14. Aku Cemburu

4.6K 229 48
                                    

Mobil ia kendarai pelan begitu telah masuk kawasan parkir gedung apartemen. Ia benar-benar tak sabar menumpahkan segalah kerinduannya seharian ini. Note yang diselipkan perempuan itu pada kejutan kotak makan siangnya masih ia simpan rapi di dalam dompetnya. Kotak hitam kosong itu juga ia bawa pulang sesuai perintah dalam note tersebut.

"Habiskan Mas, kotaknya bawa pulang besok kuisikan lagi 😉."

Namun tidak beruntung wajah cerianya tidak bertahan lama saat dirinya merasa mengenali sosok perempuan yang keluar dari sebua mobil hitam di depannya sana bersama seorang lelaki. Nafasnya tercekat. Jantung bergemuruh hebat menyakitkan. Tangannya mencengkram erat stir mobilnya.

"DASAR JALANG! BANGSAT! "

Tak sabaran sudah terlanjur marah. Rakka keluar dari mobilnya. Berjalan cepat ke arah di mana seseorang yang ia sebut dengan panggilan jalang itu. Dadanya bergemuruh seiring dengan amarahnya yang tak kunjung meluruh. Semakin marah semakin nyeri saat matanya menangkap sosok yang ia sebut dengan jalang itu sedang tersenyum manis pada laki-laki di depannya sana. Ada nyeri luar biasa di dalam dadanya.

"Aduh... Aduh... " seru sosok itu kesakitan saat merasakan seseorang menarik tangannya kasar dan lebih parahnya sosok itu adalah Rakka tuannya sendiri. Ck bukannya memang seperti inilah sifat asli si iblis itu.

"Pak Rakka anda tolong jangan kasar." ucap laki-laki itu meminta padanya agar tidak berperilaku kasar terhadap gadis yang tadi pulang bersamanya itu. Ia cukup geram melihat perilaku seperti ini. Tugas laki-laki itu melindungi bukan menyakiti tanpa perduli status derajat dan tahta.

"Maaf Pak Bima saya ada perlu dengan ART saya. Kami permisi. " balas Rakka menarik kasar sosok itu tanpa menunggu Bima membalas perkataanya. Ia sudah terlalu muak dengan dua orang tak tau malu ini.

Berjalan cepat ke arah mobilnya yang terparkir tak begitu jauh dari tempatnya berdiri tadi. "MASUK! " bentaknya sembari membuka pintu depan penumpang dengan kasar. BRAKK... pintu di tutup kasar dari luar begitu sosok itu telah duduk di dalam sana.

Hening tak ada yang bersuara. Rakka mengendarai mobil keluar area gedung apartemen dengan kecepatan penuh. Amarah yang menguasainya membuatnya tak bisa berpikir jernih. Sosok di sampingnya itu sendiri hanya bisa mengernyitkan dahinya menatap Rakka tak mengerti. Ada apa dengan laki-laki itu? Kenapa semarah ini?

Tiiiiit..... Tiiiiiittttt... Tiiiiittt....

Klakson-klakson saling bersahutan memaki dirinya yang berkendara tidak tau aturan. Tapi Rakka tetaplah Rakka tak pernah perduli. Hanya satu yang harus menjadi perdulinya saat ini. Ya sosok di sampingnya yang nampaknya mulai berpengaruh besar pada kehidupannya.

Hingga mobil yang dikendarai itu berhenti. Ia dengan amarah yang masih belum memudar keluar dari mobilnya. Berjalan cepat dengan rahang yang mengeras ke arah pintu penumpang bagian depan. Matanya memerah dadanya masih berdebar sakit. Rakka membuka pintu itu dengan kasar. "KELUAR! " bentaknya.

"Aduh...sakit," ringis sosok itu saat lengannya kembali ditarik paksa. Sebenarnya ada apa dengan laki-laki ini ya Tuhaaaaan.... Sedikit tertatih dirinya mengikuti langkah Rakka yang menyeretnya. Tanda tanya besar bersarang di kepalanya. Sei gatnya ia tak melakukan kesalahan. Mengapa laki-laki ini bisa sampai semurka ini?

Hanya terdiam. Saja saat Rakka menatapnya tajam selepas melepas cengkramnya. Ia masih tak mengerti apa yang sedang terjadi. Menunggu laki-laki itu bersuara mengatakan semuanya. Firasatnya sebenarnya tak enak. Tapi apa seingatnya hari ini ia tidak melakukan kesalahan apapun.

Masih menatap sosok di depannya ini dengan pandangan membunuh. Amarahnya kembali meledak-ledak. Lebih parah lagi saat ia teringat Bima terang-terangan membela sosok di sampingnya ini. "PUAS KENCANNYA? DAPAT BERAPA JUTA? APA KURANG CUKUP GAJI DARIKU?" makinya melepas semua kontrol di dalam tubuhnya. Wajahnya memerap padam menahan emosi. Ia tak menyangka benar-benar tak menyangka sosok yang ia kenal baik-baik saja sebelum dirinya yang merusaknya itu kenapa malah menjadi seperti ini.

Taste Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang