Sudah pulang tarawih nih? Sholat dimana? Masjid apa rumah? Awas yang di masjid pakai sendal swallow aja, daripada ke injak-injak terus jadi wafat sendalnya. :)
Selamat menunaikan ibadah puasa ya.
Yang tidak melaksanakan, selamat makan malam.
Still With You - Jungkook (BTS)
"Bisakah meninggalkan kita berdua dulu?" Hyema mengangguk dan menuruti perkataan Sejin kemudian masuk ke dalam ruangan dimana tadi ia menonton dengan Bu Kim. "Ya Tuhan memang jodoh tidak akan kemana!" Hyema loncat-loncat kegirangan setelah mengetahui bahwa ternyata Bu Kim adalah Ibu kandung Sejin. Dirinya tidak perlu terkejut, atau masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Itulah kelebihan Hyema, cepat menyadari sesuatu, cepat berpikir. Tapi, beda lagi jika di pelajaran sekolahnya.
"Ibu..." lirih Sejin, pelan. Saat mereka berdua sudah duduk di luar. Menikmati hujan malam dan rindu yang sudah lama karena tidak bertemu. "Ibu baik?"
Bu Kim terkekeh dan memegang tangan Sejin yang saling menyatukan kedua telapak tangannya itu. "Kau tidak memiliki pertanyaan lain? Basa-basi mu mudah ditebak sekali." Sejin meliriknya tidak enak, masih menunduk sedikit. "Tidak apa-apa, tidak usah merasa tidak enak karena Ayahmu. Kau masih tetap anakku." Sejin berdiri kemudian berlutut di hadapan Ibunya menangis. Ia takut, takut mencari Ibunya karena keegoisan Ayahnya. "Maafkan aku Ibu, sungguh!"
"Kamu tidak salah sayang." Bu Kim merangkul Sejin yang masih menangis, ia memeluk putra bungsunya itu. Jujur Bu Kim merindukan Sejin, dirinya bisa egois dengan menghampiri Sejin yang bekerja di kantornya. Tetapi, Bu Kim menghargai Sejin. Ia tidak akan menemui anaknya jika bukan keinginan anaknya. Karena keduanya saling menyayangi, keduanya takut saling menyakiti, membiarkan takdir untuk mempertemukan mereka berdua saja.
Hyema yang mendengar pintu dibuka pun buru-buru merapihkan rambutnya yang berantakan karena loncatan kebahagiaanya. "Hyema bisa siapkan kopi untuk kita berdua? Dia akan menyukai kopi mu pasti." Hyema tersenyum bahkan Sejin sudah mencicipi kopi nya saat dulu. "Dia memang menyukai kopi ku Bibi, Ahjussi sudah menyobanya kok!"
Hyema pergi ke dapur dan menyiapkan semuanya, ia bahkan diperbolehkan menggunakan cangkir baru yang baru saja datang tadi. "Apa kau pria yang ia maksud?" Sejin kebingungan dan mengubah layar laptop dari Netflix menjadi memutar musik yang ia suka. "Pria apa?" jawab Sejin lalu mengecilkan volume lagunya.
"Hyema bilang ia menyukai pria tua, tetapi ia takut sakit hati. Dan In Yeop mantannya bukan?" Sejin terbatuk pelan, apa Ibunya dengan Hyema sudah sedekat ini? Bahkan, Hyema menceritakan semuanya. "Dia bilang seperti itu?" Bibi Kim mengangguk dan membuat Sejin melongo. Pantas saja kopi Hyema mirip dengan buatan Ibunya, Sejin berpikir pasti Ibunya yang mengajarkannya. Dan, Hyema yang mungkin suka bercerita apapun ke Ibunya, hingga Ibunya saja bahkan tahu mantan kekasih Hyema adalah In Yeop. "Sedekat itukah kalian? Aku cemburu."
Bibi Kim tersenyum, anak bungsunya memang manja. Pencemburu, jika kakaknya bermanja ke dirinya saja Sejin selalu cemberut. "Lagipula dia calon menantu ku bukan?" Sejin terbatuk lagi, bahkan lebih lama membuat Bibi Kim menepuk pelan punggungnya dan memberikan segelas air putih. "Dia serius mencintaimu lho!" Telinga Sejin memerah, malu sekali.
"Kopi sudah datang!" Hyema datang dengan kedua kopi yang membuat Sejin bangkit dan menerimanya, membantunya juga. "Kalian cocok sekali." Hyema hanya tersenyum mendengar Bibi Kim berbicara seperti itu berbeda sekali dengan Sejin yang menjadi sedikit canggung, bingung harus menanggapi seperti apa. Walau jujur, didalam hatinya ya sedikit bahagia, tidak sih memang bahagia. "Aku dan Ahjussi memang cocok, aku Aries dan Ahjussi Sagittarius, cocok tahu. Memang ditakdirkan untuk bersama kedua zodiak itu!" jawab Hyema kelewat semangat dengan kedua tangan yang ditepuk pelan berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGATARES ✓
Fanfiction[ CERITA LENGKAP ] Umur 17 mungkin umur yang terkutuk bagi Lee Hyema. Kehidupannya hancur, dalam urusan keluarga, cinta dan sahabat. Namun, dia tidak serapuh itu. Dia bukan putri di negeri dongeng yang selalu dimudahkan hidupnya. Mungkin karena hidu...