"Harusnya kau menghapus coretan hitamnya, bukan malah menebali dengan tinta permanen Rakka. DASAR BODOH! "Terduduk lunglai di lantai marmer ini Rakka meraup kasar wajah tampannya. Semuanya menjadi semakin berantakan dan itu karena ulahnya ya. Andai saja ia lebih bisa mengontrol emosi akhirnya tak akan menjadi kacau seperti ini. Hubungan yang sedari awal memang tak pernah nyata seakan semakin menjadi fana.
Sekarang dirinya harus apa? Menyesali semuanya? Tidak! Menyesali keadaan yang telah terjadi bukan jalan yang tepat. Tak akan mengubah luka menjadi tawa. Menghelah nafas berat tak menemukan solusi yang tepat. Bersadar pasrah entah pada apa saja yang ada di belakangnya. Ia benar-benar lelah. Alur kisahnya mengapa begitu rumit begitu tidak jelas bakan untuk ditebak saja sangat sulit. Hingga suara gaduh yang ditimbulkan tong sampah yang terguling akibat ulah punggungnya memaksanya harus bergerak membereskan kekacauan itu sebelum semuanya semakin berantakan. Sampai sesuatu yang mengintip di bibir tempat pembuangan itu cukup mencuri perhatiannya. Tanpa banyak pikir ia segera memastikan.
Satu tamparan begitu keras dan menyakitkan nampak mulai menjamah organ perasanya. Bersamaan dengan terbacanya tulisan yang nampaknya sudah tak jelas lagi di sana. Bercampur dengan krim dan sampah-sampah lainnya. Nyeri semakin terasa menggerogoti hati. Perlahan menghimpit membuat sesak semakin menjadi. Hanya kata maaf yang bisa ia rapalkan berkali-kali dalam hati. Penyesalan berselimut rasa bersalah meledak-ledak di dalam hatinya.
Kalimat sederhana yang tak satupun orang mengucapkannya bahkan sampai hari telah berganti. Bahkan untuk orang yang mengaku mencintainya pun tak mengatakannya sama sekali. Lalu apa seperti itu bisa dikatakan cinta. Setaunya cinta tidak seegois ini. Setaunya cinta itu bahagia bersama bukan bahagia sendiri karena tercapainya obsesi.
"Maafkan aku Mel maaf, " batinnya dengan tubuh bergetar. Tangisnya tak bisa ia tahan lagi tumpah ruah begitu saja. Biar saja orang mengatakan dirinya seorang banci ia tak perduli. Tersedu-sedu ia bangkit dari lantai. Berjalan linglung mencari benda kecil yabg mungkin bisa mengatarkannya membereskan masalah dan memperbaiki keadaan.
***
Berjalan setengah berlari Rakka menyusuri tiap-tiap lorong pasar. Tak sedikit orang yang memandangnya aneh. Penampilannya cukup mencuri perhatian seisi pasar. Katakan siapa yang tak kaget tiba-tiba pasar kedatangan laki-laki dengan pakaian tidur yang sepertinya belum mandi itu ah lebih buruk wajah sembabnya jelas terekspos. Untungnya wajah tampannya ssdikit menolong. "Maaf... Maaf Bu." ucapnya buru-buru saat ia tak sengaja menabrak seorang ibu-ibu. Sedang sang ibu hanya memandangnya aneh. Namun ia tak begitu perduli ia harus segera menemukan wanitanya. Hingga sosok di ujung sana yang sepertinya ia cukup mengenali mencuri perhatiannya.Jantungnya berdebar keras sering dengan langkahnya yang semakin lebar menghapus jarak. Tapi bagaimana jika wanita itu marah. Ah bukan bagaimana lagi rasanya amarah memang pantas ia dapatkan. Dirinya sudah sangat keterlaluan. Ia bahkan tau betul wanita adalah wanita baik-baik dan satu-satunya yang membuat rusak adalah dirinya. Lalu sekarang ia masih setegah ini ck menuduh, membentak, memaki yang tidak-tidak.
Bising suara pedagang dan pembeli yang berlomba-lomba namoak tak begitu ia perdulikan. Hanya satu tujuannya saat ini satu fokusnya saat ini. Pada sosok yang nampak asik memilah-milah sayuran segar. Debaran di dalam dadamya semakin menjadi begitu telapak tangannya menyentuh pundak berlapis jaket tersebut.
"Ah iya ada yang bisa saya bantu bu? Mas Rakka." kalimat Melody memelan begitu saja begitu dirinya sadae siapa yang menyentuh pundaknya. Seingatnya tadi yang berada di belakangnya adalah seorang ibu-ibu, lalu mengapa sekarang malah berubah menjadi lelaki satu ini. Sial saja jantungnya enggan diajak bekerja sama. Tak lama-lama ia keluar dari kerumuanan sedikit menjauh mencari tempat longgar.
![](https://img.wattpad.com/cover/225113363-288-k620914.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste
Romansa📢 ... PERINGATAN KAWASAN DEWASA❗️ AUTHOR TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS SEGALA EFEK SAMPING YANG DIDAPAT❗️ BERBIJAKLAH DALAM MEMBACA❗️ *** "Aahhhh.... Tuan tolong hentikaaannn! " Jeritan seorang maid menggema di dalam sebua kamar. "Tidak akan sayan...