31. Blank

14 3 5
                                    

Happy Reading 💜😊

####

Selalu berharap agar Tuhan mempertemukan kita dengan cara dan waktu yang baik. Meskipun hati kita masing-masing sedang tidak dalam kondisi yang baik















































































Saat mobil milik Bagas sudah sampai di tempat parkir cafe yang menjadi tempat berkumpul teman-teman nya. Dengan sangat terpaksa Bagas melangkahkan kaki nya untuk masuk ke dalam cafe. Mata nya mengitari penjuru ruangan dan terlihat lah Tama yang sedang melambaikan tangan padanya

"Kemaren susunan proposal nya udah gue kasih ke Shinta. Kenapa masih ngadain rapat juga?!"

Tidak ada salam ataupun basa-basi yang Bagas ucapkan. Cowok dengan wajah putih kemerahan itu akan langsung membidik lawan bicaranya dengan pertanyaan yang menjadi topik pembicaraan.

Basa-basi dalam kamus hidup Bagas tidak pernah ada

"Iya, udah gue liat kok dan udah selesai di revisi juga"

"Lah terus? Ngapain nyuruh gue kesini, bangsat?"

"Duduk dulu pak ketu" sahut Putra yang duduk di samping Tama, seraya menenangkan emosi sang ketua yang sangat mudah terpancing

Lagi-lagi dengan penuh keterpaksaan Bagas duduk di bangku sebelah Putra

"Gue cuma pengen liat lo aja"

Merasa kesal dengan jawaban Tama karena tadi saat dia sedang santai-santai sembari menunggu chat dari Rain untuk menjemputnya, Rizki menelpon Bagas katanya ada bagian proposal tentang kegiatan akhir tahun yang harus di revisi

Namun ternyata mereka dengan tak berdosa nya malah membuat Bagas seperti orang kebakaran jenggot karena meninggalkan adiknya sendirian di rumah dengan kondisi memperihatinkan

"Lo bilang nya rapat ya, bangsat?!" Bagas menunjuk Rizki yang duduk santai di meja sebelah sambil menyeruput minuman pesanan nya

Cafe yang menjadi tempat mereka berkumpul, merupakan cafe yang jaraknya lemayan jauh dari rumah Bagas. Jelas saja dia merasa kesal.

Rizki yang di bentak dengan tak terhormat itu langsung panik dan berusaha membela diri "T-tama yang nyuruh gue nelpon lo Pak Ketu!"

Tama mendelik kearah Rizki karena sekarang jadi dia yang harus menghadapi Bagas dengan segala kalimat menusuknya

"Y-ya g-gue cuma mau tau, lo masih tanggung jawab atau nggak sama tugas lo. Eh ternyata lo profesional.. Gue bangga sama lo Gas..... Meskipun cocot lo tajem kaya bebek" kata cowok tampan itu sambil menepuk bahu Bagas, Tama berusaha membela diri

Akhirnya tanpa mendengarkan ocehan tak berguna para makhluk idiot itu, Bagas mengambil kunci mobil nya dan segera angkat kaki dari hadapan para teman gila nya

Beruntung di cafe ini hanya terisi oleh meja mereka, jika saja cafe sedang ramai pasti sekarang perhatian para pengunjung lain terarah pada drama yang sedang cowok-cowok tampan itu main kan

"Pak ketu! Nongki dulu lah!" sahut Putra mencoba basa-basi

Tama menghalangi langkah Bagas, dan itu sangat membuat nya kesal "Lo tau? Adek gue kondisi nya lagi gak memungkinkan untuk gue tinggal! Lain kali, kalo mau ngeprank tuh kasih tau dulu"

"Orang tolol macam apa yang mau ngeprank tapi, malah ngasih tau?" Rizki menyambar dan mendapat pelototan maut dari Bagas, membuatnya terdiam di tempat

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang