BAB 18

162 92 34
                                    

HALOOO THR MASIH ADA KAH KALIAN?
Pasti udah habis xixixi.
Itu sih aku. :")
Ini dua chapter ya awalnya, tapi aku satuin. Biar Minggu depan puas-puas tuh manis. Kasian minggu-minggu kemarin sakit terus.

I Still Love You - TheOvertunes

'Aku lelah.'

'Aku tidak ingin hidup seperti ini.'

'Kenapa jadi aku yang merasa bersalah? Mereka yang membuangku---mereka yang mengabaikanku.'

'Tidak apa-apa bukan? Jika aku melakukan hal yang sama kepada mereka?'

'Tapi, kenapa seperti aku yang menjadi penjahat disini? Aku korban, aku bukan penjahatnya.'

Bagaimana rasanya ketika kau baru saja memaki Ayahmu, tidak lama kemudian. Ayahmu meninggal.

Kau belum meminta maaf. Tetapi, kau melakukan itu pun karena Ayahmu yang egois bukan? Dia tidak pernah melihatmu, mengkhawatirkanmu, memerhatikan mu, hanya---dia hanya tahu bahwa kau seorang anak perempuan. Menjengkelkan, tapi sekarang yang menjadi pendosa nya siapa?

Ayah yang egois kepada keluarga dan menjadikan perpisahan yang hancur?

Atau anak yang memaki kelakuan Ayahnya, dan sekarang sang Ayahnya sudah meninggal?

Itu yang dirasakan Hyema sekarang. Merasa sangat bersalah, tetapi dia seperti itu karena kelakuan ayahnya juga. Hyema menghela napas kasar, banyak yang memperhatikan. Dirinya belum menggunakan pakaian yang serba hitam seperti lainnya. Hyema masih menggunakan t-shirt panjang beserta jeans berwarna biru muda. Hyema memilih meminum alkohol yang berada didepannya.

Namjoon yang menemaninya spontan langsung memberhentikan kegiatan minum Hyema. "Sudah Hyema, lebih baik kita pulang saja." Namjoon berusaha sejak tadi, segera datang ke rumah duka setelah mendengar Ayah Hyema meninggal. Tambah, dia juga menyaksikan bagaimana Hyema yang mendorong Sejin hingga terjatuh. Terkejut. Masalahnya, dulu Hyema selalu menggoda Sejin, sekarang? Sangat jauh. Seperti melihat Sejin saja tidak ingin. Entahlah, Namjoon tidak mengerti, yang ia harus lakukan sekarang adalah membawa Hyema pulang dan mengistirahatkannya.

Melihat Hyema menurunkan gelas nya pun membuat Namjoon segera memegang tangannya. Menyuruh Hyema mengikutinya untuk pulang. Hyema menurut, tidak ingin berdebat apapun. Dirinya lelah. Sangat lelah. Ibunya bahkan tidak mengangkat teleponnya sama sekali, kakaknya sedang dalam perjalanan kemari bersama Taehyung yang sudah mulai bekerja di Seoul kembali.

Sejin melihatnya bagaimana Hyema terdiam tidak ada harapan apapun di kedua matanya. Sakit, anak itu terlihat kesakitan. Membuat Sejin juga merasakan sakitnya, melihat Hyema marah dan memaki kepadanya lebih baik daripada harus melihat Hyema seperti itu. Hilang arah.

Mungkin Hyema sudah berhenti mengonsumsi obat penenangnya, terlihat bagaimana dia tidak kambuh. DItambah alkoholnya pun kemungkinan Hyema kurangi. Tapi, entah. Hyema itu cepat berubah, bahkan ketika kemarin mengatakan bahwa dirinya sudah tidak mencintai Sejin pun masih terasa sebuah bom yang menghantam. Nyeri.

Sejin yang berpikir jika ia memilih cinta mungkin ia akan kehilangan adik tirinya.

Tapi, Sejin sadar, adik tirinya juga bahkan tidak pernah ada disisinya. Tidak menyalahkan, hanya saja. Mungkin dia punya kehidupan sendiri. Seperti Sejin mungkin masih belum bisa menemani In Yeop selayaknya kakak yang baik.

Mereka berdua saling menyayangi. Namun, hanya terlihat samar.

Sejin yang berniat mengikuti Hyema yang sedang bersama Namjoon pun malah dicegah oleh wanita yang menyebalkan. Eunra, dia wanita yang sangat menyebalkan. Ada kekasihnya Jimin saja bukannya bersama pria itu malah mendekati Sejin terus-terusan. "Sejin oppa jangan dulu pergi, disini saja temani aku dulu." Sejin menatapnya, tajam. Tidak ada ekspresi apapun yang keluar. Sejin muak.

SAGATARES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang