5. Nasib Reyhan

35 9 0
                                    

Selalu menjadi pilihan terakhir, itu gue
-Reyhan Aksen Wijaya

Setelah sampai di SMA Jaya Nusa alias sekolah Rain, Rain pun turun tapi justru kakaknya malah menjalankan mobilnya hingga ke dalam parkiran sekolahnya

Rain melihat Bagas namun, Bagas seolah tak peduli

Mobil pun berhenti, Rain langsung melepaskan sabuk pengaman nya dan berniat untuk turun

"Makasih tumpangannya" katanya singkat dengan nada yang datar sembari membuka pintu mobil

Dia turun dari mobil Bagas lalu, matanya menangkap pemandangan yang sangat tidak ingin dia lihat. Pemandangan kakak beradik yang sangat terlihat akrab satu sama lain

"Pergi Lo dari sini"

Rain langsung menoleh kearah suara yang sangat menusuk itu dan ternyata suara tersebut adalah suara Farel

"S-siapa??" Lirih Rain

Semoga saja yang di maksud Farel bukanlah dirinya

"Kakak kamu"

Bagas belum beranjak dari lingkungan sekolah Rain. Mobilnya masih terdiam disana dengan kaca mobil yang terbuka lebar sehingga Bagas dapat mendengar dengan jelas bentakan dari Farel

Bagas sesaat menatap Rain yang berada persis di sebelah mobilnya

Sangat terlihat bahwa adiknya itu takut, dan gelisah. Kenapa Rain jadi lemah seperti itu??

Dengan penuh pertimbangan antara hati kecil dan gengsi, lagi dan lagi Bagas menuruti gengsi dan egonya. Dia mencoba untuk menghiraukan keributan yang berada di dekatnya itu

Jarak sekolahnya dan sekolah Rain membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika sekarang dia tidak buru-buru berangkat, cap nya sebagai ketua OSIS teladan akan berkurang nanti

Rain menatap kepergian Bagas dengan mata sendu. Bahkan Rain sudah mengisyaratkan bahwa dirinya membutuhkan pembelaan namun, Bagas seolah tak peduli

"Masih aja bareng sama dia, gak kapok??" Tanya Farel sengit

Perkataan Farel membuat Rain mendongak dan melihat kedua mata tegas itu
"Dia kakak aku Rel.."

"Tapi dia yang udah bocorin strategi kita!!" Farel membentak Rain dengan keras

Ketiga teman Farel mencoba menenangkannya agar Farel tetap sadar bahwa yang di hadapannya ini adalah seorang gadis

"Apaan si Lo bertiga!!!" Farel membentak ketiga temannya juga

Lalu, Farel melangkah mendekati Rain yang masih terdiam disana dan mencengkram kuat kedua pundak gadis itu

"Rel,, jangan gila"

"Rel kita udah jadi bahan tontonan ini woy!!"

"Rel dia cewek Rel!!!"

Percuma, peringatan ketiga temannya tidak di dengarkan oleh Farel yang sudah benar-benar dipenuhi oleh kemarahan

Farel menyeringai di hadapan kekasihnya itu
"Jelas aja Lo di bilang penghianat. Karena emang kenyataannya Lo kaya gitu. Musnahin muka polos Lo, gak pantes tau gak!!"

Rain dengan susah payah menelan ludah nya dan menggeleng perlahan berharap apa yang didengarnya barusan hanyalah ilusi

"K-kamu percaya sama omong kosong mereka??" Tanya Rain dengan nada suara yang bergetar parau

"Omong kosong?? Gak salah?? Bahkan jerih payah gue aja gak bernilai di mata Lo Rain!! Lo gak ngerti rasanya ngorbanin banyak waktu banyak tenaga tapi, akhirnya malah curang!!!"

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang