Ada gak sih? Yang rencana mau bukber, tapi sampai sekarang belum jadi-jadi.
Aku begitu, mana banyak banget yang gagal. :")
Charlie Puth - How Long
Ia akan maju, jika kakaknya tidak memulai. Tetapi, masalahnya. Wanitanya, mencintai pria lain.
Yaitu, kakak tirinya."Yeopie." In Yeop selalu tersenyum lebar jika sudah dipanggil seperti ini oleh Hyema. Berarti kekasihnya itu memiliki keinginan, makanya membujuk dan merayu. Tidak apa-apa In Yeop suka. "Yes, bee."
"Tolong, tugas ini susah." Seperti biasa, bahasa Inggris Hyema yang sangat sulit dikembangkan. In Yeop yang pandai di Inggris pun selalu sabar jika mengajarinya, pernah Hyema memohon meminta isi jawaban saja saat ulangan. In Yeop menolak, nanti guru pasti akan tahu jika itu hasil contekan, sebab. Hyema belum pernah mendapatkan nilai diatas 50. Akan aneh jika tiba-tiba menjadi nilai yang bagus.
Dan, menyontek itu tidak baik. In Yeop harus menjadi kekasih yang baik. "Sure, kemarilah." Hyema tersenyum, menghampiri meja belajar In Yeop. Selalu seperti ini, belajar berdua saat akhir pekan. Akhir pekan mereka memang selalu berkencan, bermotor, dan belajar. Kata In Yeop biar jadi pintar juga jadi harus belajar bersama, agar semangat.
Dan selalu berakhir ketika In Yeop menjelaskan semuanya. Hyema malah tertidur, ingin dibangunkan. Tetapi cantik saat tidur, jadi serba salah.
"Sedih ya. Masih cinta dia, tapi dianya cinta yang lain." In Yeop menutup matanya sebentar. Merasakan momen dulu. Saat belum berpisah dengan Hyema.
Sudah cukup In Yeop bersedih dengan masa lalunya, ia sekarang membuat mie cupnya. Menunggu Sejin yang katanya malam ini akan datang. In Yeop yang memakan sambil melihat-lihat akun media sosial Hyema. Masih sama, selalu penuh dengan foto idolanya, drama yang ia tonton dan foto bukunya yang ia sukai.
"Kau mengenal Hyema. Kau mengenalnya---jika ia tidak akan pernah main-main dengan apa yang ia cintai." In Yeop sadar. Memang harus berpisah, walau sudah berpisah sejak lama. Tetapi, hatinya harus bergerak sekarang juga.
Pintu bel berbunyi, In Yeop bangkit dan membuka pintunya. Sejin datang dengan bungkusan ditangannya seperti biasa. Selalu perhatian, yang membuat In Yeop bertambah harus melupakan Hyema, tetapi jika kakaknya memang tidak akan menyakiti Hyema."Masuklah, kenapa hyung membawa banyak makanan? Aku bukan anak yang kekurangan makanan," sindirnya. Sejin hanya senyum saja, maklum. Adik tirinya ini selalu makan makanan instan, tidak baik untuk kesehatannya.
"Nanti, kau sembelit lagi." In Yeop menatapnya sinis, kesal. "Tidak perlu mengungkit hal itu lagi!" In Yeop membencinya, ia tidak suka hal memalukan itu terulang. Untung saja kakaknya adalah laki-laki, jika perempuan. In Yeop tidak bisa membayangkannya. Sakit perut parah hingga pingsan, yang pertamanya disangka penyakit berat. Ternyata hanya sembelit. Bahkan, dokter menyuruh dia untuk berhenti banyak minum apalagi minuman soda, karena In Yeop terlalu berlebihan dalam minum daripada makan.
Sejin terkekeh, ia menyusun semua makanan yang ia dibawa ke dalam lemari pendingin. "Kebiasaan," celoteh Sejin saat melihat satu wadah penuh nasi. In Yeop selalu memakan mie dengan nasi dingin. "Iya kebiasaan, kalau aku yang bikin pasti hyung makan sampai habis nasinya," jawab In Yeop santai yang selesai meminum cola-nya dan melanjutkan lagi kegiatan menyeruput mienya. "Karena---enak."
In Yeop angguk-angguk aja masih penuh dengan mie. Jadi sulit untuk menjawab omongan pria didepannya. Sejin duduk di sofa, membawa satu kaleng soda milik In Yeop. Meminumnya terus sambil melihat sekelilingnya, keadaan apartemen adiknya terjaga dengan baik. In Yeop yang melihat Sejin sedang duduk dengan wajah seperti itu pun berpikir dua kali, bagaimana jika kakaknya kelelahan jika harus membahas hal seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGATARES ✓
Fanfiction[ CERITA LENGKAP ] Umur 17 mungkin umur yang terkutuk bagi Lee Hyema. Kehidupannya hancur, dalam urusan keluarga, cinta dan sahabat. Namun, dia tidak serapuh itu. Dia bukan putri di negeri dongeng yang selalu dimudahkan hidupnya. Mungkin karena hidu...