diperutnya. Sejin setelah menjadi kekasihnya bukan hal yang baik, jantungnya bagai pesakitan yang menjadi berdegup kencang. Efeknya luar biasa sekali bagi Hyema. Jika dulu Hyema yang selalu banyak bicara, kenapa setelah mereka resmi menjadi kekasih malah Hyema yang menjadi pendiam. Dan, Sejin yang menggodanya.

Hyema melanjutkan makannya lagi, lahap. Menyeruput sampai mangkuknya diangkat. Tidak malu-malu, belum menjadi kekasih saja saat itu makannya sudah seperti ini apalagi sudah menjadi kekasih.

Sejin hanya memperhatikannya, tersenyum. Makanan buatannya habis dengan cepat. Hyema berarti menyukainya. Anak kecil di depannya yang sekarang menjadi malu-malu itu menyukai masakan Sejin, sudah lama Sejin tidak memasak untuk seseorang dan sekarang Hyema membuatnya memasak di apartemen lagi. Mungkin terakhir adalah saat Hyema memaksa ingin makan disini, sisanya ia hanya memasak untuk di kasihkan kepada In Yeop, bukan agar makan bersama di apartemennya.

"Minum obatnya," ucap Sejin lalu memberikan gelas berisi air mineral. Hyema menurutinya dan segera meminumnya, tablet. Jadi mudah. Jika obatnya sirup, Hyema tidak bisa, pasti dikeluarkan lagi. Hyema lebih suka obat tablet daripada sirup.

"Tidurlah, sudah malam." Sejin mengusak kecil rambut Hyema. Menjadi berantakan, Hyema langsung memeluk saja. Sejin tertawa kecil kemudian membalasnya. Mengusap rambut Hyema dari atas sampai bawah, terus-menerus diulang. Sejin menaruh dagunya diatas kepala Hyema. Tangannya tetap beraktivitas, mengusap rambut Hyema dan terkadang menepuk pelan punggungnya.

"Tidur ya," pinta Sejin sambil menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan Hyema. Hyema mengangguk, tangannya terangkat dan memegang pipi kanan Sejin, yang otomatis pria itu langsung menutup matanya. Menikmati usapan kekasihnya, Sejin bukan pria yang wajahnya suka disentuh begitu saja. Tapi, diusap lembut menggunakan jari kecil Hyema sangat menenangkan.

"Ahjussi..."

"Ehm?"

"Aku mencintaimu," ucap Hyema lalu kembali memeluk Sejin. Menenggelamkan wajahnya di leher Sejin dan mengutuk diri sendiri dalam hati. Hyema tidak bisa mengontrol dirinya. Sejin benar-benar keterlaluan, hatinya ingin meledak. Hyema benar-benar mencintainya. Melepaskan pelukannya. Menutup wajahnya kemudian berlari menuju kamar Sejin. Pria bermarga Moon itu hanya tertawa dengan menggelengkan kepalanya. Lucu sekali kekasih kecilnya ini.

SAGATARES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang