19. Go!

17 5 5
                                    

Happy Reading

###

Semua kembali pada masa awal
Dimana hanya ada aku dan dia
Dia selalu mengikuti ku
Tak pernah meninggalkan ku sendiri
Tidak seperti kalian
Yang hanya sanggup bertahan sampai hari ini namun, tidak dengan esok

Benar,
Pada akhirnya, bayanganlah teman setiaku
______________________________

Saat tiba di kelas, cowok kurus nan tinggi itu pun duduk dengan tenang. Seolah-olah pikirannya tidak penuh oleh berbagai hal, padahal nyatanya kepala ini sangat ingin meledakkan diri. Reyhan pusing sendiri memikirkan itu semua

Baru kali ini, dia menjadi overthinking. Dia begitu, tentu saja akibat ulahnya sendiri. Jadi percuma jika dia menceritakan hal ini pada Jovan, Andre, dan Irfan alias teman-teman idiot itu perihal masalah sekarang. Yang ada bukannya mereka membantu, justru malah membuat dirinya kebakaran kumis

"Woy Rak, bengong aja lo!" Pundaknya di pukul, ah tidak bahkan ini bisa di sebut di tonjok dengan keras oleh seseorang

"Sakit bego!"

"Lebay banget lo Rak, biasanya juga kena bola kenceng lo gak papa" balas orang itu yang menjadi teman sebangkunya

Lalu, di susul oleh dua orang lagi yang sungguh membuat pagi Reyhan sangat amat memuakkan dan cenderung pahit
"Kenapa lo liatin gue kaya gitu? Lo normal kan Rey?" Tanya Irfan bergidik ngeri

"Kalopun gue belok, lo berada di list terakhir yang gue pacarin" ketus Reyhan

"Jangan temenin Reyhan yaaa, dia belok" Andre berteriak dengan kencang sampai-sampai anak cewek di kelasnya terkejut

Reyhan menjambak rambut Andre yang lemayan panjang lalu, menyuruhnya untuk duduk
"Apaan si lo, dre!!" Sahut Reyhan tak terima

"Lah, kok jadi gue Rak?"

Reyhan menatap tajam sohibnya yang paling idiot di antara yang lain itu. Tatapan risih dan absurd Reyhan berubah dalam sekejap

Tidak, dia tidak marah pada Andre dia hanya sedang ingin mengeluarkan ekspresi yang sangat jarang dia tampilkan ini
"Nama gue Reyhan, bukan Raka. Jadi jangan panggil gue Rak"

Andre tertawa garing, lagipula anak bayi juga tau kalau sohibnya yang satu itu bernama Reyhan dan bukan Raka
"Yang manggil Lo Raka itu siapa?"

Perlu di pertegas, wajah dingin atau wajah murka Reyhan tentu saja menimbulkan aura yang tidak bersahabat tapi, baik Andre, Jovan, dan Irfan mencoba biasa saja.

Toh, aslinya Reyhan hanyalah kumpulan tulang belulang yang haus akan kasih sayang seorang gadis. Begitulah pikir ketiga cowok itu

"lo" jawab Reyhan tak mengerti arah perbincangan mereka

Sedangkan Irfan dan Jovan hanya menonton perdebatan aneh dua orang di depannya ini. Melihat Reyhan frustasi sepeti itu, menjadi hiburan tersendiri bagi mereka. Jika saja ada penjual pop corn, pasti mereka berdua akan membelinya untuk camilan dalam menonton pertunjukan ini

"Gue panggil Lo Rak bukan bearti Raka"

"Terus? Ngomong yang bener apa! Jangan setengah-setengah, lo gak lagi nyicil motor!" Kesal, tentu saja. Bahkan sangat kesal, jika Reyhan tidak ingat malu, sedari tadi pasti sepatu mahal yang di berikan Papa nya sudah mendarat mulus di wajah Andre

Intinya, Reyhan sangat kesal

Di perlakukan seperti ini oleh makhluk tuhan paling abstrak yang bernama Andresta Pramudya Wibowo

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang